Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 18:58 WIB | Senin, 30 Mei 2016

4, 1 Juta Anak di Indonesia Telantar

Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI ) Khofifah Indar Parawansa di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Senin (30/5). (Foto: Endang saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa ada sekitar 4,1 juta anak telantar di Indonesia.

Menurut Khofifah dari jumlah tersebut ada yang diasuh keluarga, diadopsi keluarga lain, berada di panti asuhan dan yang masih hidup di jalanan.

“Ada 4,1 juta anak Indonesia telantar, dan terkait kekerasan, yang kami amati ada tiga macam kekerasan yang dialami perempuan dan anak. Tiga hal tersebut di antaranya kekerasan fisik, emosional dan seksual,” kata Khofifah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Senin (30/5).

Selain itu, kata Khofifah kepada anak laki-laki lebih tinggi dari tiga kekerasan itu. Pelaku kekerasan laki-laki biasanya korban dari temannya. Sedangkan perempuan banyak dari pacarnya.

“Dari kekerasan itu rata-rata banyak pemerkosaan dan pencabulan. Dalam perlindungan anak perlu adanya pencegahan dan respons kasus,” kata dia.

“Kita melihat ternyata kekerasan fisik lebih banyak dialami anak laki-laki dari pada perempuan, kekerasan psikis lebih banyak dialami oleh laki-laki, kekerasan seksual juga banyak dialami anak laki-laki daripada perempuan,” dia menambahkan.

Jadi yang sebetulnya yang harus dibangun dalam menghadapi kekerasan terhadap anak kesadaran bersama antara lain Kementerian, Lembaga dan Masyarakat.

“Para pelakunya sebagian besar kita liat kekerasan terhadap fisik, psikis dan seksual itu adalah teman dekat. Pada posisi pemetaan ini, terutama teman sekelas, teman sebaya, maka yang harus dilakukan adalah bagaimana preconditioning di sekolah oleh para guru dan BP, itu bisa menyatu dengan suasana faktual yang terjadi,” kata dia.

“Bullying selama ini tidak terlalu fokus, padahal bullying bisa menyebabkan 40 persen bisa bunuh diri. Ketika bullying terjadi di kelas, punishment terhadap guru tidak terlalu tampak. Dan bullying yang melakukan rata-rata adalah teman sekelasnya. Artinya bahwa harus ada proses penguatan peran guru,” dia menambahkan.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengatakan, anak belum dilihat sebagai aset negara yang akan meneruskan kepemimpinan bangsa ini.

“Anak masih saja diperlakukan tidak semestinya. Di mana-mana banyak laporan. Perkembangan sains dan pornografi juga menjadi pemicu kekerasan seksual tersebut. Hari ini ada 25 ribu image anak yang masuk setiap hari. Kita juga dalam darurat pornografi, undang-undangnya juga tidak diawasi,” kata dia.

Menurut Yohana Indonesia ini sedang krisis moral terhadap anak, pencabulan dilakukan orang-orang terdekat.

“Kebanyakan kekerasan seksual itu dilakukan oleh kerabat dekat. Antara keluarga dekat dengan anak sendiri,” kata dia.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home