Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:42 WIB | Senin, 03 Februari 2020

BKSDA Sulteng Buka Sayembara untuk Bebaskan Buaya Berkalung Ban

Buaya dengan ban sepeda motor yang melilit di lehernya di tepi Sungai di Palu, Sulawesi Tengah, 22 Januari 2020. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

PALU, SATUHARAPAN.COM – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar sayembara berhadiah besar untuk membantu membebaskan seekor buaya dari lilitan ban. Keberadaan buaya dalam kondisi berkalung ban bekas sepeda motor itu diketahui sejak 2016.

Meskipun kemunculannya di permukaan sungai sulit dipastikan, di tanggul bantaran sungai di jembatan satu di Kota Palu, Sulawesi Tengah, selalu saja ada masyarakat yang datang untuk melihat keberadaan buaya berkalung ban, yang kini menjadi objek sayembara berhadiah besar itu.

Keberadaannya sempat terlupakan ketika masyarakat dilanda gempa bumi tahun 2018, tetapi publik Kota Palu kembali ingat pada nasib buaya malang ini setelah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, mengumumkan sayembara melepaskan ban dari tubuh buaya itu.

Berbicara kepada VOA, yang dilansir voaindonesia.com pada Senin (3/2) Hasmuni Hasmar, Kepala BKSDA Sulawesi Tengah mengatakan, sayembara itu dibuat karena keprihatinan dan sekaligus keinginan banyak pihak, khususnya warga di Kota Palu, agar buaya itu terbebas dari ban yang kini semakin mencengkeram tubuh buaya yang terus besar itu.

“Pertama minta dukungan, yang kedua karena keterbatasan saya punya keterbatasan sumber daya manusia, untuk melepaskan ban itu. Kepedulian saya itu buat sayembara,” Kata Hasmuni.

Kepala BKSDA Sulawesi Tengah itu tidak bersedia mengungkapkan nilai dan bentuk hadiah dari sayembara membuka ban dari tubuh buaya itu, tetapi mengatakan sudah mengajak sejumlah ahli buaya, dari dalam maupun luar negeri, tetapi belum membuahkan hasil.

Secara terpisah Wali Kota Palu, Hidayat, menyambut baik segala bentuk upaya demi membantu melepaskan kalung ban dari buaya di Sungai Palu. Harapan yang menurutnya menjadi keinginan warga masyarakat di Kota Palu yang selalu antusias untuk menantikan kemunculan buaya itu di permukaan.

“Kalau itu buaya muncul lagi di permukaan, itu pasti banyak yang nonton, kadang macet lalu lintas di jembatan. Itu menandakan ada apresiasi, cuma yah belum ada yang punya keahlian untuk menangkap buaya itu,” kata Hidayat.

BKSDA mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian terakhir diperkirakan setidaknya terdapat 35 ekor buaya di Sungai Palu, satu di antaranya berkalung ban.

Buaya berkalung ban di sungai Palu itu dilaporkan kemunculannya pada 2016. Tidak diketahui bagaimana ban bekas sepeda motor itu bisa terpasang di leher buaya tersebut, tetapi seiring pertumbuhan tubuhnya yang semakin besar, keberadaan ban itu semakin terpasang ketat di bagian leher buaya tersebut. (voaindonesia.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home