Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 16:27 WIB | Jumat, 20 Juli 2018

B20 Diterapkan, Pemerintah Optimistis Akhiri Defisit

Menko Perekonomian, Seskab, dan Menperin berbincang usai mengikuti Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jumat (20/7). (Foto: Humas/Jay/Setkab)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penerapan implementasi Biodisel 20 (B20) diyakini akan memberikan dampak dalam penghematan devisa, terutama migas yang dalam enam bulan terakhir mencapai 5,4 miliar dolar AS, padahal untuk non migas surplus 4,4 miliar dolar AS.

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengemukakan, dengan keputusan Rapat Terbatas untuk konsisten menerapkan penggunaan B20, maka pemerintah mempunyai dasar kuat untuk segera mengakhiri defisit transaksi berjalan.

“Tentu tidak dalam seminggu langsung defisitnya hilang, karena perlu juga masa persiapan, masa transisi,” kata Darmin.

Saat ini, jelas Menko Perekonomian, pelaksanaan Biodisel 20 terutama untuk angkutan umum. Sementara yang punya Mercedes pakai Pertamina Dex. Untuk angkutan umum itu penggunaan biodisel PSO (public service obligation) sebesar kira-kira 15 juta kiloliter setahun.

“Masih ada sisanya non-PSO dan itu banyak macamnya, bisa kereta api, bisa pembangkit tenaga listrik, bisa kapal laut, bisa alat-alat berat untuk pertambangan. Totalnya menurut data Kementerian ESDM, kira-kira 16,2 juta kiloliter. Ini yang akan dilaksanakan sekarang,” ucap Darmin seraya menambahkan bahwa penerapan Biodisel 20 juga akan membuat harga CPO (minyak kelapa sawit) akan membaik.

Darmin mengemukakan, dampak tersebut pernah dirasakan pada waktu B20 pertama-tama dilaksanakan di 2016, dalam hitungan 1-2 jam saja begitu diputuskan hari ini dilaksanakan harga bergerak naik.  Ini juga diharapkan akan memperbaiki penghasilan para petani kelapa sawit.

5,5 Miliar Dolar

Menko Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan, dalam jangka panjang, teknologi untuk penggunaan biodisel akan muncul. Bahkan di negara-negara tertentu sudah ada investasi dengan teknologi yang ada untuk B100.

“Kita juga mau menuju ke sana. Tentu tidak buru-buru sekali, karena pasti dunia usaha kita dengan BUMN, pasti punya kemampuan untuk secara bertahap. Nanti bisa saja dicampurnya B30, B40, sampai ujungnya bisa B100,” terang Darmin,

Dengan begitu, lanjut Darmin, akan menciptakan permintaan sendiri untuk CPO yang akan sangat besar, sehingga mengurangi ketergantungan Indonesia kepada pasar Eropa.

Mengenai besaran dampak jika implementasi ini sepenuhnya dilaksanakan, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengaku sudah menghitung.

“Setelah kita crosscheck beberapa data, sekitar 5,5 miliar dolar setahun. Kalau Pak Menteri Perindustrian bilang per hari kerja kita menghemat 21 juta dolar AS, per hari kerja,” sambung Darmin seraya menambahkan, pemerintah akan mempersiapkannya dengan baik.

Ia berharap berapa pada bulan pertama, nantilah sudah bisa dijelaskan. “Kita berharap tidak lama, dalam 2-3 bulan, kita sudah akan bisa melaksanakannya secara penuh,” katanya.

Konsisten Diterapkan

Rapat Terbatas tentang Percepatan Pelaksanaan Mandatori Biodisel yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (20/7) memutuskan, agar Biodisel 20 (B20) secara konsisten diterapkan sepenuhnya.

“Presiden ingin agar B20 secara konsisten diterapkan sepenuhnya, karena dampaknya ini akan sangat luar biasa bagi penghematan cadangan devisa kita, dan juga mengurangi impor minyak,” kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung kepada wartawan usai Rapat Terbatas itu.

Biodisel 20 adalah bahan bakar alternatif yang dibuat dengan mencampur bahan bakar solar dengan biodisel yang dihasilkan dari produk pertanian. Jumlah B menunjukkan persentase biodisel, sehingga Biodisel 20 merupakan perpaduan 20persen biodisel dan 80persen solar minyak bumi.

Ditambahkan Seskab, Presiden juga menginstruksikan kepada Menko Perekonomian dan Menteri Perindustrian dan para menteri lainnya agar dalam jangka menengah Biodisel 100 (B20) bisa diterapkan.

Sebelumnya pada pengantar Rapat Terbatas itu, Presiden Jokowi menekankan perlunya melakukan percepatan penggunaan biodisel dan energi baru terbarukan. Selain karena energi fosil yang selama ini digunakan sebagai energi akan habis, Presiden mengatakan, penggunaan biodisel menyangkut perbaikan neraca perdagangan kita.

“Ini penting sekali, kita juga ingin mengurangi impor minyak. Artinya, juga akan menghemat devisa, ada penghematan devisa di sini,” tegas Presiden seraya menambahkan, kalau penggunaan biodisel dan energi terbarukan itu bisa diimplementasikan, maka Indonesia akan hemat kurang lebih 21 juta dolar AS per hari.(Setkab)

 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home