Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 11:11 WIB | Kamis, 19 Januari 2017

Balawan Meriahkan Sarapan Jazz 2017

Balawan Meriahkan Sarapan Jazz 2017
Penampilan gitaris Ballawan pada Sarapan Jazz 2017 di Pantai Watu Kodok, Tanjungsari Gunungkidul Selasa (17/1) malam. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Balawan Meriahkan Sarapan Jazz 2017
Talkshow yang menghadirkan Djaduk Ferianto (kaus merah), Aji Wartono (Warta Jazz, bertopi), dan Noor Arif (Dagadu, jaket hitam-merah).
Balawan Meriahkan Sarapan Jazz 2017
Penampilan Danny Eriawan Project pada Sarapan Jazz, Rabu (18/1).
Balawan Meriahkan Sarapan Jazz 2017
Bonita and the Hus Band saat tampil pada Sarapan Jazz, Rabu (18/1).

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gitaris asal Bali yang terkenal dengan teknik tapping-nya I Wayan Balawan, Selasa (17/1) malam turut memeriahkan acara Sarapan Jazz 2017 yang dihelat di Pantai Watu Kodok, Tanjungsari-Gunungkidul. Enam lagu dimainkan dengan teknik permainan gitar dan genre musik yang berbeda mulai blues hingga jazz.

Warna musik ethnic terasa kental dalam permainan gitar Balawan. Tidak mengherankan mengingat Balawan telah mengenal permainan gamelan Bali sejak usia 5 tahun. Dengan menggunakan gitar double neck yang dilengkapi synthesizer, Balawan memainkan komposisi Indonesia Raya. Hujan yang mengguyur sejak sore hari tidak menyurutkan penonton beranjak dari depan panggung sederhana yang dibuat persis di tepi Pantai Watu Kodok.

Setelah jamming dengan mengundang penyanyi muda, Anggi, Balawan beradu instrumen dengan drummer Mahendra melalui tapping gitarnya. Sajian tersebut menjadi salah satu sesi yang menarik dalam Sarapan Jazz 2017. Selain permainan gitar, Balawan adalah salah satu musisi yang memiliki suara khas dan menyanyikan sendiri lagunya. Kepiawaian Balawan terlihat saat tampil tanpa persiapan dengan menggandeng bassist asal Surabaya yang menetap di Yogyakarta, Sutan Harahap.

Sebelum penampilan Balawan, Sarapan Jazz hari pertama diawali dengan perform dua grup komunitas jazz di Yogyakarta, yaitu Etawa Jazz dan Blackstocking. Di sela-sela penampilan ada talkshow dengan menghadirkan masyarakat sekitar yang mengelola Pantai Watu Kodok serta salah satu penggagas Jazz Mben Senen, Djaduk Ferianto, Ajie Wartono dari Warta Jazz, dan Noor Arif dari Dagadu, membahas perkembangan jazz di Yogyakarta, kreativitas dalam mendorong industri kreatif, serta peran media.

Sarapan Jazz, Membangun Tali Persaudaraan

Setelah rehat, Sarapan Jazz 2017 dilanjutkan pada hari kedua yang sempat mundur beberapa saat karena panggung yang basah oleh air hujan. Rabu (18/1) pukul 06.00 WIB, Sarapan Jazz dilanjutkan dengan penampilan Tricotado yang membawakan tiga lagu dari album kedua, dilanjutkan dengan grup Everyday.

Pianis Leilani Hermiasih yang dikenal dengan Frau Lani, membawakan lima komposisi lagu, salah satunya merupakan musikalisasi puisi karya Amir Hamzah Berdiri Aku. Lani mengakhiri penampilannya dengan lagu Mesin Penenun Hujan.

Bassist Danny Eriaawan Wibowo, salah satu pegiat Jazz Mben Senen, turut tampil dengan tiga komposisi jazz standar bersama DEP, dilanjutkan dengan Bonita and The Hus Band yang membuka penampilannya dengan lagu Bromo yang diperkenalkan pertama kali saat tampil di Jazz Gunung.

Penampilan Muchichoir menutup acara Sarapan Jazz 2017, sebelum dilakukan pemotongan tumpeng dan kue ulang tahun ketujuh Jazz Mben Senen.

"Harapannya, ke depan kita akan terus menjadikan Sarapan Jazz sebagai acara reguler tahunan dengan melibatkan lebih banyak lagi partisipasi masyarakat di dalam acara," kata salah satu koordinator Jazz Mben Senen Harli Yoga Pradana kepada satuharapan.com.

Sebagai sebuah acara, ada keunikan dari perhelatan Sarapan Jazz yang tidak semata-mata berbicara tentang pertunjukan musik. Konsep hingga pengisi acara secara keseluruhan disusun dengan keterlibatan seluruh komunitas Jazz Mben Senen dengan melibatkan masyarakat setempat semenjak persiapan serta musisi lain dalam semangat membangun tali persaudaraan. Setidaknya, Sarapan Jazz 2017 yang dikemas secara sederhana dan fun menawarkan sebuah sajian sarapan yang menggembirakan. Ada obrolan berbagai arah yang mengalir di luar panggung antara anggota komunitas, pengunjung, dan masyarakat sekitar tanpa sekat batas.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home