Loading...
DUNIA
Penulis: Martha Lusiana 18:50 WIB | Jumat, 29 Mei 2015

AS Ajak Asia Kecam Tiongkok atas Laut China Selatan

Tiongkok diduga sedang mereklamasi pulau karang Subi di wilayah kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang terlihat dari pulau Pagasa (Thitu Island), sebelah barat dari Palawan, Filipina, 11 Mei 2015.. (Foto: reuters.com)

SATUHARAPAN.COM – Pesawat mata-mata milik Amerika Serikat (AS) memperlihatkan video berisikan aktivitas reklamasi di Laut China Selatan oleh Beijing. Washington mengajak negara-negara Asia Tenggara bersatu mengambil sikap melawan aksi sepihak Tiongkok ini, seperti dilansir Reuters.

Pertemuan Dialog Shangri-La 2015, pada 29 Mei-31 Mei di Singapura, akan dibayang-bayangi ketegangan perebutan wilayah kepulauan di Laut China Selatan tersebut. Dialog itu nantinya merupakan forum bagi 28 negara Asia-Pasifik untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, melalui kebijakan penting seperti pertahanan dan keamanan di wilayah Asia-Pasifik. 

Sejak awal tahun ini, Beijing telah menambahkan 1.500 hektar menjadi total 2.000 hektar untuk lima pos di kepulauan Spratly yang kaya sumber daya.

Seperti sebuah petanda, para pemimpin negara telah bersama-sama menyatakan keprihatinan atas kegiatan reklamasi tersebut. Sengketa Laut China Selatan telah mengikis kepercayaan antarnegara dan bisa merusak perdamaian di kawasan itu.

Beberapa anggota ASEAN, seperti Vietnam, termasuk sekutu AS Filipina, telah vokal mengkritisi tindakan maritim Tiongkok.

Di samping itu, militer Jepang kabarnya sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan AS dalam patroli udara maritim atas laut tersebut. Jepang dan Filipina rencananya akan memulai pembicaraan pekan depan dalam kerangka transfer peralatan pertahanan dan teknologi, serta membahas kesepakatan tentang status personil militer Jepang yang akan mengunjungi Filipina.

Menteri Pertahanan AS Ash Carter, saat berbicara di Honolulu dalam perjalanan ke Singapura, mengulangi permintaan Washington kepada Tiongkok untuk menghentikan membangun pulau.

Ia mengatakan, Tiongkok telah melanggar prinsip-prinsip di kawasan itu mengenai arsitektur keamanan dan konsensus untuk pendekatan non-koersif.

Tiongkok mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan, yang diyakini kaya minyak dan gas. Klaim wilayah juga datang dari Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home