Loading...
BUDAYA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 08:06 WIB | Jumat, 19 Desember 2014

Akademisi: Indonesia Tak Boleh Dibanjiri Film India

Dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Andar Nubowo. (Foto: dok. satuharapan.com/Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Andar Nubowo mengatakan Indonesia tidak boleh hanya dibanjiri film India tanpa ada upaya timbal balik seperti mempromosikan kebudayaan atau film Indonesia di India.

“Secara simbolik boleh boleh saja pemeran serial Mahabarata betemu dengan DPR - seperti yang terjadi pada Kamis (18/12) – tapi jangan lantas pertemuan tersebut hanya sebagai stempel bisnis perfilman India di Indonesia. Kita juga harus bisa mempromosikan kebudayaan atau film Indonesia di India,” ujar Andar kepada satuharapan.com, di Jakarta, Kamis (18/12).

“Jangan hanya terima mereka lantas kita dibanjiri film India, tanpa ada upaya timbal balik,” dia menambahkan.

Menurut dia kehadiran pemeran serial Mahabarata di Gedung DPR, pada Kamis (18/12) dapat dikatakan sebagai langkah membangun soft power diplomacy antara Indonesia dan India, sebab kisah Mahabarata diadopsi melalui cerita Wayang Kulit yang berasal dari Jawa. “Dimana Wayang Kulit masih menjadi tontonan dan tuntunan masyarakat di Jawa,” kata Andar.

Ia pun mengaharapkan lewat diplomasi kebudayaan itu, kisah Mahabarata dan Wayang Kulit bisa menjadi matra soft power diplomacy Indonesia-India supaya kian lancar dan efektif.

Namun Andar berpandangan terdapat syarat agar diplomasi di bidang kebudayaan tersebut dapat berjalan baik, yakni adanya hubungan yang seimbang dan adil, dari kedua belah pihak (Indonesia dan India). Sehingga bukan Mahabarata saja yang dikenal masyarakat Indonesia tetapi juga Wayang Kulit juga kian eksis disaksikan.

“Terlebih, diplomasi kebudayaan itu bisa menciptakan saling pengertian dan kesepahaman dalam ikut menciptakan ketertiban dunia seperti amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945,” kata dia.

“Tapi fakta yang terjadi selama ini, hubungan kebudayaan Indonesia dengan India bersifat tidak imbang. Indonesia berada pada posisi lemah, hanya sekedar penonton dari kebudayaan India yang disebarkan melalui film-film mereka,” Andar menjelaskan.

Padahal, kata dia, hubungan antara Indonesia dan India telah berlangsung lebih dari 1000 tahun, baik di bidang agama, politik, sosial ekonomi, hingga budaya. Pada bidang agama, ditandai dengan Hindu, Budha, dan Islam. “Bila Hindu dan Budha memang berasa dari India, Islam datang ke Indonesia juga salah satunya dari para pedagang Gujarat India, selain dari Yaman, Iran dan Tiongkok,” kata dia.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home