Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 08:42 WIB | Rabu, 03 Februari 2016

Bencana Hidrometeorologi Naik Drastis dalam Sepekan

Banjir yang terjadi di Leupung, Aceh Besar, Aceh, beberapa waktu lalu. Banjir melanda wilayah itu tiga kali dalam satu tahun. (Foto: Junaidi Hanafiah/mongabay.co.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa (2/2) mencatat kenaikan drastis bencana hidrometeorologi dalam sepekan terakhir. Bencana itu mencakup banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Kenaikan kejadian bencana dari tiga jenis bencana tersebut mencapai lebih dari seratus persen.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, seperti dikutip dari situs resmi bnpb.go.id, mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan hujan akan mencapai puncaknya pada akhir Januari dan Februari 2016.

Data BNPB mencatat ketiga bencana tadi berdampak pada lebih dari 700.000 jiwa dengan kategori menderita dan mengungsi. Sementara itu, total jiwa meninggal akibat tanah longsor berjumlah delapan jiwa, sedangkan banjir tujuh jiwa.

Tidak hanya korban jiwa, bencana hidrometeorologi berdampak pada kerugian materiil berupa rumah dan fasilitas infrastruktur lain, seperti fasilitas pendidikan, peribadatan, dan kesehatan. BNPB mencatat bencana banjir, puting beliung, dan tanah longsor hingga awal Februari (2/2) berdampak pada kerusakan berat 421 rumah.

Melihat kecenderungan kejadian bencana hidrometeorologi yang meningkat, BNPB mengimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan publik meningkatkan kewaspadaan. Sutopo mengatakan sekitar 63,7 juta jiwa masyarakat Indonesia terpapar bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. 

Demikian juga lebih dari 40 juta jiwa terpapar bahaya tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi. Mengawali bulan Februari, BNPB mengimbau masyakarat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya bencana hidrometeorologi tersebut.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home