Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 20:40 WIB | Senin, 15 Oktober 2018

Beringin Putih, Tanaman Hias Berkhasiat Herbal

Beringin putih (Ficus benjamina, L.). (Foto: data.addrun.org):

SATUHARAPAN.COM – Beringin putih merupakan jenis tanaman pekarangan yang biasa digunakan untuk tanaman hias. Mudahnya beradaptasi, bahkan dalam cuaca cukup ekstrem, membuatnya jadi pilihan untuk penghias pekarangan.

Beringin putih atau Ficus benjamina dan beberapa jenis ficus lain dari suku ara-araan atau Moraceae, menurut Wikipedia, disebut juga waringin atau ara (ki ara, ki berarti “pohon”). Tumbuhan itu dicirikan dengan ukuran pohon yang besar dan kanopi yang lebar. Daun, cabang, dan batangnya mengeluarkan getah kental berwarna keputihan. 

Beringin putih juga dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai.

Namun, selain sebagai tumbuhan pekarangan, beringin putih menurut Kajian Ilmiah Mahasiswa (LKIM) Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang, dikutip dari lkimunand.blogspot.com, memiliki manfaat tidak ternilai bagi kelestarian lingkungan atau ekologi, berkaitan dengan hidrologi, konservasi flora dan fauna, serta biofarmaka.

Beringin putih memiliki akar gantung dan struktur perakaran yang dalam dan kuat, serta akar lateral yang mencekram tanah dengan baik. Hal itu memberikan kontribusi yang besar terhadap pengaturan tata air.

Dengan melihat sistem perakarannya, beringin putih sangat cocok ditanam di lahan-lahan miring dan lereng, mengurangi tanah longsor, dan erosi tanah. Sifat beringin putih yang menggugurkan daun, membuat tanaman ini mampu menyimpan cadangan air pada musim penghujan, sehingga hampir di setiap daerah sekitar tanaman beringin putih nyaris tidak pernah mengalami kekurangan air.

Selain itu, jatuhan seresah yang banyak mengakibatkan tanah memiliki banyak kandungan bahan organik, sehingga dapat menghasilkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sangat tepat memilih penanaman beringin putih untuk tujuan konservasi tanah dan air.

Selain itu beringin putih juga memiliki kemampuan menyerap karbondioksida yang tinggi, yakni 535,90 kg/pohon/tahun. Pemilihan beringin putih untuk hutan kota sangatlah tepat, karena di samping sangat baik untuk pengaturan tata air, pencegahan bahaya erosi dan banjir, tingkat strata tajuk yang lebat dan padat dapat berpengaruh mengurangi/meredam kebisingan, angin, dan terik sinar matahari, sehingga menurunkan suhu kota.

Pemerian Botan Beringin Putih

Beringin putih dikutip dari ums.ac.id, adalah pohon besar,dengan  tinggi mencapai 20-25 m, berakar tunggang. Batang tegak, bulat, permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial.

Pada batang keluar akar gantung (akar udara) atau akar napas, menjulur ke bawah. Ketika mencapai tanah, akar tersebut akan tumbuh membesar menjadi batang yang menopang cabang di atasnya.

Pohon ini berkembang biak secara generatif melalui biji yang ada pada buahnya, serta merupakan tanaman yang menggugurkan daunnya selama musim kering.

Daunnya daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan, bentuknya lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, hijau.

Bunganya tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bulat. Ketika masih muda hijau, setelah tua merah. Biji bulat, keras, putih.

Akarnya  tunggang, berwarna cokelat. Daun, cabang, dan batangnya mengeluarkan getah kental berwarna keputihan.

Beringin putih, merupakan tanaman yang memiliki struktur perakaran yang dalam dan kuat serta akar lateral, yang mencengkeram tanah dengan baik, memiliki kemampuan hidup, dan beradaptasi dengan bagus pada berbagai kondisi lingkungan. Beringin putih mampu hidup di berbagai macam kondisi lingkungan yang ekstrem, salah satunya di atas bebatuan. Beringin putih juga merupakan tumbuhan yang memiliki kemampuan hidup sangat lama atau umur sangat tua, dengan tenggang waktu sampai ratusan tahun.

Menurut Wikipedia, beringin putih mempunyai nama berbeda di setiap daerah. Daerah Sunda menyebut dengan nama caringin, Jawa menyebut beringin atau weringin, dan untuk Melayu dikenal dengan nama waringin. Beringin putih memiliki nama ilmiah Ficus benjamina L., dengan sinonim Ficus retusa L. var. Nitida (Thunb.) Miq.

Pohon beringin putih, menurut Wikipedia, sering ditanam sebagai tanaman pinggir jalan di kawasan tropis, digunakan sebagai tanaman hias di kebun di Hyderabad, India. Ada banyak kultivar yang tersedia, misalnya 'Danielle', 'Naomi', 'Exotica', dan 'Golden King'. Beberapa kultivar termasuk pola pewarnaan yang berbeda pada daun, mulai dari hijau muda ke hijau gelap, dan berbagai bentuk warna putih.

Dalam budidaya di Inggris, tanaman ini dan kultivar 'Starlight' beraneka ragam, telah mendapatkan Penghargaan Royal Horticultural Society of Garden Merit. Kultivar miniatur, terutama 'Too Little', adalah salah satu tanaman paling populer untuk bonsai dalam ruangan.

Di samping manfaat di atas, beringin putih juga memiliki nilai estetika yang cukup tinggi, sehingga tidak sedikit perajin tanaman hias menjadikan beringin putih sebagai salah produk bonsai dan tanaman hias yang mempunyai harga jual cukup tinggi.

Manfaat Herbal Tanaman Beringin Putih

Menurut  Setiawan Dalimartha, dalam bukunya Atlas Tumbuhan Obat Jilid 2, Tahun 2000, Penerbit Trubus Agriwidya Jakarta,  daun beringin berkhasiat sebagai obat influenza, radang saluran nafas (bronkhitis), batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut, disentri, dan kejang panas pada anak-anak.   

Farihah dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, dalam penelitiannya tentang uji toksisitas ekstrak daun Ficus benjamina L. terhadap artemia salina leach dan profil kromatografi lapis tipis, menyebutkan daun, akar, dan kulit batang beringin, mengandung beberapa senyawa kimia di antaranya saponin, flavonoid, dan polifenol.

Mengutip ccrc.farmasi.ugm.ac.id, beringin putih, berdasarkan data empiris, mampu mengobati atau mencegah kanker. Beringin putih mempunyai kandungan saponin, flavonoid, dan alkaloid yang mampu menghambat laju pertumbuhan sel kanker, namun tidak dapat membunuh sel kanker (agen kemopreventif).

Hasil penelitian tim peneliti Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung, mengenai aktivitas biologis ekstrak buah beringin putih atau Ficus benjamina L., menunjukkan sitotoksik terhadap T-Limphoblastic Leukemic, antitumor, dan aktivitas antibakteri. Ekstrak daun menunjukkan antibakteri, antivirus terhadap virus herpes simplex, aktivitas antinociceptive, dan analgesik.

Syaiful Asikin, peneliti dari Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (2010), dikutip dari balittra.litbang.pertanian.go.id,  meneliti tanaman beringin putih (Ficus benjamina) yang tumbuh di wilayah rawa, termasuk lahan rawa pasang surut. Kurang lebih 70-80 jenis tumbuhan, dapat digunakan sebagai pestisida nabati.

Hasil penelitian pendahuluannya menunjukkan tanaman ini dapat membunuh larva ulat garak berkisar 70-80 persen. Dengan daya bunuh sebesar 80 persen, berarti tumbuhan tersebut berpotensi sebagai pestisida nabati. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home