Loading...
BUDAYA
Penulis: Sabar Subekti 07:22 WIB | Selasa, 11 Agustus 2020

Bangunan di Kota Tua Sanaa, Yaman Runtuh karena Hujan Lebat

Sekitar 5.000 bangunan tua terdaftar sebagai situs warisan dunia UNESCO
Pekerja menghancurkan bangunan yang rusak akibat hujan di situs Warisan Dunia UNESCO di kota tua Sanaa, Yaman pada hari Minggu (9/8/2020). (Foto: Reuters)

SANAA, SATUHARAPAN.COM-Rumah-rumah di Kota Tua Sanaa, Yaman, yang terdaftar sebagai situs warisan dunia di UNESCO, runtuh akibat hujan lebat, karena banjir dan badai selama berbulan-bulan menyerang negara yang sudah terhuyung-huyung karena perang, kekurangan makanan, dan penyakit.

Rumah bata lumpur coklat dan putih yang khas di lingkungan bersejarah Sanaa, yang berasal dari sebelum abad ke-11, telah lama terancam dalam konflik dan penelantaran.

Sebagian rumah Muhammad Ali Al-Talhi runtuh pada hari Jumat (7/8) ketika hujan deras melanda Sanaa, menyebabkan enam perempuan dan enam anak kehilangan tempat tinggal. "Semua yang kami miliki terkubur," katanya dikelilingi oleh puing-puing kuno dan lumpur, meminta bantuan untuk menemukan tempat berlindung.

Aqeel Saleh Nassar, Wakil Kepala Otoritas Pelestarian Kota Bersejarah, mengatakan warga saat ini tidak memelihara bangunan tua seperti dulu, sehingga menyebabkan keretakan dan kelemahan.

Tidak Terpelihara

Sekitar 5.000 bangunan menjulang di kota tua memiliki atap bocor dan 107 di antaranya sebagian besar atapnya runtuh, katanya. Pihak berwenang telah bekerja dengan UNESCO dan dana lain untuk melestarikan sebagian.

Hujan yang sangat deras tahun ini, yang dimulai pertengahan April dan terakhir hingga awal September, telah menambah apa yang digambarkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Perang selama lima tahun telah menewaskan lebih dari 100.000 orang, dan menyebabkan 80% penduduk Yaman bergantung pada bantuan dan jutaan orang di ambang kelaparan.

Selain virus corona baru, yang diyakini menyebar di sebagian besar wilayah tanpa terdeteksi, hujan lebat menyebarkan penyakit seperti kolera, demam berdarah, dan malaria.

Otoritas Houthi yang berpihak pada Iran yang telah mengendalikan Sanaa sejak menggulingkan pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi yang diakui secara internasional pada akhir 2014, mengajukan banding pekan ini ke UNESCO untuk menyelamatkan warisan kota.

Mereka mengatakan sekitar 111 rumah sebagian atau seluruhnya runtuh dalam beberapa pekan terakhir.

Warga Sanaa Adel San'ani pada hari Sabtu (8/8) mengatakan bahwa dia melihat lima rumah rusak parah akhir pekan ini. "Keluarga tidak memiliki tempat berlindung. Bank lokal membantu dengan mendistribusikan terpal plastik sebagai atap," katanya. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home