Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 04:55 WIB | Sabtu, 07 Mei 2016

Bersukacitalah karena Tuhan

Apakah alasan kita bersyukur?
Bersukacitalah! (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Bersukacitalah karena TUHAN, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus” (Mzm 97:12). Demikianlah ajakan pemazmur kepada setiap orang yang mengaku diri umat Tuhan. Di sini pemazmur mengajak setiap orang percaya untuk bersukacita. Dan Tuhanlah yang menjadi alasan mereka bersukacita. Jadi, alasan sukacita di sini bukanlah diri sendiri atau keadaan diri sendiri, tetapi karena Tuhan.

Jadi, yang dimaksud dengan bergembira di sini ialah bergembira atas apa yang dilakukan Tuhan. Sekali lagi, bergembira karena apa yang dilakukan Tuhan.

Nah, berkait dengan apa yang dilakukan Tuhan, jelas di sini perlunya kerelaan untuk menerima apa yang Tuhan lakukan bagi kita. Sebab, sering terjadi apa yang dilakukan Tuhan tak sesuai harapan kita!

Mari kita berhenti sejenak dan bertanya! Apakah yang biasa menjadi alasan kita saat bersyukur kepada Tuhan? Bukankah kebanyakan yang menjadi alasan adalah apa yang baik menurut kita. Ketika bisnis kita lancar, sukses studi, rumah baru, tubuh yang sehat, baru sembuh dari sakit! Jarang bukan, ibadah syukur karena penyakit yang kita terima!

Itu tidak sepenuhnya salah. Namun, yang pasti kurang utuh. Pemazmur menolong kita untuk tidak hanya bersyukur atas apa yang baik dalam pandangan manusia, tetapi juga atas apa yang buruk dalam pandangan manusia.

Jika sudah begini saya teringat Ayub. Ketika semuanya hartanya habis, anak-anaknya musnah, borok menutupi sekujur tubuhnya, lelaki dari tanah Us itu berkata: ”Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (Ay. 2:10). Dengan kata lain, ”Masakan kita hanya mau menerima apa yang baik dari Allah, sedangkan yang tidak baik kita tolak?”

Pemazmur mengajak umat percaya untuk bersukacita karena Tuhan dengan satu alasan: Allahlah Raja Semesta. Itulah satu-satunya alasan. Allah adalah raja semesta! Saudara dan saya adalah hamba-Nya. Bersukacita atas apa yang dilakukan Allah, entah baik atau buruk dalam pandangan manusia, merupakan hal logis, lumrah, biasa. Sekali lagi, karena Allahlah raja semesta dan kitalah hamba!

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home