Loading...
DUNIA
Penulis: Martha Lusiana 13:17 WIB | Senin, 29 Juni 2015

Ambang Bangkrut, Pariwisata Yunani Merosot

Orang-orang di kuil Parthenon di puncak bukit Acropolis di Athena. Wisatawan mungkin akan terpengaruh oleh situasi keuangan Yunani, seperti ATM dan kartu kredit yang tak bisa dimanfaatkan. (Foto: wsj.com)

ATHENA, SATUHARAPAN.COM – Pariwisata adalah salah satu sumber utama pendapatan bagi perekonomian Yunani yang kini dilanda utang. Tahun lalu, Pariwisata Yunani mampu memberikan kontribusi sebesar €17.000.000.000 (sekitar 250 triliun rupiah), atau 9 persen dari produk domestik bruto Yunani, melalui pemesanan hotel, dan sebesar 45 milyar euro dari keuntungan toko-toko, restoran, dan tempat wisata lainnya, menurut Asosiasi Pengusaha Pariwisata Yunani.

Kebangkrutan Yunani mempengaruhi sektor pariwisata. Valentina Rossi, misalnya, telah merencanakan bulan madu di Yunani bersama suaminya, Caludio. Mereka harus membatalkan rencana tersebut, sesuai saran Kedutaan Besar Italia.

"Bulan madu kami batal," kata Rossi. "Ekonomi Yunani telah telah menjadi berita utama sekarang. Kami tidak pernah membayangkan hal buruk ini terjadi. ATM tidak bisa bekerja dan manajer hotel di Athena telah mengambil uang karena takut bank akan menutup dan tidak akan bisa mengambil uangnya kembali," ujar dia menambahkan, seperti dilansir Wall Street Journal.

Bank-bank di Yunani berusaha mengisi uang tunai di ATM secepat mereka bisa, kata Louka Katseli, ketua National Bank of Greece SA, bank terbesar di negara itu.

Banyak pedagang eceran tidak tahu apa yang harus dilakukan menanggapi krisis ini. "Ada banyak rumor tentang kontrol modal minggu depan jadi saya meminta pembeli untuk menggunakan uang tunai, sebagai pengganti kartu kredit yang tidak akan tersedia saat ini," kata Apostolis Gionas, pemilik toko suvenir di Plaka.

"Sebagai imbalan, saya menawarkan harga diskon, tapi banyak wisatawan hanya lewat. Semakin hari, kami semakin dekat dengan kebangkrutan," kata Gionas.

Pemerintah asing telah menyarankan wisatawan untuk membawa uang tunai ke Yunani, sebagai peringatan krisis likuiditas. Inggris, melalui  Foreign & Commonwealth Office, telah siaga membantu warga Inggris berlibur di Yunani.

Juru Bicara dari Inggris mengatakan pekan lalu bahwa sudah ada rencana darurat di Yunani bila harus memulangkan kembali para wisatawan. "Kami berharap yang terbaik, namun jelas ada ketidakpastian ekonomi yang besar di kawasan euro itu dan merupakan hak kami memiliki rencana darurat," kata juru bicara itu.

Michael Glezakos, profesor keuangan di University of Athens, mengatakan, kebobrokan pariwisata mungkin bisa berlangsung selama bertahun-tahun untuk diperbaiki, jika layanan penarikan dan pembayaran bank terhenti.

"Pariwisata adalah satu-satunya industri yang masih berkontribusi terhadap perekonomian," kata Glezakos. "Wisatawan, terutama mereka yang datang sendiri dan bukan sebagai bagian dari tur terorganisasi, sangat memanfaatkan dan mengharapkan kartu kredit mereka bisa bekerja. Namun, begitu mereka menginjakkan kaki di Athena, mereka langsung menghadapi masalah,” ujar Glezakos.

“Kami telah memberi informasi kepada mereka (wisatawan) bahwa mereka belum bisa diterima di Yunani sepanjang layanan paling dasar, yakni ekonomi, belum bisa diatasi,” tutur dia.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home