Loading...
INDONESIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 22:47 WIB | Minggu, 01 Februari 2015

AS Hikam: Islam jadi Olok-olok Akibat Ulah NIIS

AS Hikam Foto: Istimewa

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kekejaman yang dipertontonkan NIIS, organisasi teror kejam dan biadab, telah membuat agama Islam, umat Islam, dan bahkan perdaban Islam akan terus dicemarkan dan difitnah serta menjadi olok-olok manusia di dunia.

Karenanya, NIIS harus dihentikan keberadaannya dan tanpa kompromi. Dimulai dari Indonesia, pemerintah perlu terus-menerus melakukan seluruh upaya membendung dan memberantas perkembangan dan pengaruh organisasi tersebut, dimulai sejak dari gagasan sampai dengan organisasi dan kiprahnya.

Pernyataan ini dikemukakan oleh pengamat politik, AS Hikam, lewat akun facebook-nya, hari ini, mengomentri beredarnya vidoe pemenggalan kepala wartawan Jepang, Kenji Goto.

Menurut dia, video  yang mempertontonkan kebiadaban kaum teroris itu sebaiknya tidak diunduh apalagi disebarkan."Saya belum melihat dan, bahkan, tak berminat melihat video yang mempertontonkan kebiadaban kaum teroris tersebut. Tetapi saya jelas mengutuk organisasi dan perilaku teroris la'natullah 'alaihim tersebut," tulis dia.

Menurut Hikam, mereka dengan sengaja telah mendistorsi dan memalsukan ajaran Islam untuk melegitimasi perbuatan mereka. "Sama dengan Nazi yang dikutuk seluruh umat manusia, NIIS sangat layak untuk diperlakukan sama dengan kaum fasis Jerman tersebut."

"Dunia mesti bersatu padu, sama dengan ketika dunia menghentikan kebiadaban Nazi dahulu. Bagi saya pribadi, siapapun yang masih mencoba memberikan argumen pembelaan atau apologia bagi NIIS dan perbuatannya adalah sama dan/atau perlu diperlakukan dengan pembela kebiadaban terhadap kemanusiaan."

Ia menyarankan Indonesia harus menggalang kerjasama regional dan internasional dengan tujuan membatasi ruang gerak NIIS sampai sekecil-kecilnya dan kemudian menghancurkannya. "NIIS bukan hanya bencana bagi umat Islam di seluruh dunia, apalagi di Timteng saja, tetapi ia adalah bencana bagi seluruh manusia di muka bumi ini."

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home