Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 10:03 WIB | Jumat, 27 Februari 2015

Algojo ISIS Sempat Ditawari Jadi Agen Intelijen Inggris

Kantor pusat M15 di London (Foto: The Daily Telegraph/alamy)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Sebuah fakta baru mengungkap bahwa badan itelijen Inggris yang lazim dikenal sebagai M15 dan pihak kepolisian negara Ratu Elizabeth itu, sudah belasan kali mengadakan kontak dengan pria yang belakangan ini diidentifikasi sebagai Mohammed Emwazi, algojo ISIS yang kerap tampil dalam video pemenggalan kepala, yang dikutuk seluruh dunia.

Pria yang sebelumnya terkenal dengan julukan Jihadi John itu dengan ciri khas topeng hitam dan hanya menyisakan kedua belah mata yang terlihat, telah mengadakan kontak dengan M15 paling tidak sejak tahun 2009. Ia sempat akan direkrut menjadi bagian dari jaringan intelijen, sebelum ia menolak dan akhirnya melarikan diri dari Inggris ke Somalia dan mengalami radikalisasi di sana.

Identitas pria beraksen kental Inggris tersebut pertama kali terungkap kemarin, oleh berbagai media, termasuk BBC, yang menyatakan bahwa pria ini berasal dari London barat dan memegang kewarganegaraan Inggris. Ia diyakini melakukan perjalanan ke Somalia pada 2006 dan diduga terlibat dalam kegiatan kelompok militan Al Shabab.

Menurut BBC, Emwazi yang diperkirakan berusia antara 20-30 tahun, pertama kali tampil di video pemenggalan wartawan Amerika Serikat, James Foley, yang dikeluarkan ISIS, pada Agustus 2014.

The Telegraph, dalam investigasi lanjutan setelah terungkapnya identitas Emwazi, menilai badan intelijen Inggris melakukan upaya yang gagal untuk "mengubah" Mohammed Emwazi, setelah pria ini pertama kali dicegat dari upaya bergabung dengan kelompok teroris Somalia enam tahun yang lalu.

Emwazi, menurut The Telegraph, kemungkinan telah mengalami radikalisasi di Somalia. Ia berhasil melarikan diri dari Inggris meskipun ia masuk daftar pemantauan teroris.

Mantan programer komputer yang oleh The Telegraph diyakini berusia 26 tahun itu, kini menjadi salah satu orang paling dicari di dunia. Ia setidaknya telah membunuh sedikitnya lima sandera Barat.

Tadi malam, putri dari salah satu korbannya mempertanyakan bagaimana mungkin Emwazi mampu menyelinap keluar Inggris. Otoritas Keamanan Inggris diperkirakan akan menghadapi panggilan parlemen yang akan mempertanyakan sejauh mana mereka memantau Emwazi selama ini dan apa penyebab kegagalan menghentikannya keluar dari Inggris.

Kasus ini semakin menarik karena memiliki kemiripan dengan tokoh fanatik Michael Adebolajo, yang sebelumnya didekati oleh MI5 sebelum membunuh Fusilier Lee Rigby pada tahun 2013.

Sudah Lama Diketahui

Badan-badan intelijen di Inggris dan Amerika Serikat sebetulnya sudah mengetahui identitas algojo ini sejak beberapa bulan lalu tetapi mereka merahasiakannya secara ketat. Dari informasi tersebut, diketahui bahwa M15 paling tidak sudah menjalin kontak dengan Emwazi sejak 2009. Emwazi merupakan bagian dari jaringan kelompok fanatik di London yang dijuluki The London Boys.

Emwazi telah menjadi wajah kebrutalan ISIS selama ini. Ia bertanggung jawab menjaga kelompok sandera Barat di Suriah dan menangani negosiasi dengan keluarga mereka. Ia bertanggung jawab menghabisi nyawa tawanannya dalam serangkaian video mengerikan yang diunggah ke internet. Emwazi membuat film pembunuhan David Haines, seorang pekerja sosial  Skotlandia, dan Alan Henning, seorang sopir taksi dari Manchester yang bepergian ke Suriah untuk membantu pengungsi.

Bethany Haines, putri David, tadi malam mengatakan dia tidak akan merasa tenang sampai ada "peluru bersarang di antara kedua matanya." Bethany mempertanyakan bagaimana mungkin pria itu dulu diizinkan untuk meninggalkan Inggris.

Dia mengatakan kepada ITV News: "Seharusnya ada pengamanan yang lebih di bandara untuk menghentikan orang-orang melakukan hal itu. Terutama terhadap dia (Emwazi), yang jelas-jelas merupakan bagian dari kelompok teroris dan pergi keluar (Inggris) untuk membunuh ratusan orang dan itu tidak benar."

"Mereka harus memantau bandara lebih ketat. Mereka harus mengajukan pertanyaan keamanan yang lebih. Mengapa orang pergi ke Turki dan kemudian mengambil penerbangan lanjutan? Ini tidak benar. Anda tidak pergi ke Suriah hanya untuk berlibur. "

Sir Menzies Campbell, anggota komite intelijen dan keamanan parlemen yang meneliti kegiatan agen mata-mata, mengatakan  komite itu akan mencari jawaban dari kepala intelijen Inggris.

Bergabung dengan al-Shabaab

Sebuah dokumen yang menggambarkan catatan-catatan Emwazi yang diperoleh oleh sebuah kelompok HAM yang kontroversial, Cage, mengungkap Emwazi mengklaim dirinya telah dimasukkan ke dalam daftar pengawasan teroris pada tahun 2009 oleh badan intelijen Inggris. Ia dikhawatirkan berusaha untuk bergabung dengan al-Shabaab, kelompok teroris yang berbasis di Somalia, setelah ia ditangkap bersama dengan dua temannya di Tanzania.

Mereka kemudian dipindahkan ke Bandara Schiphol di Belanda, di mana ia diinterogasi oleh agen MI5 bernama "Nick".

Ia mengaku Nick mengatakan kepadanya: "Kamu memiliki seluruh dunia di hadapanmu, kamu masih  berusia 21 tahun; kamu baru saja selesai kuliah, mengapa kamu tidak bekerja untuk kami?"

Emwazi mencatat bahwa setelah ia menolak tawaran itu, dia diberitahu:"Kamu akan menghadapi banyak masalah ... Kamu akan tahu nanti. Kamu akan diikuti terus. Hidupmu akan makin sulit."

Otoritas intelijen dan Pemerintah Inggris menolak berkomentar atas temuan-temuan informasi ini.

Menurut catatannya, Emwazi dicegah lagi ketika dia akan kembali ke Dover keesokan harinya dan diberitahu bahwa dia masuk dalam daftar pengawasan teroris.

Sepanjang empat tahun berikutnya, ia mengklaim dirinya dan keluarganya berkali-kali didekati dan ditanyai dalam sejumlah kesempatan dalam upaya mencegahnya pergi meninggalkan Inggris. Ia tiga kali berusaha kabur dari Inggris. Dan pada upaya terakhir di awal 2013, Emwazi mengubah namanya menjadi Mohammed al-Ayan.

Seminggu kemudian ia meningggalkan Inggris menuju Suriah.

Dokumen pengadilan yang sempat dibaca oleh The Telegraph menunjukkan Emwazi adalah bagian dari jaringan ekstremis yang berbasis di London barat yang sudah lama dikenali oleh badan intelijen. Sejumlah anggotanya telah pergi berperang ke Suriah, dan setidaknya satu orang telah meninggal.

Dokumen legal dari tahun 2012 mengatakan mereka merupakan bagian dari jaringan ekstermis Inggris dan Afrika Timur yang terlibat menyediakan dana dan peralatan untuk teroris Somalia. Jaringan ini juga membantu individu-individu yang ingin pergi dari Inggris ke Somalia untuk aktivtias yang terkait dengan terorisme.

Di Suriah, Emwazi mengepalai sebuah kelompok fanatik yang berasal Inggris dan diberi nama The Beatles. Mereka bertanggung jawab atas pembunuhan sejumlah tawanan Barat.

Sebagai catatan, kedua orang tua Emwazi berasal dari Kuwait. Mereka adalah Jasem, 51 tahun dan ibunya, Ghaneya, 47 tahun. Mereka berimigrasi ke Inggris tahun 1993, ketika itu usia Emwazi masih 6 tahun.

Emwazi mendapatkan pendidikan programmer komputer di University of Westminster. Dia dikenal sebagai mahasiswa yang sopan dan rajin salat.

 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home