Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 20:56 WIB | Selasa, 28 Januari 2020

Arab Saudi Longgarkan Aturan Pemisahan Jender Pintu Masuk Restoran

Aturan pemisahan jender di Arab Saudi, termasuk pintu masuk ke restoran telah berlangsung selama 30 tahun. Belakangan aturan itu dilonggarakan dan tidak lagi ada keharusan pemisahan jender. (Foto ilustrasi: dari Arab News)

RIYADH, SATUHARAPAN.COM-Arab Saudi mulai melonggarkan aturan tentang pengunjung restoran yang sebelumnya harus memasuki pintu yang terpisah untuk untuk pria dan keluarga. Sebagai bagian dari reformasi yang terkait 103 aturan, manual, model, dan standar untuk membuat hidup lebih mudah bagi warga dan pengunjung, kedepan pria dan wanita tidak lagi harus memasuki restoran melalui pintu yang terpisah.

Naif Al-Otaibi, manajer umum hubungan masyarakat dan media di Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan, mengatakan pemisahan jender sekarang hanya menjadi pilihan. "Ini opsional. Kami tidak menentukan jumlah pintu masuk, sehingga investor bebas untuk memiliki beberapa pintu masuk dan memisahkan (pria dari perempuan) di restoran mereka," katanya kepada Arab News.

Banyak restoran dan kafe di Arab Saudi, termasuk jaringan Starbucks, biasanya memiliki bagian terpisah untuk keluarga (perempuansendiri atau ditemani oleh pria walinya) dan untuk pria.

Grup AlShaya, operator Starbucks, The Cheesecake Factory, dan PF Chang termasuk yang akan mengakhiri pemisahan jender di toko-toko dan restoran-restoran yang dibuka sebelum aturan baru diberlakukan. "Kami di Alshaya berencana mengubah desain toko lama, mengikuti aturan desegregasi baru, tetapi itu akan berlangsung selama dua tahun ke depan," katanya.

Seorang karyawan gerai Starbucks yang bekerja terpilah berdasarkan jender mengatakan bahwa kontraktor pemeliharaan baru-baru ini melakukan inspeksi lokasi untuk memulai pekerjaan renovasi. "Mereka akan melepas dinding yang memisahkan area pria dari bagian keluarga. Mereka juga akan melepas tanda di pintu masuk yang menyebutkan: 'keluarga' dan 'laki-laki' dan menggabungkan dua bagian yang terpisah."

Perubahan Besar

Arab Saudi hanya dalam beberapa tahun menjadi sangat berbeda yang sebelumnya memiliki kebijakan ketat tidak mengizinkan perempuan makan di restoran tanpa mahram (wali pria). Mereka akan ditolak jika tidak mematuhi aturan.

Sebuah insiden terjadi 20 tahun lalu, misalnya, seorang perempuan Saudi berinisial DK berusia 37 tahun ditangkap polisi agama, karena makan dengan teman-temannya di restoran McDonald tanpa mahram.

DK kagum dengan perubahan yang terjadi, dan mengatakan berakhirnya pemisahan jender di restoran adalah langkah besar bagi Kerajaan. Dan sebagian besar pemilik restoran sangat ingin bergerak dengan perubahan zaman.

Al-Amin Mahmoud, ayah empat anak berusia 35 tahun dari Madinah. Dalam liburan di Jeddah, dia menghadapi masalah karena beberapa restoran tidak memiliki bagian yang terpisah untuk pria dan keluarga. “Saya menghormati keputusan itu, tetapi saya tidak merasa nyaman. Saya tahu bahwa keputusan itu telah diterapkan. Namun, bagi saya, tumbuh di keluarga dan masyarakat yang konservatif, itu tidak cocok untuk saya,” katanya kepada Arab News.

Habib Saleh, 41tahun, mengatakan bahwa bisnis memiliki opsi untuk menerima atau menolak keputusan desegregasi jender. Ini seperti keputusan melarang sheesha di restoran. “Butuh waktu sebelum orang terbiasa. Tentu saja, orang akan menolaknya atau curiga pada awalnya. Dan kita harus ingat bahwa beberapa orang yang keberatan dengan keputusan ini tidak keberatan makan di restoran campuran ketika mereka berada di luar negeri. Jadi, ada sejumlah kontradiksi. Kita harus ingat bahwa aturan segregasi berlaku selama lebih dari 30 tahun, jadi jangan berpikir bahwa orang akan menerimanya dengan cepat," katanya.

Ada Penghematan

Bagi Abdulrahman Al-Harbi, seorang arsitek, menerapkan hukum desegregasi akan menguntungkan. Tidak hanya mengelola restoran menjadi lebih mudah, biaya konstruksi juga akan menyusut. "Jika kita ingin menyebut diri kita masyarakat yang beradab, kita harus terbiasa dengan lingkungan campuran jender," tambahnya.

Abdul Aziz Al-Qahtani, pemilik Bicicleta Coffee Shop di Riyadh, mengatakan bahwa sejak membuka cabang baru di ibu kota U Walk, hanya diperlukan satu konter kasir. “Perubahan aturan ini telah mengurangi biaya di banyak bidang. Sekarang kita tidak perlu dua kasir untuk melayani bagian keluarga dan bagian pria. "Kami juga tidak perlu memiliki ruang besar lagi untuk dapat membaginya menjadi dua bagian."

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home