Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 08:37 WIB | Rabu, 14 Oktober 2020

Aktivis HAM Israel dan Palestina Serukan Pembebasan Akhras

Maher Al-Akhras melakukan mogok makan sejak 79 hari lalu memprotes penahanannya oleh adimistrasi Israel.
Maher Al-Akhras terbaring dalam perawatan di rumah sakit. (Foto: Reuters)

GAZA, SATUHARAPAN.COM-Kelompok hak asasi manusia Palestina dan Israel menyuarakan keprihatinan atas kondisi seorang Palestina yang memulai mogok makan 79 hari lalu terhadap penahanannya tanpa dakwaan oleh Israel.

Maher Al-Akhras, 49 tahun, sekarang berada di rumah sakit Israel karena menderita sakit jantung dan kejang dan kadang-kadang mengalami koma, kata istrinya, hari Selasa (13/10).

Seorang penduduk kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki Israel, Akhras ditahan pada bulan Juli di bawah perintah "penahanan administratif" Israel.

Badan keamanan internal Israel, Shin Bet, mengatakan Akhras ditahan setelah menerima informasi bahwa dia adalah seorang agen dari kelompok militan Jihad Islam, sebuah tuduhan yang dibantah oleh istrinya.

Dia dipindahkan tiga pekan lalu ke rumah sakit Kaplan di kota Rehovot, Israel, di mana dia telah minum air, tetapi menolak makanan padat, menurut keluarganya.

Di rumah sakit, istri Akhras, Taghreed, mengatakan kepada Reuters bahwa dia akan melanjutkan mogok makan untuk segera dibebaskan meskipun ada keputusan pada hari Senin oleh Mahkamah Agung Israel untuk tidak memperpanjang masa penahanan empat bulannya setelah 26 November.

"Tanggung jawab atas apa yang terjadi selanjutnya terletak pada mereka yang dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan bahkan kematiannya," kata kelompok hak asasi manusia Israel, B'Tselem, yang memantau kasus tersebut, dalam pernyataannya. “Mereka masih bisa menghentikan ini.”

Istri Ahkras mengatakan suaminya, terlalu lemah untuk meninggalkan tempat tidurnya, tidak diborgol di rumah sakit, dan tidak ada penjaga yang terlihat di dekat kamarnya.

Pusat Hak Asasi Manusia Palestina yang berbasis di Gaza meminta kelompok-kelompok hak asasi internasional untuk segera campur tangan untuk "menyelamatkan nyawa Akhras sebelum terlambat."

Ada sekitar 5.000 warga Palestina di penjara Israel, 350 di antara mereka di bawah penahanan administratif, kata pejabat Palestina. Pejabat Israel mengatakan penahanan tanpa pengadilan kadang-kadang diperlukan untuk melindungi identitas para pelaku yang menyamar.

Di Gaza, aktivis yang terkait dengan Jihad Islam mengatakan mereka telah kembali meluncurkan balon pembakar ke Israel. Sebuah poster dengan gambar Akhras dan kata-kata "kesabaran kita hampir habis."

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home