Loading...
BUDAYA
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:43 WIB | Selasa, 11 Februari 2020

Buku Cerita Prancis Le Petit Prince Diterjemahkan ke Bahasa Bali

Pengunjung mengamati lukisan yang dipajang dalam pameran karya seni lukis Raja Cenik di Museum Pasifika, Nusa Dua, Badung. (Foto: Antaranews Bali/Fikri Yusuf)

BADUNG, SATUHARAPAN.COM – Buku cerita anak klasik dari Prancis yang berjudul Le Petit Prince karya Antoine de Saint-Exupery, diluncurkan dalam versi buku terjemahan berbahasa Bali dengan judul Raja Cenik.

"Buku ini sebelumnya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti Spanyol, Rusia, Belanda, Swedia, Vietnam, dan Italia. Kali ini Bahasa Bali mendapatkan kehormatan sebagai bahasa ke-441 yang dipakai untuk menceritakan kisah yang ada di buku terkenal ini," kata penerbit buku, Pascal Hierholz, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (10/2).

Ia mengatakan, terbitnya buku Raja Cenik tersebut tidak terlepas dari sejumlah pihak yang telah banyak membantu dalam proses penerbitan, seperti Alliance Francaise Bali dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Untuk ahli alih Bahasa Bali dalam buku Raja Cenik ini yaitu seniman Cokorda Sawitri, dan sebagai ahli aksara Balinya ada Dharma Putra yang terlibat selama proses penerbitan. Di buku ini juga selain diterjemahkan ke dalam bahasa Bali juga ada aksara Balinya.

Pascal Hierholz berharap melalui buku Raja Cenik yang diluncurkan juga sebagai salah satu bagian dari kegiatan Festival Bulan Bahasa Bali itu, bisa mengajak berbagai pihak untuk melestarikan dan mempelajari lebih dalam tentang Bahasa Bali.

"Kami harap buku ini bisa juga menginspirasi generasi muda khususnya di Bali untuk lebih mencintai bahasa dan aksara Bali. Sehingga nantinya dapat melahirkan karya-karya berkelas dunia. Ini juga merupakan ungkapan keprihatinan dan kepedulian kami agar penggunaan bahasa Bali tidak luntur ke depannya," kata Pascal.

Dalam peluncuran buku itu, juga dilakukan pameran karya seni lukis di Museum Pasifika, Nusa Dua, oleh delapan seniman dari tanah air dan mancanegara, yaitu Pascal Hierholz, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan 'Kun' Adnyana, seniman asal Belanda John Vander Sterren, Janggo Paramartha dari Bali, seniman Bali Putu Pinky Sinanta, Lala Tamara dari Jakarta, I Gusti Nyoman Dharta, serta Budi Karyono juga dari Bali.

"Saya bersama tujuh seniman lain kali ini membuat berbagai karya yang terinspirasi dari kisah cerita yang ada pada buku Raja Cenik ini," kata Pascal.

Di Indonesia, sejauh ini buku Le Petit Prince telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali. Rencananya, buku tersebut juga akan diterjemahkan ke bahasa Jawa dan Bahasa Sunda.(Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home