Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 00:01 WIB | Minggu, 05 Juli 2015

Atilla Baros Luncurkan Facegloria Bidik Pasar Kristen Injili

Atilla Barros (memegang smartphone) bersama timnya di Facegloria. Mereka berambisi merebut pangsa Kristen Injili pengguna Facebook. (Foto: youtube.com)

SAO PAULO, SATUHARAPAN.COM - Banyak kalangan Kristen yang menganggap Facebook ciptaan Mark Zuckerberg yang sangat populer itu tidak suci lagi. Kekerasan, pornografi dan hal-hal beraroma 'dosa' lainnya bersiliweran di media sosial itu.

Di mata Atilla Baros, seorang perempuan muda berkebangsaan Brasil, ini jadi masalah tetapi juga sekaligus peluang. Berarti ada pasar tertentu yang tidak dapat digarap oleh Facebook, dan itu berarti kesempatan bagi dirinya sebagai entrepreneur muda yang bergerak di bidang desain web.

Maka ia bersama tiga orang lainnya mendesain sebuah media sosial yang mereka anggap cocok dan akan menarik bagi kaum Kristen Injili, keyakinan yang juga dianut oleh dirinya dan tiga orang rekannya. Medsos yang mereka rancang itu mirip-mirip Facebook, namun kontennya sangat Kristiani.

Medsos itu dinamai Facegloria. Sampai saat ini pengikutnya sudah mencapai 100.000.  Di Facegloria tidak akan ditemukan fasilitas 'like.' Jika kita menyukai suatu status, yang kita klik adalah tombol 'Amen.' Mengumpat dan mencaci sangat dipantangkan. Selain itu ada daftar sekitar 600 kata yang tidak diperbolehkan digunakan di medsos ini. Demikian juga konten, foto maupun video kekerasan atau yang menggambarkan erotisme, dilarang keras. Konten berkaitan dengan aktivitas homoseksual juga tidak diperbolehkan.

"Di Facebook Anda melihat banyak kekerasan dan pornografi. Itu sebabnya kami menciptakan sebuah medos dimana kita dapat berbicara tentang Tuhan, kasih dan menyebarkan FirmanNya," kata Atilla Baros, yang menjadi web designer di Facegloria, kepada AFP, yang menurunkan laporan tentang hal ini dan dilansir kembali oleh hindustantimes.com.

Ceruk Pasar Baru

Ide diluncurkannya Facegloria bermula dari tiga tahun lalu. Waktu itu Baros berembuk dengan tiga rekannya sesama umat Kristen Injili yang bekerja di kantor walikota di  Ferraz de Vasconcelos, kota dekat Sao Paulo. Setelah mempelajari kecenderungan yang ada, mereka  berkesimpulan ada ceruk pasar baru di kalangan Kristen Injili.

Kesimpulan itu antara lain didasarkan pada data bahwa ada 42 juta jiwa dari 202 juta penduduk Brasil yang merupakan umat Kristen Injili. Salah satu aliran dalam Kristen Protestan ini dikenal cukup bergairah membuat terobosan di tengah umat Katolik tradisional yang mayoritas.

Dengan bantuan dari dana pribadi walikota Ferraz de Vasconcelos, mereka mendirikan sebuah perusahaan dengan modal awal sekitar US$ 16.000. Maka lahirlah Facegloria.

 "Kami ingin secara moral dan teknis lebih baik daripada Facebook. Kami ingin seluruh umat Kristen Injili Brasil beralih ke Facegloria," kata Baros.

Di belakang layar, lebih dari 20 relawan dipekerjakan antara lain untuk melakukan patroli secara online. Mereka bertugas untuk menyingkirkan bahasa yang buruk dan untuk memutuskan apakah suatu foto selfie berpotensi  bersifat cabul atau tidak. Bahkan gambar yang menunjukkan tembakau dan alkohol pun mereka telusuri untuk kemungkinan penghapusan.

Namun sejauh ini pekerjaan para petugas patroli online itu tidak terlalu sulit. "Masyarakat kami tidak mempublikasikan jenis-foto semacam itu," kata salah satu relawan, Daiane Santos, 26. Santos menghabiskan enam jam sehari bekerja untuk Facegloria, selain pekerjaannya di dinas perdagangan kota.

Sepuluh Juta Jiwa
 
Brasil memiliki populasi Katolik Roma terbesar di dunia. Namun penganut Kristen Injili yang berjumlah hanya enam persen dari populasi pada tahun 1980, sekarang sudah mencapai  22 persen, sedangkan jumlah penganut  Katolik telah menurun dari 90 persen  menjadi 63 persen.

Apabila diasumsikani tingkat pertumbuhan tetap demikian, Kristen Injili diperkirakan menjadi mayoritas pada tahun 2040 dan Facegloria berharap untuk ikut naik bersama gelombang itu.

"Kristen Injili telah menyebar karena urbanisasi yang intens selama 50 tahun terakhir," kata Edin Abumanssur, seorang ahli agama di  Universitas Katolik Sao Paulo.

"Pesan Pentakostal yang diberitakan di pinggiran-pinggiran kota  memberi penekanan bahwa individu  bertanggung jawab atas perilakunya jika ia menginginkan pertolongan dari Allah," lanjut dia.

"Iman  semacam ini bekerja dengan baik di kota-kota."

Pengaruh gerakan keagamaan ini terlihat di mana-mana.

Buku-buku paling laris di Brasil selama dua tahun terakhir ialah sejenis otobiografi Edir Macedo, yang pada 1977 mendirikan Universal Church of Kingdom of God  yang sangat berpengaruh. Ia memiliki grup media terbesar nomor tiga di Brasil.

Di parlemen, politisi dari sayap Kristen Injili juga mengembangkan kekuatan, sementara  superstar lapangan sepakbola Neymar memiliki tato salib di lehernya.

Baros mengharapkan Facegloria menjadi situs yang diminati di Brasil.

"Dalam dua tahun kami berharap  mendapatkan 10 juta pengguna di Brasil. Dalam satu bulan kami telah memiliki 100.000 dan di bulan kedua kami mengharapkan peningkatan besar berkat aplikasi ponsel," katanya.

Acir dos Santos, walikota Ferraz de Vasconcelos, mengatakan tidak ada batas dalam mengembangkan Facegloria.

"Jaringan kami adalah jaringan global. Kami telah membeli domain Faceglory dalam bahasa Inggris dan dalam semua bahasa yang dimungkinkan. Kami ingin mennghadapi Facebook dan Twitter di sini dan dimana saja," kata dia.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home