Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta 16:48 WIB | Senin, 02 September 2013

A.A. Yewangoe: Generasi Muda Jangan Malu Belajar Sejarah Kristen

A.A. Yewangoe: Generasi Muda Jangan Malu Belajar Sejarah Kristen
Seminar Regenerasi Kepemimpinan Nasional, Gereja, dan Politik Pemerintahan. (Foto-foto: Prasasta Widiadi)
A.A. Yewangoe: Generasi Muda Jangan Malu Belajar Sejarah Kristen
AA Yewangoe, kiri, dalam seminar Regenerasi Kepemimpinan Nasional, Gereja, dan Politik Pemerintahan.
A.A. Yewangoe: Generasi Muda Jangan Malu Belajar Sejarah Kristen

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Generasi Muda Kristen Indonesia saat ini hendaknya tetap mengingat sejarah. Apalagi sejarah Kristen di dunia dan di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Pdt. A.A. Yewangoe pada Seminar Regenerasi Kepemimpinan Gereja dan Nasional yang berlangsung pada Senin (2/9) di Graha Bethel Indonesia, Jakarta.

“Jadi anak muda jangan malu belajar sejarah, apalagi Sejarah Kristen. Anak muda Kristen harus tahu bahwa tokoh-tokoh Kristen dahulu juga pernah berjaya dan memiliki sejarah penting bagi bangsa ini,” kata Yewangoe.

Menurut Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) ini, generasi muda saat ini sama hasilnya seperti ajang kompetisi menyanyi di televisi swasta, yakni serba instan dan ingin cepat dapat uang. Tidak lagi mau belajar sesuatu secara sungguh-sungguh dan tidak mau lagi belajar dari aspek positif sejarah. “Jadi anak muda jangan jadi generasi instan, sama saja seperti Indonesian Idol,” kata A.A. Yewangoe.

Saat ditanya salah seorang peserta seminar tentang pengetahuan dan kapasitasnya tentang politik, Yewangoe mengatakan bahwa dirinya tahu betul arah perubahan bangsa Indonesia. “Kalau ada tokoh atau wartawan yang datang ke tempat saya, saya bilang bahwa saya tidak berminat dalam bidang politik. Tapi ingat, saya tidak lugu tentang politik, saya tahu betul sejarah politik bangsa ini terutama tokoh-tokoh Kristen,” kata Yewangoe.

Yewangoe mengatakan bahwa dirinya paham tentang arah pergerakan para pemimpin kristen dan wakil-wakil rakyat Kristen yang ada di Indonesia. “Sekarang banyak sekali tokoh yang datang tanya kepada saya, tentang bagaimana cara memimpin sesuai dengan visi misi Kristiani. Mereka juga bertanya kepada saya tentang politik, saya tahu betul tentang Indonesia, saya tahu ke mana sejarah ke depan bangsa Indonesia pada masa mendatang, tetapi dari kacamata Kristiani,” lanjut Yewangoe.

Selain Yewango, Ketua PGI, pada Seminar Regenerasi Kepemimpinan Gereja dan Nasional ini menghadirkan pembicara, antara lain Pdt. Dr. S.A.E. Nababan (Presiden World Council Churches – Dewan Gereja Sedunia), Pdt. Dr. Nus Reimas (Ketua Umum PGLII), Romo Edi Purwanto (Sekretaris Eksekutif KWI), Pdt Dr. Japarlin Marbun (Sekretaris Umum Persekutuan Gereja Pantekosta Indonesia), Pdt. Gomar Gultom (Sekretaris Umum PGI).

Sementara itu S.A.E. Nababan selaku ketua Dewan Gereja-Gereja Se-Dunia yang hadir dalam seminar tersebut juga  mengatakan bahwa perbedaan generasi pada keluarga jangan dijadikan hambatan guna mentransformasikan kepemimpinan. Saat ini penting bagi generasi tua untuk memberikan tongkat estafet yang tidak hanya kepemimpinan, tetapi tongkat estafet keimanan.

“Agar ada regenerasi dalam kepemimpinan kristiani, saat ini orang tua perlu berikan kepada generasi muda perlengkapan iman dan kepercayaan, karena panggilan untuk memimpin tidak lagi milik generasi tua tetapi kepada anak-anak muda.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home