Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 18:02 WIB | Kamis, 11 Februari 2016

500 Orang Tewas Dalam Serangan Pemerintah Suriah di Aleppo

Warga memeriksa kerusakan setelah serangan udara oleh pasukan pemerintah pro-Suriah di lingkungan Al-Shaar dari Aleppo, Suriah pada awal Februari. (Foto: Abdalrhman Ismail / Reuters)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM – Serangan pemerintah dukungan Rusia di Suriah utara, hari Rabu (10/2), dilaporkan menewaskan lebih dari 500 orang bulan ini, sementara Turki menghadapi tekanan baru untuk membuka perbatasannya bagi orang yang mengungsi dari kekerasan.

Kekuatan dunia mendesak Rusia untuk mengakhiri serangan udaranya, yang oleh seorang pejabat senior Amerika Serikat disebut "memungkinkan secara langsung mengaktifkan" kelompok bersenjata IS. Sementara itu Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu untuk membahas konflik.

Pertemuan tertutup muncul menjelang pembicaraan internasional yang sangat penting pada hari Kamis di Munich untuk mendorong perundingan perdamaian Suriah.

Pengamat Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan 506 orang tewas sejak pemerintah melancarkan serangan besar melawan pemberontak di provinsi Aleppo pada 1 Februari, termasuk 23 anak-anak tewas dalam serangan udara Rusia.

Puluhan ribu warga Suriah masih terlantar, hari Rabu, di perbatasan Oncupinar menuju Turki, yang masih tertutup.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, hari Rabu, mengatakan pihaknya membangun sebuah kamp baru untuk pengungsi di dalam Suriah, dan menyebutkan tidak adil meminta Turki membuka perbatasannya tanpa menekan Rusia atas pengebomannya.

"Saya merasa itu munafik bahwa beberapa kalangan yang mengatakan Turki untuk `membuka perbatasan` sementara pada saat yang sama gagal untuk memberitahu Rusia `ini sudah cukup`," kata Davutoglu kepada wartawan.

Turki telah menampung 2,7 juta pengungsi Suriah dan menolak untuk mengizinkan suatu gelombang baru masuk ke negaranya, menyebabkan banyak yang tidur dalam tenda-tenda atau di tempat terbuka.

Kelompok bantuan kesehatan Doctors Without Borders (MSF) mengatakan, sistem kesehatan di sekitar kota Azaz di provinsi Aleppo yang dilanda perang "hampir runtuh" karena pertempuran.

Sejak hari Sabtu lalu, rumah sakit MSF dekat kota Azaz telah mencatat peningkatan sekitar 50 persen di departemen rawat jalannya. Banyak yang menderita infeksi saluran pernapasan.

Sekarat

Mereka yang telah melarikan diri dari serangan menceritakan adegan teror dan penderitaan.

"Anak-anak sekarat karena bom dan kelaparan dan dingin. Mereka hidup di jalan-jalan. Mereka tidak punya tempat tinggal," kata Abdul Karim Bahloul.

Kelompok hak asasi manusia mendesak Turki untuk menerima mereka yang terlantar di perbatasan.

"Memaksa orang tetap berada di wilayah perang, di mana mereka memiliki resiko kematian dan cedera, bukan solusi untuk tantangan melindungi warga Suriah yang meninggalkan negara mereka," kata Human Rights Watch.

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) memperkirakan sekitar 50.000 orang telah mengungsi akibat kekerasan, terutama di daerah utara provinsi Aleppo.

"Dalam suhu yang sangat rendah dan, tanpa pasokan makanan, air dan tempat tinggal yang cukup, pengungsi berusaha bertahan dalam kondisi yang sangat genting," kata kepala ICRC di Suriah, Marianne Gasser.

Pertempuran pada Rabu berkecamuk di sekitar Tamura, utara kota Aleppo, dengan serangan udara Rusia terus-menerus pada beberapa desa di sekitarnya, kata Observatorium.

Pasukan pro-pemerintah telah melakukan serangkaian kemajuan pada bulan ini di provinsi Aleppo, dengan memutuskan jalur pasokan pemberontak.

PBB memperingatkan 300.000 orang di timur kota Aleppo akan terputus dari bantuan kemanusiaan jika pasukan pemerintah mengepung daerah itu, sebuah taktik yang digunakan pemerintah untuk memberikan dampak buruk terhadap benteng pertahanan pemberontak lain.

Lebih dari 260.000 orang tewas dan setengah populasi mengungsi sejak perang Suriah mulai pada 2011.

Genangan Darah

Utusan PBB Staffan de Mistura pekan lalu menunda pembicaraan damai Suriah sampai 25 Februari di tengah kecaman oposisi tentang pengeboman, dan pertemuan Munich yang bertujuan untuk mendorong para pihak untuk kembali berunding.

Seorang tokoh oposisi utama bersikeras mencabut pengepungan pemerintah dan menghentikan serangan udara di daerah-daerah sipil, yang harus berhenti sebelum perundingan dapat dimulai.

"Sebelum kita bertemu pada 25 Februari langkah-langkah itu harus dilaksanakan di lapangan," kata kepala koordinator Komite Negosiasi Tinggi, Riad Hijab.

Utusan khusus Presiden AS Barack Obama untuk koalisi melawan kelompok IS, Brett McGurk mengatakan pengeboman yang dilakukan Rusia "secara langsung mengaktifkan ISIL," menggunakan istilah lain untuk IS.

Pada malam pembicaraan Munich, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Washington atas dukungannya terhadap kelompok Kurdi Suriah melawan kelompok garis keras, menuduh itu menciptakan "genangan darah".

Ankara memandang kelompok Kurdi Suriah sebagai cabang dari kelompok yang dilarang, Partai Pekerja Kurdistan (PKK), tapi Washington berpendapat Kurdi merupakan kunci untuk memerangi kelompok bersenjata seperti IS.

Petempur dari Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dan sekutu Arabnya mengusir petempur pemberontak dan IS dari pangkalan udara Menagh dan kota yang berdekatan, utara Aleppo, kata pengamat itu.

Pasukan YPG teratur berbenturan dengan petempur garis keras dan IS di Suriah utara, tapi barisan paling aktif bergerak ke timur melawan kelompok garis keras IS. (AFP/Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home