Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 18:21 WIB | Sabtu, 21 Oktober 2017

589.000 Pengungsi Rohingya Masuk ke Bangladesh

Ilustrasi. Para pengungsi Rohingya antri untuk mendapatkan bantuan makanan di kamp pengungsi Kutupalong, Bangladesh, hari Sabtu (9/9). (Foto: voaindonesia.com).

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Farhan Haq, menerangkan kepada wartawan hari Jumat (20/10), bahwa sejak tanggal 25 Agustus, atau hampir dua bulan lalu, sudah 589.000 pengungsi Rohingya dari Myanmar yang masuk ke Bangladesh.

Separoh lebih sedikit dari jumlah itu berada di kamp penampungan besar bernama Kutapalong Expansion. Di sana ada petugas bantuan di bidang layanan pokok, infrastruktur dan akses ke jalan.

Ketua organisasi bantuan Refugees International, Eric Paul Schwarts yang berkunjung ke Bangladesh bulan lalu mengatakan bahwa awal September sudah jelas dari pembicaraan dengan pengungsi bahwa situasi sudah menjadi pembersihan etnis dan terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sementara itu 340.000 anak-anak Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh menderita kekurangan gizi, berbagai penyakit dan trauma psikologis. Ini menurut laporan terbaru dari badan urusan anak-anak PBB, UNICEF.

Satu dari lima anak-anak Rohingnya yang usianya di bawah lima tahun, diperkirakan dalam kondisi kekurangan gizi akut dan membutuhkan perawatan dokter. Demikian menurut Simon Ingram, yang menghabiskan waktu selama dua minggu bersama para pengungsi di Bangladesh sebelum menulis laporan bagi UNICEF. “Anak-anak ini merasa terabaikan, terisolasi tanpa bantuan,” katanya

Anak-anak dan keluarganya hanya memiliki lembaran plastik untuk berteduh jika hujan turun. Walaupun organisasi bantuan telah memperluas operasinya di Bangladesh, persediaan air bersih dan fasilitas sanitasi masih kurang. Ini meningkatkan risiko menyebarnya wabah penyakit.  

Ingram mengatakan, anak-anak tersebut bercerita atau menggambar rumah yang terbakar, barang-barang yang hancur atau kekerasan brutal terhadap perempuan dan anak-anak.

"Masalah ini tidak akan selesai dalam waktu dekat,” kata Simon Ingram. “Penting agar perbatasan terus terbuka dan anak-anak dilindungi. Begitu juga anak-anak yang lahir di Bangladesh, harus tercatat kelahirannya.”

“Kami mengulang seruan akan pentingnya pelindungan bagi semua anak di Rakhine. Kekejaman terhadap anak-anak dan warga sipil harus segera berakhir, “ kata Ingram.

Senin (23/10) PBB akan menggelar pertemuan donor di Jenewa untuk mengumpulkan dana bantuan sebesar 434 juta Dolar AS (Rp5,9 triliun) bagi pengungsi Rohingnya. (VOA)

 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home