Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Kartika Virgianti 17:33 WIB | Kamis, 24 April 2014

Basuki Ingin Beauty Contest MRT Timur-Barat Tahun Ini

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa mass rapid transit (MRT) sebenarnya lebih mendesak di wilayah timur barat. Dia berharap secepatnya bisa dilakukan lelang investasi (beauty contest) tahun ini atau tahun depan.

Dia jelaskan bahwa sejak rapat pembahasan program 17 langkah atasi kemacetan di ibu kota, pada Rabu (19/3) lalu, bersama Wakil Presiden RI, Boediono selaku pemerintah pusat, membicarakan mengenai pemerintah daerah mana saja yang bertanggung jawab terhadap program ini. 

Akan tetapi, pemerintah Jawa Barat dan Banten mengaku keberatan jika harus mengeluarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mereka yang tidak sebesar APBD Jakarta. Oleh sebab itu, pemerintah Jawa Barat dan Banten hanya akan memberikan bantuan yang terkait dengan perizinan pembebasan lahan di wilayah mereka.

“Timur-barat kan belum bisa dimulai, terakhir rapat bersama wapres untuk membuat studi ini siapa saja yang menanggung, dengan melibatkan Jawa Barat dan Banten. Tapi mereka keberatan, ya sudah kalau begitu pusat sama kita saja,” kata Basuki di Balai Kota, Kamis (24/4).

Sepeti diketahui, MRT yang tadinya pola pembangunannya dari selatan ke utara, tapi ternyata perkembangan perumahan timur ke barat juga luar biasa besarnya, wilayah timur yang dimaksud di sini adalah Cikarang, Bekasi, dan sekitarnya. Sedangkan wilayah barat seperti Tangerang Selatan, Tangerang, Balaraja, sampai Banten. Saat ini MRT baru dibangun di wilayah selatan-utara, yaitu Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sampai Kampung Bandan, Jakarta Utara.

Basuki mengaku akan mengajukan surat kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan kepada Menteri Perhubungan (Menhub) dengan menggunakan sistem Public Private Partnership (PPP), di mana seluruhnya pihak swasta yang mengerjakan. Berbeda halnya dengan konsep MRT selatan-utara yang menggunakan konsep pinjaman kepada pihak Jepang yaitu JICA (Japan International Coorporation Agency).

“Kami ingin timur-barat ini DKI ambil alih saja kerjakan. Kita akan menggunakan sistem Public Private Partnership, nah itu yang akan kita lakukan. Kita minta pusat untuk bantu menghubungkan karena inikan ada Balaraja, Cikarang, tidak mungkin kalau tidak ada campur tangan pusat, karena kita tidak bisa ekspansi kewilayah mereka,” kata Basuki.

Jika menunggu bantuan dari JICA seperti MRT selatan-utara, maka realisasinya bisa sangat lama yang ia perkirakan bisa sampai tahun 2027, menunggu proyek selatan-utara selesai. Sedangkan dirinya berharap proyek selatan-utara bisa berjalan beriringan dengan timur-barat, karena menurut Basuki perkembangan perumahan di wilayah tersebut semakin berkembang dengan aktivitas commuter.

“Pak Gubernur ingin MRT timur-barat ini jangan sampai 2027 gitu lho. Padahal penduduk di timur-barat ini semakin banyak. Harusnya bisa berbarengan dengan utara-selatan. Sedangkan Jepang sendiri maunya kan satu-satu. Kebutuhan kita lebih mendesak timur-barat,” tukasnya.

Proyek MRT di timur-barat ini akan diusahakan tidak terlalu banyak pembebasan lahan karena akan menggunakan jalur existing yang sudah ada jalannya. Tetapi kalau swasta berminat, tidak menutup kemungkinan untuk memasukan MRT ke wilayah perumahan-perumahan.

Menurut Basuki, JICA tidak mau mengerjakan proyek timur-barat karena telah dilakukan kajian sejak lama oleh mereka bahwa wilayah itu tidak menguntungkan. Tetapi itu adalah kajian saat wilayah timur-barat belum banyak perumahan seperti sekarang. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home