Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 13:26 WIB | Selasa, 26 Juli 2016

300 Pelaku Usaha Hadiri RIF 2016 di Palembang

Kepala BKPM, Franky Sibarani (kiri) dan Deputi Pengendalian dan Pelaksanaan BKPM, Azhar Lubis (kanan) dalam konferensi pers “Realiasi Investasi Triwulan I Tahun 2016” di kantor BKPM, Jakarta, hari Senin (25/4). (Foto: Dok. satuharapan.com/Melki Pangaribuan)

PALEMBANG, SATUHARAPAN.COM - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus berupaya untuk meningkatkan pemerataan penyebaran investasi ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya wilayah Sumatera. Salah satunya melalui kegiatan Regional Investment Forum (RIF) Tahun 2016 yang diselenggarakan di Hotel Arya Duta, Palembang, pada hari Selasa (26/7).

RIF kali ini mengusung tema “Exploring Sumatra’s Potential For Quality Investment” yang dihadiri dari stakeholder baik di Pusat dan Daerah, serta calon investor maupun investor existing yang berasal dari Singapura, Australia, Jepang, Taiwan, Eropa dan Tiongkok. Tercatat kurang lebih 300 peserta terdiri dari pengusaha nasional maupun asing hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan di provinsi lumbung energi nasional tersebut.

Kepala BKPM, Franky Sibarani, mengemukakan bahwa kegiatan RIF dimaksudkan untuk melakukan sosialisasi pemasaran potensi dan peluang investasi di wilayah Sumatera serta diperuntukkan sebagai forum sosialisasi berbagai kebijakan yang baru diterbitkan Pemerintah dalam bidang penanaman modal.

“Acara ini juga dimanfaatkan BKPM untuk mendorong sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang harus terus dilakukan,” kata Franky dalam keterangan resmi kepada media, hari Selasa (26/7).

Acara RIF 2016 di Palembang dibuka oleh Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Farah Ratna dewi Indriani.

Acara tersebut menampilkan seminar diskusi panel dan parallel meeting (debottlenecking, one-on-one meeting, dan dialog strategi pemasaran kawasan industri) serta pameran peluang potensi investasi dari seluruh provinsi di wilayah Sumatera.

Dalam diskusi panel, BKPM menyampaikan topik terkait Reformasi Pelayanan Perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Izin Investasi 3 Jam (123J), Kebijakan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK); perwakilan kementerian Tenaga Kerja; perwakilan Ditjen Bea Cukai; perwakilan Pokja 1 membidangi Kampanye dan Diseminasi Kebijakan Ekonomi.

Kemudian Satuan Tugas Percepatan dan Efektifitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi yang akan menyampaikan terkait Kampanye dan Diseminasi Kebijakan Ekonomi khususnya Paket-Paket Kebijakan Ekonomi yang telah dikeluarkan Pemerintah serta perwakilan Himpunan Kawasan Industri (HKI).

BKPM juga memberikan kesempatan kepada para calon investor atau investor yang hadir untuk melakukan one-on-one meeting dengan para stakeholder di daerah baik kalangan Pemerintah maupun dunia usaha.

“Kami berharap melalui kegiatan one-on-one meeting tersebut, para calon investor atau investor dapat memperoleh informasi ‘first hand’ secara langsung untuk mengetahui secara detail peluang di daerah termasuk ketersediaan lahan, informasi kawasan industri dan lain sebagainya,” kata Franky.

Pemerataan Pembangunan

Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal Azhar Lubis yang membuka acara RIF di Palembang tersebut, menjelaskan bahwa pemerataan pembangunan penanaman modal didorong keluar Pulau Jawa, khususnya industri pengolahan yang berbasis sumber daya alam seperti hilirisasi pertanian dan perkebunan seperti hilirisasi kelapa sawit menjadi obat-obatan (farmasi) atau kosmetika.

“Sebagai wilayah yang kaya dengan sumber daya alam dan berada di lokasi strategis di Samudra Hindia, kedua industri tersebut merupakan peluang investasi yang didorong untuk wilayah Sumatera,” ujar Azhar dalam konferensi pers di Palembang, hari Selasa (26/7).

Menurut Azhar, guna menarik minat investor, perlu didukung dengan infrastruktur serta pengembangan Kawasan Industri maupun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sudah ditetapkan, meliputi KEK Sei Mangke, Kawasan Industri Kuala Tanjung di Sumatera Utara dan KEK Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan.

“Kami juga berharap dapat terjalin business matchmaking dengan calon mitra potensial di daerah. Selainitu, debottlenecking meeting dapat dimanfaatkan bagi investor yang mengalami kesulitan dalam merealisasikan investasinya, dan dialog strategi pemasaran kawasan industri/KEK diperuntukkan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun strategi mengembangkan dan memasarkan potensi wilayahnya secara efektif dan efisien," kata Azhar.

Selain hal tersebut, saat ini sedang disiapkan pembangunan jalan tol trans Sumatera sepanjang 2.700 kilometer. Pembangunan jalan tersebut akan mendukung terbentuknya Asian Highway di Sumatera.

Jalan tersebut dibangun untuk meningkatkan konektivitas, sehingga diharapkan dapat menjadi tulang punggung (backbone) di wilayah pertumbuhan. Dalam kegiatan tersebut, turut ditandatangani Nota Kesepahaman mengenai pembangunan dan pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api antara Dewan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan PT Hutama Karya (persero).

Sumatera Siap Berkompetisi

Sementara Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menambahkan bahwa kesiapan Sumatera Selatan bangga menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan RIF tahun ini.

“Kami siap dan menunjukkan bahwa Sumatera Selatan merupakan tujuan utama investasi yang siap memfasilitasi investor asing yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia,” jelasnya.

Gubernur Sumsel tersebut menyatakan kesiapan provinsi dalam bersaing tidak hanya terhadap provinsi- provinsi di Indonesia, namun juga terhadap alternative lokasi investasi lain di luar Indonesia seperti Vietnam, Thailand, Malaysia maupun Negara-negara tetangga lainnya yang merupakan pesaing Indonesia.

“Infrastruktur Sumsel kelas dunia, perizinan kami selalu nomor dua di bawah Jawa Timur itu juga karena gedungnya, kalau gedungnya dibangun lebih baik lagi kami bisa nomor satu,” imbuh Alex.

Alex menilai bahwa kesiapan Sumatera Selatan juga ditunjukkan dengan penghelatan event Asian Games 2018.

“Itu sebenarnya tujuannya bukan Asian Gamesnya tapi menunjukkan bahwa infrastruktur Sumatera Selatan seperti LRT, jembatan Musi dan proyek infrastruktur yang saat ini sedang dikerjakan siap mendukung investasi yang akan dilakukan oleh investor-investor baik domestik maupun asing,” katanya.

Dari data BKPM, realisasi investasi Sumatera year on year pada tahun 2015 sebesar Rp 84,4 triliun, tumbuh sebesar 19 persen jika dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 71 triliun. Sementara pada Triwulan I tahun 2016 sebesar Rp 33 triliun, naik sebesar 63.9 persen, jika dibandingkan pada Triwulan I tahun 2015 sebesar Rp 21,1 triliun.

Dengan melihat potensi investasi kawasan Sumatera yang cukup menjanjikan, maka diharapkan pada tahun 2016 mampu menyumbang Rp 89,22 Triliun dari Rp 594,8 triliun (15 persen kontribusi terhadap kebutuhan investasi nasional). Nilai investasi tersebut diharapkan dapat menopang kesinambungan ekonomi nasional, kiranya dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi bakat-bakat berkualitas di wilayah Sumatera.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home