Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 15:59 WIB | Jumat, 02 Agustus 2019

Bagaimana Museum Zoologicum Bogoriense Merawat dan Menyimpan Koleksinya

Koleksi spesimen ilmiah fauna LIPI di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB). (Foto: lipi.go.id)

CIBINONG, SATUHARAPAN.COM – Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) memiliki lebih dari 2 juta koleksi spesimen ilmiah fauna. Koleksi ini terus bertambah setiap tahun yang menjadikan museum yang didirikan pada tahun 1894 oleh Dr JC Koningsberger ini, sebagai rujukan penting dalam koleksi spesimen ilmiah di regional Asia Tenggara.

Keberadaan koleksi spesimen merupakan bagian penting dari ilmu pengetahuan hayati sebagai bahan acuan identifikasi jenis binatang. Selain itu koleksi spesimen juga menyimpan berbagai jenis spesies asli Indonesia, sehingga keberadaannya dapat tetap terpantau. 

Di MZB, koleksi spesimen dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu mamalia, burung, ikan, reptil, amfibi, moluska, krustasea, serangga, serta invertebrata.

Koleksi spesiemen di MZB diterima dari berbagai cara. Beberapa di antaranya adalah dari ekspedisi lapangan, pemberian dari sesama peneliti atau masyarakat, tukar-menukar dan titipan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam, atau barang sitaan tindak kriminal.

Dhian Dwibadra, Koordinator Pengelolaan Koleksi MZB, menjelaskan proses penyimpanan koleksi spesiemen dibagi menjadi tiga tahap. “Pertama penerimaan spesimen, kemudian diproses sesuai dengan takson masing-masing, lalu spesimen dapat disimpan di ruang penyimpanan dan terus dirawat,” kata Dhian.

Koleksi yang sudah diterima tersebut kemudian diawetkan. Menurut cara pengawetannya koleksi dibedakan menjadi koleksi basah dan kering yang dibedakan dari karakter morfologinya. “Misalnya jenis burung dan mamalia masuk dalam koleksi kering, sedangkan reptil masuk dalam koleksi basah karena akan mengkerut jika tidak disimpan dalam cairan,” kata Dhian, seperti dilansir situs lii.go.id, pada Jumat (2/8).

Ia menjelaskan, koleksi kering  disimpan dengan cara dikeringkan kemudian ditusuk dengan jarum, sedangkan koleksi basah disimpan dalam tabung kaca dan direndam alkohol 70 persen.

Perawatan Koleksi

Perawatan dan pendataan koleksi spesimen menjadi bagian penting dari proses penyimpanan koleksi. Suhu ruang penyimpanan harus terus dipantau dan dijaga pada suhu 18-22 derajat celsius. Kelembaban di dalam ruangan juga tetap dijaga pada angka 45-60 persen. “Suhu dan kelembapan ruangan dapat mempengaruhi keawetan koleksi. Jika suhu dan kelembapannya tidak diatur, koleksi dapat rusak karena debu atau udara lembap dan akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk membersihkannya kembali,” kata Dhian sambil menunjukkan koleksi spesimen tungau yang menjadi bagian dari spesialisasi penelitiannya.

Proses perawatan lain yang harus diperhatikan adalah volume alkohol pada koleksi basah. Dhian menjelaskan, alkohol pada koleksi basah harus diganti jika sudah keruh atau berkurang. “Spesimen harus terus teremdam alkohol, jika sudah hampir habis, harus segera ditambah,” katanya. Sementara untuk koleksi kering, jarum spesimen harus diganti jika sudah berkarat. Koleksi juga secara berkala dibersihkan dari debu.

Koleksi-koleksi spesimen fauna ini, disimpan di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang berada di Cibinong Science Center-Botanical Garden, Cibinong Jawa Barat. Sementara koleksi yang  dipamerkan untuk umum berada di museum pameran yang berada di dalam area Kebun Raya Bogor, Bogor, Jawa Barat. Museum pameran MZB menampilkan 122 display 954 jenis fauna Indonesia.

Menggeluti profesi peneliti sekaligus mengelola koleksi specimen, bagi Dhian adalah pekerjaan yang menyenangkan. “Lebih banyak suka daripada duka, karena menjaga koleksi spesimen merupakan bagian dari menjaga keberagaman hayati terutama spesies asli Indonesia,” katanya.

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home