Loading...
BUDAYA
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:51 WIB | Jumat, 10 Agustus 2018

Aktor Pengidap Down Syndrome Berakting di RambaZamba

Ilustrasi. Jonas Sippel pengidap down syndrome aktor yang tergabung dalam teater Rambazamba Berlin. (Foto: bz-berlin.de)

BERLIN, JERMAN, SATUHARAPAN.COM – Pertunjukan teater Moby Dick di RambaZamba Theater, Berlin. Yang unik, ada beberapa pemain teaternya yang mengidap down syndrome. Novel karya Herman Melville itu mengisahkan perburuan paus, diwarnai kegilaan, dendam dan kematian.

Jakob Hohne adalah direktur teater ini. Saudara lelakinya Moritz yang mengidap down syndrome, adalah salah satu aktor dalam teater yang didirikan 1990 ini. Down syndrome adalah kelainan bawaan dengan beragam derajat efek gangguan fisik maupun kognitif.

“Intinya, yang penting pengidap down syndrome memiliki ekspresi artistik sendiri. Bagaimana cara mereka mewujudkan dan memainkan perannya. Mereka punya tempo dan konsepsi berbeda dengan kita. Saya menjelaskan sesuatu kepada aktor dengan bahasa, sementara aktor difabel melakukannya dengan gerakan,” kata  direktur Theater RambaZamba, Jakob Hohne.

Kisah yang dimulai sebagai perburuan paus biasa, berubah menjadi aksi fatal untuk balas dendam.

Berkomunikasi dengan Akting

Jonas Sippel yang pengidap down syndrome bergabung dengan teater sejak 2015.

Sippel mengatakan,” Berakting adalah kekuatan yang amat penting bagi pengidap down syndrome. Ada aktor teater yang kesulitan bicara dan tidak bisa bicara. Mereka hanya bisa melakukan komunikasi dengan cara berakting.”

Di Jerman yang modern dan maju, hanya ada sedikit peluang bagi pengidap down syndrome untuk menjalani kehidupan seperti remaja normal. Tidak banyak opsi untuk bermukim bersama berbagi rumah. Jonas Sippel beruntung.

“Saya tipe orang yang terbuka, suka ngobrol dengan orang dan bersama melakukan sesuatu. Saya suka bersosialisasi, menulis puisi dan juga tertarik pada seni peran dan seni lainnya. Kami harus berjuang keras, untuk menegaskan semua orang tidak sama. Kalau tidak, orang tidak melihat perbedaannya. Kami punya hak, ” kata aktor pengidap down syndrome itu.

RambaZamba, mempersatukan aktor dengan difabilitas dan aktor normal sejak 27 tahun. Seperti Moby Dick, banyak produksi lainnya juga mengikut sertakan aktor dari grup lain.

Koreografi Ungkapan Kebebasan

Aktor Boris Jacoby mengatakan, “Saya datang melihat latihanTeater  di pagi hari, dan sore harinya saya sudah bergabung. Yang menarik saya gabung adalah energi yang bebas dari refleksi diri. Perbedaan lebih kecil dari kebersamaan."

Untuk tarian dan adegan akrobatik dalam Moby Dick, teater mengundang dua orang koreografer dari Spanyol. Mereka mengatakan bisa belajar banyak dari rekannya penyandang difabilitas.

Sara Lu yang penari dan koreografer RambaZamba mengatakan,” Mereka tidak punya filter seperti kami. Seperti, ini terlalu banyak atau saya tidak bisa melakukannya. Mereka jauh lebih bebas.”

Jalan menuju ke satu masyarakat inklusif amat panjang, tapi RambaZamba tetap setia pada haluannya. Mempersatukan aktor "normal" dengan aktor pengidap down syndrome. (dw.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home