Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 15:09 WIB | Senin, 06 Februari 2017

Bangladesh Serukan Dukungan Rencana Relokasi Pengungsi Rohingya

Mantan sekretaris jenderal PBB Kofi Annan (kedua kiri), kepala komisi penasihat multisektor dengan sembilan anggota tentang Rakhine, Myanmar, tiba untuk rapat di Yangon 30 November 2016. Kaum Rohingya Myanmar dapat menjadi korban kejahatan kemanusiaan, kata badan HAM PBB tersebut pada 29 November, saat mantan kepala PBB Kofi Annan tiba di negara tersebut untuk rangkaian kunjungan, yang salah satunya adalah ke Rakhine utara. (Foto: AFP)

DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Otoritas Bangladesh mendesak masyarakat internasional mendukung rencana kontroversial untuk merelokasi puluhan ribu pengungsi Rohingya dari Myanmar ke sebuah pulau terpencil meski mendapat peringatan bahwa pulau tersebut tidak dapat dihuni, hari Minggu (5/2).

Menteri Luar Negeri A.H. Mahmood Ali meminta perwakilan dari 60 misi diplomatik dan beberapa badan PBB untuk mengambil “langkah yang berarti” guna merelokasi para pengungsi.

Skema tersebut akan dapat memindahkan warga Rohingya ke Pulau Thengar Char di Teluk Bengal. Ali mengatakan bahwa di pulau itu, para pengungsi akan memiliki “akses yang lebih baik untuk menerima bantuan kemanusiaan.” 

Sekitar 232.000 muslim Rohingya - yang yang terdaftar atau belum - sudah tinggal di Bangladesh sebelum lebih dari 65.000 lainnya mulai tiba pada Oktober, melarikan diri dari aksi kekerasan di negara bagian barat Myanmar, Rakhine.

Sebagian besar orang yang melarikan diri ke Bangladesh hidup dalam kondisi memprihatinkan di sejumlah posko pengungsian di distrik Cox's Bazar, yang berbatasan dengan negara bagian Rakhine dan basis bagi resor wisata terbesar negara itu.

Pekan lalu, Bangladesh membentuk komite yang terdiri dari beberapa pejabat di distrik pesisir untuk mengawasi rencana itu, dan memerintahkan otoritas untuk membantu mengidentifikasi serta merelokasi warga Myanmar tak berdokumen ke pulau itu. 

Namun, seorang pejabat lokal mengkritik gagasan itu, mengatakan bahwa pulau seluas 2.430 hektare itu “hanya bisa diakses selama musim dingin dan menjadi tempat tinggal para perompak.” (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home