Loading...
INSPIRASI
Penulis: Tjhia Yen Nie 04:40 WIB | Minggu, 22 Mei 2016

Atas Nama Cinta Sejati

Cinta sejati menimbulkan sukacita walau jalan kehidupan yang dihadapi begitu terjal dan penuh luka.
Cinta (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Ada seorang malaikat yang jatuh cinta pada manusia.  Demi cintanya, dia melepaskan status malaikatnya dan menjelma menjadi manusia.  Namun hanya satu hari bersama, Sang Manusia mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Malaikat itu pun tidak dapat kembali lagi menjadi malaikat. 

Menyesalkah ia? Ternyata, malaikat itu tidak pernah menyesali keputusannya.  Kebersamaannya yang singkat, pengorbanan yang ia lakukan, tidak pernah dianggap suatu kesia-siaan.  Itulah cinta.

Hari itu seseorang yang dikhianati pasangan hidupnya, mengatakan kepada saya bahwa mencintai seseorang adalah berkorban.  Dia rela melakukan apa yang pasangannya mau, bukan yang ia mau; menyukai apa yang pasangannya suka, bukan yang ia suka; menanggung diri dikhianati, dipermalukan, ditelantarkan,  berkorban menanggung penderitaan. Menurutnya itulah cinta.

Dalam perdebatan singkat kami, saya mengatakan bahwa cinta adalah tindakan yang berbalasan.  Bagaimana kita dapat menghargai dan mencintai orang lain jika kita tidak dapat menghargai dan mencintai diri sendiri.  Membiarkan diri dibuat menderita dan direndahkan bukanlah tindakan atas nama cinta.  Harus ada relasi saling membutuhkan, bukan hanya dalam segi finansial, tetapi emosi.  Saling menginginkan yang terbaik untuk pasangan. Itulah cinta.

Dalam penjelasan pramugari saat pesawat akan tinggal landas, para penumpang pesawat harap menggunakan masker oksigen dahulu sebelum membantu penumpang lain jika terjadi keadaan darurat.  Itu berarti  kita harus menolong diri sendiri sebelum menolong orang lain,  harus mencintai diri sendiri sebelum dapat mencintai orang lain. 

Bukankah Sang Maha Agung menitahkan, “Kasihilah sesamamu manusia sama seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.”  Dapatkah kita mengasihi orang lain, namun membiarkan diri kita tidak dikasihi, bahkan oleh diri kita sendiri?

Cinta sejati tidak menyebabkan kita melalui jalan terjal yang menyebabkan kita terluka. Cinta sejati menimbulkan sukacita walau jalan kehidupan yang dihadapi begitu terjal dan penuh luka.  Dan kita dapat meraihnya dengan terlebih dahulu menghargai dan mencintai diri kita sendiri.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home