Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 12:24 WIB | Kamis, 24 April 2014

Bajak Laut Indonesia Dicurigai Curi Solar Kapal Singapura

Polisi laut Malaysia memeriksa Naniwa Maru 1 di pelabuhan Klang, Malaysia setelah tanker milik Singapura dirampok oleh bajak laut, 23 April 2014. (Foto: voanews)

KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Polisi Malaysia mencurigai kapten kapal, kepala kabin dan kepala teknisi kapal tanker minyak Singapura bersekongkol dengan bajak laut mencuri solar di kapal Naniwa Maru 1 di Selat Malaka Malaysia.

Tiga awak kapal warga negara Indonesia menurut keterangan polisi lenyap bersamaan dengan perompak yang melarikan diri setelah mencuri tiga juta liter solar dari kapal tanker, seperti dilaporkan media Malaysia, The Star pada Kamis (24/4).
 
Paspor dan barang-barang pribadi juga hilang dari kamar kapten Farizal, kepala teknisi Mohamad Alfan dan kepala kabin Ariyandri Alhafsyah.
 
Tidak ada tuntutan uang tebusan.
 
Polisi Malaysia menyatakan bajak laut asal Indonesia mengikat 18 anggota kru saat mereka menyedot solar dari kapal milik Singapura sekitar pukul 01:00 hari Selasa (22/4).
 
Wakil komandan polisi federal Kelautan Asst Comm Police (ACP) Abdul Rahim Abdullah mengatakan pencurian ini sangat mencurigakan karena tiga pelaut kunci kapal tersebut hilang bersama larinya delapan bajak laut.
 
"Kapal itu dalam perjalanan ke Myanmar dari pelabuhan Singapura ketika dibajak oleh orang-orang bersenjata parang dan pistol.
 
"Para awak kapal, yang terdiri dari 10 orang Indonesia, tujuh warga Thailand dan seorang warga India, dikuasai dan dirampok sebelum dikunci di sebuah ruangan," kata dia kepada wartawan kemarin.
 
Bajak laut juga mengambil handphone dan uang dari berbagai mata uang senilai US$ 17.000.
 
Menurut ACP Abdul Rahim, dua kapal berlabuh di sebelah Naniwa Maru I yang membawa 5,3 juta liter solar, dan bajak laut menggeledah kapal tanker minyak itu.
 
"Para perompak kemudian menyedot 3.2 juta liter solar dari Naniwa Maru I ke dalam dua kapal. Kerugian solar diperkirakan RM 8 juta," kata dia.
 
ACP Abdul Rahim mengatakan agen pengiriman Singapura pemilik Naniwa Maru terlambat melaporkan kejadian karena awak kapal menghubungi kantor baru pukul 10.00 hari Selasa.
 
Para awak kapal juga dicurigai karena mereka terlalu lama melaporkan kejadian.
 
"Bahkan yang lebih mencurigakan adalah tidak adanya sinyal bahaya yang diaktifkan," kata ACP Abdul Rahim menambahkan setidaknya butuh delapan jam menyedot solar ke kapal mereka. (thestar.com)

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home