Loading...
DUNIA
Penulis: Bayu Probo 20:34 WIB | Sabtu, 19 April 2014

32 Korban Meninggal Feri “Sewol”

Proses penyelamatan korban Feri Sewol terus dilakukan. (Foto: AFP)

SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Jumlah korban jiwa feri tenggelam di perairan lepas pantai Pulau Jindo, ujung barat daya Korea Selatan, naik menjadi 32 orang.

Penjaga Pantai Korea Selatan mengatakan  tiga mayat lagi ditemukan pada Sabtu (19/4) siang di perairan di dekat lokasi kecelakaan, sehingga jumlah korban jiwa jadi 32.

Dari ke-476 penumpang kapal feri itu, 32 telah dikonfirmasi tewas, sementara 270 orang belum ditemukan. Jumlah penumpang yang diselamatkan belum berubah, 174 jiwa.

Satu mayat perempuan yang memakai jaket pelampung ditemukan pada pukul 16.55 waktu setempat sekitar 100 meter dari feri yang tenggelam tersebut.

Satu mayat ditemukan pada pukul 17.47 waktu setempat di perairan di dekat feri itu, sedangkan satu mayat lagi ditemukan pada pukul 17.58 waktu setempat.

Di antara penumpang terdapat 325 pelajar sekolah menengah dan 15 guru yang sedang melakukan perjalanan lapangan empat-hari.

Kapal tersebut bertolak dari Pelabuhan Kota Incheon di bagian barat Korea Selatan, Selasa malam (15/4), menuju Pulau Pelancongan Jeju di bagian selatan negeri itu dan tenggelam sehari kemudian.

Korban di Kabin

Beberapa mayat ditemukan, Sabtu pagi, di dalam kabin penumpang kapal feri Korea Selatan, yang tenggelam di lepas pantai barat daya negeri itu Rabu lalu, demikian laporan lembaga penyiaran setempat, YTN.

Penyelam penjaga pantai, Angkatan Laut dan swasta telah berusaha memasuki kompartemen penumpang di lantai tiga dan empat kapal dengan lima lantai tersebut pada malam hari.

Sejumlah mayat ditemukan oleh penyelam untuk pertama kali tiga hari setelah kapal dengan bobot 6.825 ton itu terbalik dan tenggelam di perairan Pulau Jindo di dekat ujung barat daya Korea Selatan.

Para penyelam tiba di lantai tiga dan empat kapal yang tenggelam tersebut tapi belum masuk ke kabin penumpang, lapor Xinhua.

Sebanyak 35 penyelam penjaga pantai dilaporkan berusaha memasuki kompartemen penumpang pukul 02.00 waktu setempat, dan 11 penyelam swasta berusaha mencapai kabin pukul 03.00. Operasi pencarian dilanjutkan pukul 04.00, demikian laporan media.

Di antara penumpang terdapat 325 pelajar sekolah menengah dan 15 guru yang dalam perjalanan karya wisata empat hari.

Kapal tersebut bertolak dari Kota Pelabuhan di bagian barat Korea Selatan, Incheon, Selasa malam, menuju Pulau Pelancongan Jeju di bagian selatan negeri itu.

Jaksa Ingin Tangkap Kapten

Para jaksa mengaku telah meminta pengadilan untuk menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap kapten feri Korea Selatan yang tenggelam dua hari lalu.

Jaksa juga telah meminta surat perintah penangkapan serupa untuk para awak feri tersebut.

Penyelidikan atas feri tenggelam ini terpusat pada pembelokan tajam sebelum tenggelam dan apakah kapten kapal telah memerintahkan evakuasi cepat untuk menyelamatkan nyawa penumpang.

Penyelidik juga menginvestigasi apakah kapten kapal meninggalkan kapal begitu akan karam.

Bunuh Diri

Wakil Kepala Sekolah sebuah SMA di Korea Selatan yang mendampingi ratusan siswa dalam karya wisata menggunakan feri yang lalu tenggelam, diketahui meninggal dunia setelah melakukan bunuh diri.

Kang Min-gyu (52) menghilang sejak Kamis lalu.  Dia didapati gantung diri dengan menggunakan ikat pinggangnya pada sebuah pohon di luar gimnasium di kota Jindo di mana sanak keluarga korban feri tenggelam yang kebanyakan anak sekolah itu berkumpul.

Polisi mengatakan Kang tidak meninggalkan catatan bunuh diri, namun polisi sebelumnya mencari dia karena dia dilaporkan menghilang oleh rekan sesama guru.  Dia ditolong dari feri yang tenggelam Rabu lalu.

Dari 475 penumpang dan awak feri tersebut, 28 orang resmi dinyatakan meninggal dunia sebelum Kang bunuh diri dan 179 diselamatkan.

Kebanyakan penumpang feri ini adalah para pelajar SMA Danwon di Ansan, pinggiran Seoul, yang semuanya tengah liburan sekolah.

Para penyelam berjuang melawan gelombang tinggi dan ganas untuk mencapai feri tenggelam itu, namun sudah tipis kemungkinan menemukan korban hilang lainnya.

Di Ansan, sanak keluarga korban berkumpul. “Ketika pertama kali saya menerima kabar, saya masih punya harapan. Tapi kini semua itu musnah,” kata Cho Kyung-mi yang menantikan kabar keponakannya yang berusia 16 tahun.

Di ruang kelas, para siswa lainnya  meninggalkan pesan-pesan mereka di bangku, papan tulis, sampai jendela ruang kelas, berharap teman-temannya kembali dengan selamat.

“Jika aku melihatmu lagi, aku akan bilang padamu aku cinta padamu, karena aku belum cukup bilang itu padamu,”  tulis seorang siswa.

Sementara itu pihak berwajib menyelidiki insiden ini dengan dipusatkan pada kelalaian awak kapal, daya angkut kargo dan kesalahan struktural kapal kendati feri ini sudah memenuhi kelaikan keamanan dan pengecekan.

Kapten kapal yang berusia 69 tahun itu juga diperiksa karena dia menjadi salah satu yang pertama menyelamatkan diri dari kapal yang sedang menempuh perjalanan sejauh 400 km dari Incheon ke Pulau Jeju.

Sejumlah media melaporkan bahwa kapal itu berbelok sangat cepat sehingga membuat muatan kargo bergeser dan lalu kapal menjadi tidak seimbang sebelum akhirnya tenggelam, demikian Reuters. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home