Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 10:44 WIB | Rabu, 16 November 2016

Australia Diminta Jembatani Hubungan Indonesia-Israel

Sebuah foto lama yang menunjukkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, ketika menerima kunjungan wartawan dari Indonesia (Foto: jpost.com)

CANBERRA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah studi terbaru yang dilansir di Australia menyarankan agar Negara Kanguru itu membantu dan menjembatani kehadiran Israel di Asia, termasuk Indonesia, yang sama-sama memiliki kepentingan untuk mengatasi terorisme.

Studi berjudul The Wattle and The Olive ditulis oleh Anthony Bergin dari lembaga tanki pemikir Australia, the Australian Strategic Policy Institute (ASPI), dan Efraim Inbar dari lembaga penelitian berbasis di Israel, Begin-Sadat Center for Strategis Studies.

Dilansir dari The Australian, studi itu menyarankan agar Australia meningkatkan hubungan diplomatik dan militer dengan Israel, untuk mendapatkan keahlian dalam sistem senjata kontra-terorisme berteknologi tinggi, yang dimiliki Israel.

Australia, menurut studi itu, dapat memperoleh keuntungan dari keahlian Israel pada sistem pesawat tak berawak, sistem pertahanan misil, perang siber, perlindungan kendaraan lapis baja, sensor cerdas dan berbagai kemampuan lainnya.

Sejumlah intelektual Indonesia mengunjungi Israel dan bertemu dengan Shimon Peres Februari 2015. (Foto: jewishnews.net.au)

Di bagian lain studi tersebut, dikemukakan bahwa Canberra juga dapat membantu Israel meningkatkan kemajuan diplomasi yang sudah dicapainya di Asia. Israel memiliki hubungan pertahanan jangka panjang dengan Singapura, dan telah membangun sesuatu yang mirip dengan India.

Israel juga memiliki hubungan perdagangan besar yang tumbuh dengan Tiongkok, termasuk pertukaran militer tingkat tinggi, dan hubungan yang panjang dengan Jepang.

Di sisi lain, meskipun Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia tidak  memusuhi Israel sekeras negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya, Jakarta tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel.

Oleh karena itu, studi itu mengatakan sebagai cara untuk menggerakkan hubungan itu lebih maju lagi, "Australia harus mengadakan dialog  dengan Indonesia dan Israel untuk saling berbagi penilaian strategis, terutama yang  berkaitan dengan kekerasan ekstremisme Islamis."

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan akan mengunjungi Australia tahun depan. Ia akan menjadi perdana menteri Israel pertama yang melakukan kunjungan resmi ke negara Kanguru.

Kepastian kunjungannya didapat setelah ia menerima undangan dari Menteri Luar Negeri Julie Bishop yang mengunjungi negara itu September lalu. Bishop mengatakan kepada Netanyahu, bahwa Australia dan Israel menikmati persahabatan yang mendalam, mengakui kontribusi komunitas Yahudi Australia pada bangsa itu.

Sebelum ke Australia, Netanyahu akan mengunjungi Singapura. Waktu tepatnya belum dipastikan namun kemungkinan  dalam tiga bulan ke depan. Ini akan menjadi balasan atas kunjungan PM Singapura, Lee Hsien Loong April lalu.

Lee Hsien Loong bertemu Netanyahu pada 19 April lalu selama kunjungan selama seminggu ke Timur Tengah. "Kami memiliki hubungan yang panjang dan mendalam antara Singapura dan Israel, " kata Lee dalam pertemuan itu.

Tentang Palestina

Studi ini juga menyarankan agar dalam menjalin hubungan dengan Israel Australia tidak harus selalu menggunakan lensa masalah Palestina. Studi ini menilai Australia dan Israel memiliki nilai-nilai politik yang sama, tetapi di sisi lain ada kekurangan pemahaman di sisi kepentingan strategis bersama.

Dikatakan pula bahwa peningkatan hubungan antara Australia dan Israel tidak akan merusak posisi Australia di dunia Arab atau Muslim. Sebab, menurut studi itu, "negara-negara Arab yang diam-diam semakin dekat dengan Israel karena kebangkitan Iran di wilayah tersebut dan karena ketakutan terhadap Islam radikal. Tidak ada bukti bahwa hubungan Australia dengan Israel akan menghalangi hubungan pertahanan dengan negara-negara Arab, keterlibatan pertahanan di Asia Tenggara dan Pasifik, upaya internasional untuk melawan terorisme dan proliferasi, atau kemampuan Angkatan Pertahanan Australia untuk beroperasi di Afghanistan dan Irak. "

Baca juga:


 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home