Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 20:31 WIB | Jumat, 22 Mei 2015

Beras di Papua Aman, Hasil Petani Lokal

Para warga saat mengantre untuk membeli beras murah dari Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam gelar operasi beras murah yang totalnya sebanyak 5,3 ton di Taman Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (3/3). Harga yang dijual perpaketnya untuk lima kilogram beras dibandrol harga sebesar 37.000 Rupiah dengan harga perkilogramnya sekitar 7.400 sampai 9.000 Rupiah berbeda jauh dari harga di pasaran. (Foto-foto: Dedy Istanto).

JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM – Beras yang saat ini tersedia di Provinsi Papua aman atau terbebas dari bahan plastik seperti yang terjadi di daerah lain.  

“Memang akhir-akhir ini ada beredar informasi isu-isu soal beras plastik, tapi kami pastikan bahwa beras bulog adalah beras asli hasil petani kita,” kata Kepala Bulog Divisi Regional Papua, Arif Mandu, di Jayapura, Jumat (22/5).

Arif memastikan bahwa beras yang didatangkan di Provisi Papua adalah beras lokal, bukan beras yang berasal dari negara lain.

“Tapi yang jelas kalau beras Bulog tidak ada, nanti bisa dicek, karena memang itu dtengarai beras bearasal dari Tiongkok, dan ini yang perlu diwaspadai, masuknya beras dari luar yang tidak teridentifikasi, kalau melalui Bulog melalui pemerintah kan jelas, jadi kalau yang perdagangan bebas yang tidak jelas dari mana dan melalui pedagang mana, nah ini kita yang susah,” dia menambahkan.

Bulog, kata Arif, akan segera berkoordinasi dengan pemerintah setempat, untuk mengantisipasi masalah tersebut masuk Papua dan meberi jaminan kepada masyarakat bahwa beras yang mereka konsumsi aman dari zat berbahaya.

“Barangkali Disperindag yang lebih paham dan tahu pedagang-pedagang dan pemasok beras di Papua ini, nanti kita akan koordinasikan dengan Pemprov dan Disperindag provinsi, selasa mendatang kami akan kordinasikan untuk meninjau gudang dan pasar, untuk memastikan, sehingga bisa memberikan rasa ketenangan kepada masyrakat, bahwa beras yang beredar adalah beras asli, bukan beras platik,” dia menambahkan.

Masyarakat, sambungnya, juga diminta untuk dapat berperan dalam hal pengawasan di lapangan.  “Tentu masyrakat juga harus waspada, dan cepat melaporkannya sehingga bisa kita identifikasi lebih awal,” dia menambahkan.

Mengenai pemeriksaan kualitas, terang Arif, rutin dilakukan Bulog setiaap kali datang sttok beras yang baru, dan hal tersebut menurutnya bisa dijadikan acuan untuk memastikan keamanan beras mereka.

“Yah kalau beras Bulog ini kan jelas pengadaan dari hasil produksi petani kita, dan kita pada saat masuk itu kan ada pemeriksaan kualitas jadi bisa ditahu kualitasnya, tidak masuk begitu saja, ada petugas kualitas dan disampling, sehingga kalau ada beras bukan asli, itu sudah bisa teridentifikasi,” kata dia.

Contoh di Jawa Barat

Pada Selasa (19/5) Wali Kota Bekasi, Rachmat Effendi mendapat laporan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi bahwa ada beras mengandung bahan baku plastik.

“Kalau kita makan beras tersebut, sama saja kita menelan bahan plastik untuk pembuatan pipa paralon,” kata Rahmat.

Sampel beras, dicek oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi di Laboratorium Sucofindo, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sejak Selasa (19/5) sampai dengan Rabu (20/5).

Hasilnya, kata dia, beras yang dijual pedagang bernama Sembiring di Pasar Mutiara Gading itu terbukti mengandung bahan baku plastik yang berbahaya bagi kesehatan.

“Bahan baku polivinil yang digunakan untuk beras tersebut adalah yang biasa digunakan untuk memproduksi pipa paralon,” kata dia.  (antarapapua.com).


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home