Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 23:28 WIB | Minggu, 19 Maret 2017

Bio Farma Ajak Universitas Kembangkan Riset Vaksin

Terdakwa produsen vaksin palsu pasangan suami dan istri, Hidayat Taufiqurahman (kiri) dan Rita Agustina (tengah) menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (11/11/2016). Jaksa Penuntut Umum (JPU) membacakan tuntutannya kepada terdakwa dengan menjerat pasal 197 Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda Rp 1,5 miliar. (Foto: Antara)

BANDUNG, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan produsen vaksin Bio Farma mengajak akademisi di universitas atau perguruan tinggi mengembangkan riset vaksin baru untuk kemudian diproduksi.
     
"Kami mengajak perguruan tinggi, yang bisa meneliti dan mengembangkan vaksin silakan hubungi kami," kata Sekretaris Perusahaan Bio Farma M Rahman Rustan di Bandung, Minggu (19/3).
     
Menurut Rahman, pemenuhan kebutuhan vaksin berbagai penyakit tidak bisa hanya dikerjakan oleh industri tetapi juga membutuhkan tenaga riset dari perguruan tinggi dan lembaga riset.
     
Dia mengemukakan kebutuhan akan pengembangan pengobatan "life science" akan bertambah besar di masa depan. Oleh karena itu membutuhkan sumber daya manusia yang lebih banyak di industri farmasi khususnya vaksinologi dan produk-produk "life science".¿
     
Rahman menjelaskan program studi vaksinologi secara khusus di Indonesia belum ada karena melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti farmasi, kedokteran, kedokteran hewan, mikrobiologi, kimia, dan peternakan.
     
Sebagai langkah awal, Bio Farma memberikan pelatihan-pelatihan kepada perguruan tinggi dengan mengadakan Forum Vaksin Nasional ataupun kuliah umum di universitas-universitas.
     
"Di forum itu Bio Farma berikan gambaran bagaimana cara buat vaksin kepada teman-teman di universitas. Tujuannya agar kita mandiri," kata peneliti senior Bio Farma Erman Tritama.
     
Peneliti-peneliti Bio Farma kerap memberikan pelatihan-pelatihan membuat vaksin kepada mahasiswa agar Indonesia tidak mengandalkan SDM dari luar dalam pengembangan vaksin.
     
Erman menjelaskan, kunci dalam pengembangan industri vaksin dan produk pengobatan "life science" adalah penguasaan teknologi oleh sumber daya manusianya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home