Loading...
INDONESIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 21:22 WIB | Rabu, 22 Oktober 2014

Abraham Samad Dipanggil Jokowi ke Istana

Capres Joko Widodo, di tengah, didampingi Ketua KPK Abraham Samad, di kiri, memberikan keterangan usai menjalani proses verifikasi laporan harta kekayaan di gedung KPK pada Kamis ini. (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengaku bahwa Rabu (22/10) dia dipanggil oleh Presiden RI Joko Widodo ke Istana Merdeka. Hal ini terkait penjelasan mengenai definisi warna merah dan kuning dalam memberi penilaian terhadap rekam jejak calon menteri.

“Cuma ditanya, apa bedanya kuning dan merah. Itu saja, bahwa merah dan kuning sama saja posisinya,” kata Abraham di Gedung KPK Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (22/10).

“Pokoknya kita jelaskan antara posisi kuning dan merah itu sama. Tidak boleh jadi menteri.”

Namun, ketika ditanya soal jumlah nama calon menteri yang diberikan tanda tersebut, Abraham enggan berkomentar. Menurutnya, KPK harus menjaga moralitas.

“KPK harus menjaga integritas terhadap publik. KPK punya kewajiban memberikan rekomendasi, ini lho yang benar, ini lho orang yang bisa jadi menteri, ini orang nggak bisa. Harus jelas hitam putih, nggak boleh abu-abu.”

Jokowi sempat melakukan pertemuan tertutup dengan para pimpinan KPK pada Minggu (19/10) untuk membahas soal rekam jejak nama-nama calon menteri yang disodorkan oleh Jokowi. Terkait dengan 43 nama calon menteri tersebut, KPK memberi catatan dengan tiga warna yaitu hijau, kuning dan merah.

Nama yang diberi warna hijau artinya bersih dari persoalan hukum. Kemudian nama yang diberi warna kuning berarti calon tersebut pernah diadukan oleh masyarakat terkait persoalan hukum dan warna merah berarti calon menteri berisiko tinggi dan berpotensi terlibat kasus dugaan korupsi.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home