Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Melki Pangaribuan 16:50 WIB | Minggu, 27 Oktober 2019

Banten Juara Umum Pekan Olahraga Tradisional

Peserta terompah panjang saat bertanding dalam Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (Potradnas) di Stadion Sultan Agung Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (27/10/2019). (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Provinsi Banten keluar sebagai juara umum Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (Potradnas) ke-VII di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan perolehan dua emas dan satu perunggu.

Dua emas yang diperoleh Banten diraih di nomor dagongan dan engrang, sementara medali perunggu diperoleh di nomor hadangan atau gobak sodor.

Di posisi kedua di tempati kontingen Jawa Barat dengan perolehan satu emas, satu perak, dan dua perunggu. Raihan emas Jabar diraih di nomor terompah panjang. DKI Jakarta berada di posisi ketiga dengan perolehan satu emas dan satu perunggu.

Gelaran Potradnas ini diikuti 24 provinsi mulai tanggal 26 hingga 27 Oktober 2019 di Stadion Sultan Agung Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun lima olahraga tradisional yang dipertandingkan yakni Sumpitan, Dagongan, Hadangan, Terompah Panjang, dan Engrang.

Tak ada hingar bingar pesta kembang api baik saat pembukaan dan penutupan, hanya upacara sederhana melalui gelaran musik tradisional dan dangdut. Saat pemberian medali, para peserta yang keluar sebagai juara diberikan uang pembinaan.

Meski terkesan sederhana, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta mengatakan esensi dari penyelenggaraan olahraga tradisional yakni memperkuat semangat persatuan, persaudaraan, dan melestralikan budaya.

"Kita lihat saja, mereka datang seperti saudara saling berbincang, seolah kompetisi bukanlah tujuan utama. Ini adalah nilai atau ruh olahraga sesungguhnya," katanya seperti dikutip dari Antara, Minggu (27/10).

"Bangsa Indonesia itu butuh kebersamaan, gotong royong, serta persaudaraan yang sudah mulai terkikis. Olahraga tradisional membangkitkan itu," kata dia.

Kemenpora Harap Olahraga Tradisional Dipertandingkan di PON

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berharap olahraga tradisional bisa dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) agar keberadaannya terus terjaga dan menjadi salah satu olahraga andalan di masa depan.

"Nah seperti PON, kadang saya sedikit berbeda. PON itu pestanya olahraga Indonesia, ada yang mengatakan sudah fokus saja ke olahraga olimpik. Nanti enggak tumbuh olahraga budaya kita, kalau di negara sendiri nggak jadi tuan rumah," ujar Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, Sabtu (26/10).

Ia beranggapan bahwa banyak olahraga tradisional yang bisa didorong menjadi nomor baru untuk dipertandingkan dalam kejuaraan multi event baik skala domestik maupun Asia Tenggara.

Berkaca pada pencak silat dan sepak takraw, dua cabang itu awalnya merupakan olahraga tradisional. Namun seiring banyaknya pertandingan hingga menjamurnya organisasi/klub, akhirnya dipertandingkan di ajang multi event.

Pencak Silat dan Sepak Takraw juga menjadi dua di antara puluhan cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games. Meski dalam perjalanannya, kehadiran pencak silat jadi nomor yang dipertandingkan menuai protes dari negara timur tengah.

"Karate aslinya olahraga tradisional Jepang, Taekwondo itu korea, awalnya tradisional. Pokoknya semua olahraga itu awalnya tradisional," kata dia.

Ia berharap ke depan olahraga hadang atau di daerah lain akrab dengan gobak sodor bisa menjadi salah satu cabang yang bisa dipertandingkan di ajang multi event nasional maupun internasional.

"Hadang sesuatu menarik juga, kelincahan ada, kelenturan ada, speed ada. Kenapa enggak kita promosikan bahkan cenderung tenggelam di negara sendiri. Kita harus mengamankan," kata dia. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home