Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Reporter Satuharapan 02:08 WIB | Jumat, 06 September 2019

BKSDA Minta Populasi Monyet Ekor Panjang di Gunung Kidul Dikurangi

Ilustrasi. Wisatawan memotret seekor kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang berkeliaran di kawasan Goa Kreo, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (1/1/2017). Hutan seluas sekitar lima hektare di sekitar Goa Kreo saat ini menjadi habitat bagi ratusan kera ekor panjang dan menjadi salah satu daya pikat objek wisata tersebut. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)

GUNUNG KIDUL, SATUHARAPAN.COM - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta mengajukan permohonan pengurangan populasi monyet ekor panjang di Kabupaten Gunung Kidul ke Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Menurut petugas BKSDA Yogyakarta di Gunung Kidul, Agus Sunarto, populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Gunung Kidul sudah menimbulkan keresahan masyarakat.

"Rencananya, pengurangan populasi monyet ekor panjang sebanyak 1.200 ekor atau sekitar 60 sampai 70 persen dari yang ada di Gunung Kidul," kata Agus Sunarto, hari Kamis (5/9) seperti dikutip Antara.

Ia mengatakan rencananya pengurangan populasi monyet ekor panjang akan dilakukan oleh pihak ketiga sebagaimana tahun 2010, ketika pihak ketiga mendatangkan warga Suku Badui untuk menangkap ratusan monyet ekor panjang di Gunung Kidul.

"Saat ini, kami hanya mengajukan, nantinya yang menangkap dari perusahaan yang memiliki izin ekspor. KLHK punya kuota 20.000 ekor per empat tahun. Monyet akan diekspor ke Tiongkok dan Amerika," kata dia.

Agus mengatakan bahwa populasi monyet ekor panjang di 11 dari 18 kecamatan yang ada di Gunung Kidul sudah menimbulkan keresahan masyarakat, khususnya di Kecamatan Girisubo dan Panggang.

Di wilayah Kecamatan Girisubo paling tidak ada lima koloni monyet ekor panjang dengan anggota setiap koloni sekitar 50 sampai 100 ekor.

"Monyet ekor panjang masuk ke permukiman warga dan merusak tanaman pangan yang ada di ladang. Hal ini, kami duga disebabkan meningkatnya populasi monyet ekor panjang dan semakin sedikitnya makanan karena musim kemarau panjang," kata Agus.

Ia mengatakan bahwa kawanan monyet ekor panjang diberi ruang untuk berkembang biak, antara lain di kawasan suaka margasatwa di Kecamatan Paliyan, tempat monyet ekor panjang bisa hidup di lahan seluas 400 hektare.

BKSDA Yogyakarta juga sudah menanam ratusan pohon buah-buahan guna menyediakan makanan bagi satwa-satwa tersebut dalam upaya mengurangi konflik antara manusia dan monyet.

BKSDA Yogyakarta menanam sedikitnya 14 jenis pohon buah di kawasan Suaka Margasatwa Paliyan. "Ada ratusan monyet ekor panjang yang hidup di sana," kata Agus. (antaranews.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home