Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:53 WIB | Sabtu, 10 Oktober 2020

Azerbaijan Tembaki Kota Stepanekert, Ketika Gencatan Senjata Disepakati di Moskow

Asap mengepul setelah penembakan baru-baru ini selama konflik militer di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, di Stepanakert. (Foto: Reuters)

STEPANAKERT, SATUHARAPAN.COM-Pasukan Armenia dan Azerbaijan saling menuduh melakukan pengeboman di wilayah sipil pada hari Sabtu (10/10) pagi menjelang gencatan senjata yang disetujui untuk mengakhiri pertempuran sengit selama hampir dua pekan atas wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.

Ombudsman wilayah itu, Artak Beglaryan, mengatakan Azerbaijan telah menembakkan rudal ke daerah sipil di kota utama Stepanakert, yang telah diserang roket dan artileri secara teratur.

“Baku menggunakan gaya “WarCrimes” yang sama pada saat-saat terakhir,” kata Artak Beglaryan di Twitter, menambahkan bahwa belum ada informasi tentang korban.

Seorang jurnalis AFP di kota itu melaporkan mendengar dua ledakan di pagi hari, setelah Armenia dan Azerbaijan menyetujui gencatan senjata mulai Sabtu siang.

Namun Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia menembaki wilayah sipil negara itu. “Angkatan bersenjata Armenia secara intensif menembaki daerah berpenduduk di distrik Geranboy, Terter, Agdam, Agjaberdi, dan Fizuli. Azerbaijan mengambil tindakan balasan,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Armenia dan Azerbaijan menyetujui gencatan senjata pada hari Sabtu dini hari, setelah 11 jam pembicaraan yang dimediasi oleh Rusia di Moskow.

Pertempuran sengit di wilayah Kaukasus itu telah merenggut ratusan nyawa, memaksa ribuan orang mengungsi, dan menimbulkan ketakutan akan perang besar-besaran yang dapat menarik kekuatan regional Turki dan Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan kedua pihak telah sepakat pada pembicaraan tersebut untuk memulai "negosiasi substantif" untuk mengakhiri konflik atas Karabakh, daerah kantong etnis Armenia yang memisahkan diri dari Azerbaijan selama perang pada tahun 1990-an yang menewaskan sekitar 30.000 jiwa.(AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home