Loading...
DUNIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:31 WIB | Jumat, 31 Juli 2015

Botswana Berupaya Atasi Kekeringan Terparah dalam 30 Tahun

Ilustrasi Botswana berupaya atasi kekeringan terparah dalam 30 tahun. (Foto: speakupforthevoiceless.org)

GABORONE, SATUHARAPAN.COM – Botswana mengalokasikan dana darurat sebagai respons atas bencana kekeringan terparah dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, yang berdampak besar terhadap sektor pertanian akibat minimnya irigasi, menurut pernyataan pemerintah negara tersebut yang dikutip dari AFP, pada Kamis (30/7).

Pengucuran dana darurat sekitar 44 juta dolar Amerika (setara Rp 593,4 miliar) disetujui parlemen pada Rabu (30/7), setelah Presiden Ian Khama menyatakan bencana kekeringan nasional untuk pertama kalinya sejak tahun 1984.

Dana bantuan tersebut akan digunakan untuk menolong peternak, yang diminta untuk mengurangi jumlah ternak mereka akibat minimnya lahan untuk merumput.

Dana itu juga akan digunakan untuk membeli sejumlah kendaraan, yang digunakan untuk membantu memadamkan kebakaran yang melanda, serta untuk keperluan proyek irigasi dan makanan tambahan bagi anak-anak yang menderita kekurangan gizi.

Gelombang panas dan penurunan drastis curah hujan memicu berkurangnya lahan pertanian hingga 70 persen.

“Botswana mengalami musim kering, setelah rata-rata curah hujan menurun yang menyebabkan kondisi peternakan yang buruk bagi petani,“ kata pejabat menteri pertanian Patrick Ralotsia.

"Tahun ini cuaca berkembang menjadi sangat buruk," kata Ralotsia kepada wartawan Selasa (28/7) di ibu kota, Gaborone, seperti dikutip bloomberg.org. "Di sebagian besar negara, sudah ada tanda-tanda yang menunjukkan kegagalan panen total, karena pertumbuhan tanaman terhambat sementara yang lain mencapai layu permanen."

“Tanaman utama negara Afrika selatan itu adalah gandum, sorgum, dan jagung. Pada musim tanaman ini panen telah menurun 69 persen menjadi 127.800 hektare, luas panen tahun sebelumnya 315.800 hektar, sementara jumlah petani telah menurun 78 persen menjadi 28 persen,"kata Ralotsia. 

"Saya akan mengatakan ini adalah tahun kekeringan," kata Ralotsia. "Kami telah mengalami rata-rata curah hujan musim ini yang rendah, dan sebagai hasilnya kondisi peternakan  memburuk,  selama musim panas berlangsung. Sapi akan kehilangan kondisi atau bahkan mati. Saya ingin mendesak petani untuk menyimpan cadangan. "

Botswana terakhir kali dilanda kekeringan pada 2013, namun dampaknya tidak terlalu parah.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home