Loading...
SAINS
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 11:29 WIB | Minggu, 24 Maret 2019

Bagian Pasta Gigi Mana yang Kamu Pencet?

Sosialisasi Pemilu bagi Pemilih Mula-Muda pada “100 % Indonesia Nyoblos”
Bagian Pasta Gigi Mana yang Kamu Pencet?
Penampilan Jogja Hiphop Foundation dalam konser “100% Indonesia Nyoblos” di lapangan parkir Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Jumat (22/3) malam. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Bagian Pasta Gigi Mana yang Kamu Pencet?
Bincang-bincang “100% Indonesia Nyoblos” menghadirkan (dari kiri ke kanan) Marzuki Mohamad (Jogja Hiphop Foundation), Farid Stevy (FSTVLST), dan Heru Wa (Shaggydog).

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Saat hendak gosok gigi, kalian memencet bagian pasta gigi sebelah mana? Bagian tengah atau bagian ujung belakangnya? Kalimat sederhana tersebut menjadi pemancing dalam bincang-bincang acara “100% Indonesia Nyoblos” di Lapangan Parkir Stadion Mandala Krida Yogyakarta.

Acara yang dipandu oleh Ishari “Ari Wulu” Sahida secara santai menghadirkan vokalis grup musik FSTVLST Farid Stevy, Marzuki Mohamad (Jogja Hiphop Foundation), dan Heru Wa (Shaggydog) untuk berbagi pandangan tentang hak pilih dalam Pemilu Presiden dan Legislatif 17 April nanti.

Heru Wa memberikan penjelasan bagaimana hidup ini sesungguhnya adalah pilihan-pilihan dengan segala konsekuensinya. Untuk itu Heru berpesan agar sebelum memilih harus mengetahui informasi atas pilihannya tersebut, termasuk dalam Pemilu nanti.

Farid Stevy lebih menekankan pada kesadaran dan tanggung jawab dalam memilih.

“Kalau tidak bisa memilih hal-hal yang sepele (dengan benar), bagaimana kita bisa menentukan pilihan pada hal-hal yang lebih besar? Ini penting. Harus bisa membiasakan menentukan pilihan pada hal-hal kecil atas dasar kesadaran dan tanggung jawab,” jelas Stevy.

Sementara Juki panggilan akrab Marzuki Mohamad menyoroti tentang fenomena politik yang tidak begitu menarik perhatian bagi generasi millenial.

“(Bagi generasi milenial) Politik itu membosankan karena wakilnya membosankan dan tidak mewakili mereka. Ada baiknya keterwakilan itu tidak sekadar figur, namun juga program-program yang ditawarkan bisa menarik pemilih muda-mula,” ujar Juki.

Meski begitu, Juki berpesan kepada generasi muda milenial untuk memilih dengan cara yang benar dan tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

Acara bincang-bincang tersebut merupakan rangkaian program “100% Indonesia Nyoblos”, sebuah ajakan bagi pemilih muda-mula yang diinisiasi We the Youth Indonesia bersama Komunitas Gayam 16, untuk menggunakan hak pilihnya secara sadar dan bertanggung jawab karena pilihan mereka akan menentukan perjalanan bangsa Indonesia setidaknya untuk lima tahun ke depan.

“Antusiasme generasi milenial yang masuk dalam kategori mula-muda dalam Pemilu 17 April nanti cukup bagus. Yang mengisi petisi sebagai bukti tanda masuk sudah mendekati 30 ribuan sejak program ini diluncurkan beberapa hari yang lalu,” jelas salah satu koordinator program “100% Indonesia Nyoblos” di Yogyakarta Setyo Harwanto, Jumat (22/3) malam.

Meskipun diwarnai hujan sepanjang sore hingga malam, acara “100% Indonesia Nyoblos” diikuti tidak kurang 5.000-an pengunjung muda. Hujan yang turun tidak menyurutkan mereka meninggalkan area Parkir Stadion Mandala Krida saat pementasan Bravesboy, FSTVLST, Jogja Hiphop Foundation, dan Shaggydog.

Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan dari jumlah warga negara Indonesia yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebesar 152.050.861 orang, sebanyak 17.501.278 jiwa berasal dari pemilih muda/mula dalam rentang usia di bawah 20 tahun. Sementara pemilih muda dalam rentang usia 21-30 tahun mencapai 42.843.792 jiwa. Dalam kelompok usia tersebut hampir separuh pemilih yang memiliki hak pada Pemilu 2019 berasal dari kalangan muda.

Sebagai bagian dari edukasi politik kepada generasi muda, penting mengemas acara dalam suasana yang fun, ringan, namun tetap memberikan tawaran yang cerdas agar pesan-pesan bisa tersampaikan dan memberikan dampak positif bagi pembangunan politik di masa datang yang lebih sehat sebagaimana disampaikan Juki dalam acara bincang-bincang tersebut, "Sejak saya belajar menyelam (diving), saya jadi menghindari minum air dalam kemasan."

Pesan Juki menjadi penting bahwa menentukan pilihan dan keputusan yang didasarkan pada informasi yang tepat, penuh kesadaran, dan bertanggung jawab, sedikit banyak akan menentukan perjalanan bangsa Indonesia di masa datang.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home