Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 07:54 WIB | Rabu, 06 Januari 2021

Anak Yaman Kekurangan Gizi Parah

Perang selama enam tahun menyebabkan 80% penduduk Yaman hidup bergantung pada bantuan kemanusiaan internasional.
Rageh Mohammed, dokter pengawas bangsal malnutrisi di rumah sakit Al-Sabeen, Sanaa, Yaman, yang menerima untuk merawat Faid Samim, anak dengan malnutrisi parah di usia tujuh tahun beratnya hanya tujuh kilogram. Ibunya (mengenakan cadar) duduk menemaninya. (Foto: Tangkap layar video)

SANAA, SATUHARAPAN.COM-Lumpuh dan kekurangan gizi parah, Faid Samim, yang berusia tujuh tahun berbaring meringkuk di ranjang rumah sakit di ibu kota Yaman, Sanaa. Dia hampir tidak selamat dari perjalanan ke sana.

“Dia hampir “pergi” ketika dia tiba, tapi alhamdulillah kami bisa melakukan apa yang diperlukan dan dia mulai membaik. Dia menderita CP (cerebral palsy) dan malnutrisi parah,” kata Rageh Mohammed, dokter pengawas bangsal malnutrisi di rumah sakit Al-Sabeen.

Faid memiliki berat badan hanya tujuh kilogram dan tubuhnya yang kecil dan rapuh hanya membutuhkan seperempat selimut rumah sakit yang terlipat. Keluarganya harus melakukan perjalanan dari Al-Jawf, 170 kilometer di utara Sanaa, melalui pos pemeriksaan dan jalan rusak, untuk membawa dia ke sana.

Keluarganya tidak mampu membayar pengobatan atau perawatan bagi Faid, karena mereka bergantung pada sumbangan untuk merawatnya. Mohammed mengatakan kasus malnutrisi sedang meningkat dan orang tua yang miskin terpaksa bergantung pada kebaikan orang asing atau bantuan internasional untuk merawat anak-anak mereka.

Kelaparan tidak pernah diumumkan secara resmi di Yaman, di mana perang selama enam tahun telah menyebabkan 80% penduduk Yaman bergantung pada bantuan, dan ini situasi yang dikatakan PBB sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Peringatan PBB pada akhir 2018 tentang kelaparan yang akan terjadi di Yaman mendorong peningkatan bantuan. Tetapi pembatasan virus corona, pengurangan pengiriman uang, bencana belalang, banjir, dan kekurangan dana yang signifikan dari respons bantuan tahun 2020 memperburuk situasi kelaparan di negara itu.

Perang di Yaman, di mana koalisi pimpinan Arab Saudi telah memerangi gerakan kelompok Houthi yang didukung Iran sejak 2015, telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan membuat negara itu terpecah. Kelompok Houthi yang Syiah dan didukung Iran menguasai Sanaa dan sebagian besar pusat kota utama. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home