Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 22:29 WIB | Rabu, 28 Desember 2016

55.000 Imigran Meninggalkan Jerman Secara Sukarela

Migran dan tenda-tenda mereka di sebuah kamp di migran di Eropa. (Foto: dok./AFP)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Jumlah migran yang meninggalkan Jerman secara sukarela mencapai tingkat tertinggi dalam 16tahun, pada tahun 2016. Jumlah migran berbalik di perbatasan juga meningkat tajam, menurut laporan media Jerman.

Sekitar 55.000 migran meninggalkan Jerman secara sukarela dan telah kembali ke negara asal mereka, menurut harian Jerman, Sueddeutsche Zeitung melaporkan pada hari Rabu (28/12), mengutip perkiraan yang dibuat Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF).

Jumlah terbesar dari mereka yang kembali berasal dari negara-negara Balkan barat. Mereka memiliki kemungkinan kecil untuk mendapatkan suaka di negara Eropa dengan ekonomi terbesar.

Jerman memperketat hukum suaka dalam setahun terakhir terkait gelombang pengungsi yang tiba di negara itu, melarikan diri dari negara yang dilanda perang di Timur Tengah dan Afrika.

Hukum suaka yang ketat juga untuk menanggapi serangkaian serangan teror dan serangan terhadap perempuan yang diduga dilakukan para migran pada perayaan tahun baru tahun lalu di kota Cologne.

Konstitusi Jerman menyerukan untuk menerima pengungsi yang melarikan diri perang dan penganiayaan.

Jumlah orang yang di deportasi diperkirakan akan mencapai sekitar 25.000 orang tahun ini. Kebanyakan dari mereka meninggalkan Jerman secara sukarela untuk menghindari dipaksa meninggalkan negara itu. Hal itu bisa berakibat mereka terkena larangan memasuki Jetrman dalam beberapa tahun.

Sekitar 15.000 orang yang meningalkan Jerman berasal dari Albania, jumlah terbesar dari mereka yang secara sukarela kembali ke negara asal, menurut angka yang dipublikasikan di Sueddeutsche Zeitung.

Kelompok terbesar berikutnya berasal dari Serbia, Irak dan Kosovo dengan total sekitar 5.000 migran.

Data terbaru menunjukkan bahwa polisi Jerman mendorong sekitar 20.000 migran di perbatasan negara, bandara dan pelabuhan laut, berbalik ke negara mereka.

Dari Januari hingga akhir November, sebanyak 19.720 orang tidak jadi memasuki negara itu, menurut laporan media lain, mengutip data dari Polisi Federal Jerman.

Tahun 2016 ditandai peningkatan lebih dari 100 persen imigram dibandingkan dengan tahun 2015, ketika 8.913 migran dihentikan untuk  memasuki negara itu sepanjang tahun.

Pencari suaka dari Afghanistan termasuk yang paling sering kembali, yaitu sebanyak 3.695 orang  pada tahun 2016. Selain itu, 2.142 orang dari Suriah, 1.794 orang dari Irak dan 1.237 dari Nigeria.

Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere, mengatakan bahwa Jerman harus mengambil langkah sampai Uni Eropa cukup mampu mengontrol perbatasan eksternal.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home