Loading...
BUDAYA
Penulis: Prasasta Widiadi 10:15 WIB | Rabu, 29 Oktober 2014

Achadiati Ikram: Kisah Panji Tampilkan Budaya Indonesia

Achadiati Ikram:  Kisah Panji Tampilkan Budaya Indonesia
Prof Dr. Achadiati Ikram (kanan) saat memberi materi pada “Seminar Naskah Panji sebagai Warisan Budaya Dunia." (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
Achadiati Ikram:  Kisah Panji Tampilkan Budaya Indonesia
Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi PNRI, Welmin Ariningsih.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Berbagai kisah kepahlawanan Panji menampilkan ciri khas kebudayaan Indonesia.

Hal ini dikemukakan Prof. Dr. Achadiati Ikram, salah satu guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIPB UI) pada Selasa (28/10) di Teater Mini Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), Jalan Salemba no.28, Jakarta Pusat.

“Gambaran busana yang khas dan sebuah upacara ritual yang digambarkan secara mendetail, mendeskripsikan betapa detail dan terperincinya budaya Indonesia,” kata Achadiati.

Pemaparan Achadiati hanya salah satu bagian dari “Seminar Naskah Panji sebagai Warisan Budaya Dunia”, tidak hanya dia tetapi banyak pemateri lain yang memberi materi tentang naskah Panji dalam berbagai kajian sudut pandang ilmu. Seminar tentang Naskah Panji ini merupakan upaya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) menumbuhkan kebanggaan kepada generasi muda terhadap sastra nusantara.

Achadiati mendapati kesimpulan demikian karena berdasar hasil penelitiannya selaku guru besar bidang peneliti kebudayaan Indonesia ada banyak hal penting dari sebuah cerita yang dapat dilihat berbagai bentuk.   

“Gambaran tentang busana yang mendetail ini banyak menjadi bahan kajian peneliti asing tentang kisah Panji dan mereka mengemukakan hal tersebut sebagai personifikasi budaya bangsa yang ideal,” Achadiati menambahkan.

Perempuan yang pada 2011 mengeluarkan disertasi berjudul Hikayat Sri Rama, Tinjauan Amanat tersebut mendapat contoh tersebut setelah dia berulang kali meneliti kisah Panji Inu Kertapati.

“Digambarkan juga cara dandanannya dan mencirikan budaya jawa, misalnya Dewi Sekartaji pakai kalung khas suatu daerah atau kerajaan tertentu, dan ini bisa menjadi sumber buat kita tentang budaya,” Achadiati menjelaskan.   

Achadiati menjelaskan bahwa kisah Panji Inu Kertapati tersebut membawa kebudayaan nusantara sebagai salah satu kisah yang ada dalam rangkaian kisah Panji.     

“Panji dikatakan sebagai pahlawan budaya karena menampilkan ciri ciri khusus budaya,” Achadiati menambahkan.

Cerita tentang Raden Inu Kertapati merupakan sebuah cerita yang berasal dari Jawa yang mula timbulnya pada masa keemasan Kerajaan Majapahit. Bercerita tentang kepahlawanan dan cinta, dengan dua tokoh utamanya yaitu Raden Inu Kertapati atau Panji Asmara Bangun (Pangeran dari Kerajaan Daha) dan Dewi Sekartaji atau Galuh Candra Kirana (putri Kerajaan Jenggala).  

Tetapi karena Sang Putri menolak pinangan itu, ia melarikan diri seraya meninggalkan pasangan sejolinya Raden Panji Inu Kertapati dan menyamar dengan nama Dewi Sekartaji.

Naskah Panji lain yang saat ini tersimpan di PNRI antara lain naskah Panji Jayakusuma, Panji Anggraeni, Panji Angronakung, Panji Jayalengkara, Panji Dewakusuma, Panji Dewakusuma kembar, Panji Murtaswara, Panji Kudawanengpati, Panji Suryawisesa, Panji Kuda Narawangsa. Naskah-naskah tersebut merupakan naskah panji yang tertulis dalam aksara Jawa.

Naskah Panji yang tertulis dalam aksara Bali atau Lombok antara lain Malat, Bagus Umbara, Cilinaya, Wasengsari, Panji Jayakusuma, Panji Undakan Pangrus.

Naskah Panji yang tertulis dalam aksara Melayu antara lain Syair Ken Tambuhan, Hikayat Cekel Wanengpati, Hikayat Panji kuda Semirang, Hikayat Mesa Urip Panji Jaya Lelana, Hikayat Jaran Kinanti Asmaradana, Hikayat Kelana Anakan, Hikayat Kelana Anakan Raden Galuh.

“Cerita kepahlawanan budaya karena menampilkan masalah-masalah ritual budaya yang sangat berpengaruh dan mendalam karena dalam berbagai naskah struktur khas panji, tersebar luas dan upacara-upacara adat yang dalam naskah-naskah panji yang lain tidak disebutkan,” Achadiati menambahkan.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi PNRI Welmin Ariningsih mengemukakan bahwa seminar ini tidak hanya untuk memberi informasi tentang teks panji tetapi menampilkan sumber informasi budaya bagi banyak orang    

“Perpustakaan nasional berusaha mensosialisasikan sumber informasi berharga seperti teks-teks Panji ini, karena saat ini masih terlalu sedikit yang memahami dan memanfaatkannya,” kata Welmin.

“Kami berharap para peneliti mampu menyebar luaskan kandungan informasi kepada masyarakat khususnya generasi muda salah satu upaya yang dilakukan secara berlaka yakni pameran dan seminar tematik ini,” Welmin mengakhiri sambutannya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home