Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:08 WIB | Sabtu, 30 Mei 2020

AS dan Inggris Bawa UU Keamanan China ke DK PBB

Para pengunjuk rasadengan peralatan pelindung menghadapi polisi anti huru hara di jalan Hong Kong selama protes anti-ekstradisi pada bulan Agustus. Beijing bergerak untuk mengesahkan undang-undang keamanan yang bisa melarang protes semacam itu. (Foto: dok. AP)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat dan Inggris membawa rencana China untuk memberlakukan undang-undang keamanan baru di Hong Kong ke Dewan Keamanan  (DK) PBB pada hari Jumat (29/5). Sementara, China dan Rusia, yang juga anggota tetap DK, mengkritik AS karena penggunaan kekuatan yang berlebihan terhadap orang kulit hitam.

Dewan beranggotakan 15 negara secara informal membahas Hong Kong dalam pertemuan virtual tertutup setelah China menentang seruan AS pada hari Rabu (27/5) untuk pertemuan resmi dewan secara terbuka, dengan alasan bahwa itu bukan masalah perdamaian dan keamanan internasional.

Duta Besar AS, Kelly Craft bertanya: "Apakah kita akan mengambil sikap terhormat untuk membela hak asasi manusia dan cara hidup bermartabat yang dinikmati dan dihargai jutaan warga Hong Kong... atau kita akan membiarkan Partai Komunis China melanggar hukum internasional dan memaksakan kehendaknya pada rakyat Hong Kong?"

Parlemen China pada hari Kamis menyetujui UU itu yang oleh para aktivis demokrasi, diplomat, dan sebagian orang di dunia bisnis khawatir akan membahayakan status semi-otonomi dan peran Hong Kong sebagai pusat keuangan global.

"Undang-undang ini berisiko membatasi kebebasan yang telah dilakukan China untuk ditegakkan sebagai masalah hukum internasional," kata penjabat Duta Besar Inggris, Jonathan Allen. "Kami juga sangat khawatir bahwa... itu akan memperburuk perpecahan yang ada di Hong Kong."

Tanggapan China dan Rusia

Para diplomat mengatakan Rusia dan China menanggapi selama diskusi dewan dengan mengkritik Amerika Serikat atas pembunuhan Minneapolis terhadap seorang pria kulit hitam tak bersenjata, yang terlihat di video terengah-engah sementara seorang perwira polisi kulit putih berlutut di lehernya, dan penanganan keresahan yang semakin meningkat.

"Mengapa AS menyangkal hak  China untuk memulihkan perdamaian & ketertiban di Hong Kong sementara secara brutal membubarkan kerumunan di rumah?" kata Wakil Duta Besar Rusia, Dmitry Polyanskiy, memposting di Twitter setelah diskusi dewan.

Duta Besar China, Zhang Jun, mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan bahwa Amerika Serikat dan  Inggris harus "mengurus urusan mereka sendiri." Dan menambahkan: "Setiap upaya menggunakan Hong Kong untuk ikut campur dalam masalah-masalah internal China pasti akan gagal.” (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home