Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 12:55 WIB | Sabtu, 20 Oktober 2018

Arab Saudi Mengakui Khashoggi Meninggal di Dalam Konsulat

Jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10). Aksi tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas hilangnya Jamal Khashoggi yang diduga tewas saat berada di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan/hp)

DUBAI, SATUHARAPAN.COM - Arab Saudi menyatakan wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi telah meninggal, dan menyatakan Kerajaan itu memecat dua pejabat senior sehubungan dengan peristiwa tersebut, yang memicu reaksi internasional dan membuat tegang hubungan Riyad dengan Barat.

Satu pernyataan pada Sabtu (20/10) dari jaksa penuntut umum Arab Saudi mengatakan perkelahian terjadi antara Khashoggi dan orang-orang yang menemui dia di dalam Konsulat dan mengakibatkan kematiannya.

"Penyelidikan masih berlangsung dan 18 warga negara Arab Saudi telah ditangkap," kata pernyataan itu di media negara, sebagaimana dikutip Reuters, Sabtu pagi. Pernyataan tersebut menambahkan Penasehat Pengadilan Kerajaan Saud Al-Qaftani dan Wakil Kepala Dinas Intelijen Ahmed Asiri telah dipecat dari jabatan mereka. 

Khashoggi, pengeritik Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, hilang setelah ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Khashoggi saat itu bermaksud meminta dokumen buat pernikahannya dengan tunangannya.

Komentar pada Sabtu menandai untuk pertama kali sejak Khashoggi hilang bahwa Pemerintah Arab Saudi mengakui kematian wartawan tersebut.

Para pejabat Turki telah mengatakan mereka percaya Khashoggi tewas di dalam gedung Konsulat. Arab Saudi sebelumnya telah membantah tuduhan itu dan mengatakan Khashoggi "telah meninggalkan gedung tersebut tak lama setelah ia memasukinya".

Raja Salman juga memerintahkan pembentukan satu komite tingkat menteri yang dipimpin oleh putra mahkota untuk menata kembali dinas intelijen, kata media negara.

Hilangnya Khashoggi, warga AS dan kolumnis The Washington Post, membuat tegang hubungan antara Arab Saudi dan sekutu Baratnya. Sekutu Arab telah bergabung untuk mendukung Riyadh, tapi tekanan Barat telah meningkat atas Arab Saudi agar memberikan jawaban yang meyakinkan.

Sebelum pengumuman oleh Arab Saudi, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia mungkin akan mempertimbangkan sanksi atas Arab Saudi sehubungan dengan hilangnya Khashoggi, dan pada saat yang sama menekankan pentingnya hubungan AS-Arab saudi.

Di Istanbul, Turki, jaksa yang menyelidiki hilangnya Khashoggi pada Jumat (19/10) menanyai pekerja Turki di Konsulat Arab Saudi. Mereka memperluas upaya untuk memperoleh keterangan dalam kasus yang membuat tegang persekutuan Riyadh dengan negara Barat itu.

Pegawai Konsulat yang ditanyai meliputi akuntan, teknisi dan seorang pengemudi, kata kantor berita Turki, Anadolu. Penyelidikan dilakukan oleh Biro Kejahatan Terorganisir dan Terorisme di Kantor Kejaksaan Arab Saudi.

Polisi Turki melakukan pencarian di satu hutan di pinggiran Istanbul dan satu kota di dekat Laut Marmara untuk mencari mayat Khashoggi, kata dua pejabat senior Turki kepada Reuters. Mereka telah melacak jejak mobil yang meninggalkan Konsulat dan kediaman konsul Arab Saudi pada hari hilangnya wartawan Arab Saudi tersebut. 

Para penyelidik telah menemukan sampel dari pencarian di kedua gedung itu untuk dianalisis guna menemukan jejak DNA Khashoggi.

Turki menyatakan negara tersebut tidak membagikan rekaman audio apa pun yang mendokumentasikan kemungkinan tewasnya Khashoggi di dalam Konsulat Arab Saudi, untuk membantah laporan bahwa Turki telah membagikan rekaman audio kepada PBB. (antaranews.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home