Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 15:07 WIB | Sabtu, 28 Maret 2015

Asupan Makanan Menentukan Derajat Keparahan Autisme

Ilustrasi. (Foto: bbc.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dalam menangani penderita autisme atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) diperlukan kesabaran dan ketekunan yang besar. Dalam sebuah konferensi autisme di Jakarta, Jumat (27/3), Dr. Lavinia Suryadi menyatakan, “Love and care for autism. Kalau kita tidak ada cinta kasih, tidak ada perhatian, kita tidak akan bisa mengatasi anak autis,” lanjutnya.

Dr. Lavinia mengakui, mengatasi ABK ini bisa menimbulkan stres yang luar biasa. Tidak hanya orang tua yang stres, lingkungan di sekitarnya juga akan ikut stres.

Dalam seminar tersebut, dijelaskan bahwa autisme (Autism Spectrum Disorders/ASD) merupakan kondisi mental yang buruk akibat gangguan perkembangan susunan saraf. Kondisi seperti ini berimbas pada perilaku yang tidak biasa, seperti kontak mata yang buruk, memiliki reaksi yang abnormal, sulit berkomunikasi, berinteraksi, dan lain sebagainya.

Selain faktor genetik CHD8 yang kuat membawa autisme, penyebab lain yang memperkuat spektrum penyakit ini adalah kondisi kehamilan sang ibu, seperti gaya hidup, penggunaan obat-obatan, konsumsi makanan, dan sistem kekebalan tubuh yang sangat mempengaruhi kondisi kesehatan bayinya.

Penelitian yang dilakukan UNESCO pada 2011 menunjukkan, terdapat 35 juta orang di dunia menderita autisme atau 6 dari setiap 1000 orang.

Namun para orang tua tampaknya lebih memperhatikan autisme sebagai gangguan perilaku, bukan gangguan kesehatan. Misalnya, Dr. Lavinia memberi contoh, bila orang tua ABK datang menemui dokter, yang diungkapkan bukanlah tanda-tanda gangguan kesehatan, seperti masalah pencernaan, sakit kepala, ataupun eksema, melainkan perilaku yang tidak biasa di sekolah, sehingga hal yang lebih diutamakan adalah terapi perilaku, tanpa memperhatikan asupan makanan.

Padahal asupan makanan yang tepat untuk para ABK membuat kondisi emosi menjadi lebih stabil, mengatasi gangguan kesehatan, dan mengurangi derajat keparahan autisme.

Oleh sebab itu, selain memperhatikan gangguan perilaku anak, orang tua harus lebih dahulu mengatasi kondisi tubuh ABK. “(Meski) tidak bisa disembuhkan, bukan berarti tidak ada harapan,” kata dia.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home