Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 07:17 WIB | Jumat, 18 September 2020

AS Mendakwa Dua Warga Iran Terlibat Peretasan

Peretasan. (Foto ilustrasi: Ist)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Jaksa Amerika Serikat mengumumkan dua orang Iran telah didakwa atas peretasan yang terkait dengan serangkaian gangguan dunia maya di AS dan universitas asing, kata kelompok think tank nirlaba yang berbasis di Washington, dan organisasi lainnya.

Departemen Kehakiman mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Hooman Heidarian, 30 tahun, dan Mehdi Farhadi, 34 tahun, keduanya dari Hamedan, Iran, mencuri ratusan terabyte data, termasuk intelijen keamanan nasional, data dirgantara, penelitian ilmiah yang tidak dipublikasikan, dan “informasi nuklir non-militer."

Beberapa detail diberikan dan tidak ada target yang diidentifikasi dengan menyebutkan nama. Informasi kontak untuk Heidarian dan Farhadi tidak dapat ditemukan.

Departemen itu mengatakan bahwa, dalam beberapa kasus, gangguan para terdakwa dilakukan "atas perintah Iran", termasuk kasus-kasus di mana mereka memperoleh informasi tentang pembangkang yang tidak disebutkan namanya, aktivis hak asasi manusia, atau pemimpin oposisi. Dalam kasus lain, kata departemen itu, para peretas secara pribadi menjual data yang dicuri di pasar gelap digital.

Pekerjaan Sambilan

Beberapa jam sebelumnya, Departemen Kehakiman mengumumkan dakwaan terhadap lima warga negara China karena diduga mencampurkan pekerjaan intelijen pro pemerintah dengan kejahatan siber biasa. Pemerintah AS telah menjadi lebih agresif dalam mengejar orang-orang yang diidentifikasi sebagai pencuri dunia maya yang bekerja sambilan sebagai mata-mata pemerintah.

Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional, John Demer, mengatakan kasus baru-baru ini “menunjukkan bahwa setidaknya empat negara : Iran, China, Rusia dan Korea Utara, akan memungkinkan peretas kriminal untuk mengorbankan individu dan perusahaan dari seluruh dunia, selama peretas ini juga akan melakukannya bekerja untuk pemerintah negara itu. Mereka mengumpulkan informasi tentang aktivis hak asasi manusia, pembangkang, dan kepentingan intelijen lainnya."

Delegasi Iran untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York tidak segera membalas pesan yang meminta komentar. Iran, China, Rusia, dan Korea Utara secara rutin menyangkal bahwa mereka melakukan peretasan bahkan ketika dakwaan AS terhadap negara mereka telah menumpuk. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home