Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:12 WIB | Rabu, 18 April 2018

BMKG Imbau Masyarakat Bersiap Menghadapi Transisi Musim

Ilustrasi. Citra satelit menunjukkan terjadinya transisi musim dari musim kemarau ke musim hujan. (Foto: bmkg.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama beberapa lembaga Internasional yang menangani kondisi Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, mengindikasikan hingga awal April 2018 ini kondisi La Nina kategori lemah sudah berakhir dan menuju kondisi normalnya pada bulan Mei hingga September 2018 nanti. Sementara itu, tidak ada indikasi anomali iklim dipole mode yang terjadi di Samudera Hindia bagian barat Sumatera.

BMKG, dalam keterangannya yang dilansir situs resmi bmkg.go.id, memprediksikan Samudera Hindia tetap dalam kondisi normal pada periode April hingga September 2018 nanti. Sirkulasi angin regional sudah didominasi angin Monsun Australia (angin timuran) hampir di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa.

“Angin timuran membawa massa udara kering dari Benua Australia, kondisi ini selaras dengan awal periode musim kemarau di Indonesia,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Senin (16/4).

Meski demikian, tambahnya, di beberapa wilayah terutama di bagian barat, masih terdapat massa udara basah yang cukup lembap (> 65 persen), terutama di atmosfer lapisan menengah (ketinggian 3000 meter).

“Kondisi ini, dapat mendukung tumbuhnya awan-awan konvektif sehingga hujan sporadis masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, beberapa wilayah di Sumatera bagian Selatan, Jawa bagian Tengah dan Timur, Kalimantan bagian Utara dan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat dan Selatan, serta Maluku bagian Utara, “ katanya.

Namun demikian, katanya, pada musim transisi, potensi dan peluang cuaca ekstrem seperti hujan es dan puting beliung dapat terjadi.

Hingga awal April, daerah yang sudah memasuki kemarau adalah Provinsi NTT, NTB, DIY, Riau, Sumatera Utara, dan Aceh. Kemudian merambat perlahan ke arah barat dan utara ke Pulau Jawa, sebagian Sulawesi, sebagian Kalimantan, dan Sumatera yang memasuki awal kemarau secara umum di bulan Mei.

Dwikorita mengatakan, menghadapi musim kemarau tahun ini, perlu diwaspadai daerah-daerah yang rentan terjadinya kebakaran lahan dan hutan, di antaranya Aceh dan Sumatera Utara bagian timur, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, serta sebagian Papua bagian Selatan.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home