Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 12:49 WIB | Rabu, 09 Oktober 2019

Bulog Surakarta Siapkan 37.000 Ton Beras OP

Kepala Perum Bulog Sumut Basirun (tengah). (Foto: ANTARA/Evalisa Siregar)

SOLO, SATUHARAPAN.COM - Perum Bulog Subdivre III Surakarta, Jawa Tengah, menyiapkan sekitar 37.000 ton beras untuk kebutuhan operasi pasar (OP) menyusul kenaikan harga komoditas pokok tersebut di pasaran.

"Program operasi pasar ini sebetulnya sudah rutin dijalankan Bulog sejak awal tahun. Hanya saja untuk saat ini program itu kembali digencarkan," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta M Akbar Said di Solo, Jateng, Selasa (8/10).

Menurut dia, untuk kegiatan operasi pasar mendatang itu, Bulog menyediakan sebanyak 31.000 ton yang berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP), sedangkan beras komersial dengan kualitas premium disiapkan sebanyak 6.000 ton.

Akbar mengatakan saat ini perkembangan harga beras di pasaran mulai mengalami peningkatan seiring banyak petani yang gagal panen akibat kemarau panjang.

"Bahkan, di beberapa pasar saat ini beras medium sudah ada yang menembus angka Rp10.000/kg," katanya.

Sedangkan pada operasi pasar nanti, harga beras yang dijual oleh Bulog lebih terjangkau, yaitu Rp8.100/kg.

"Memang tujuan dari kegiatan operasi pasar kan untuk menjaga stabilisasi harga di pasaran. Jadi harga yang kami jual lebih rendah tetapi kualitasnya sama-sama medium," katanya.

Ia mengatakan untuk memperoleh beras dengan harga tersebut, masyarakat maupun distributor dapat melakukan pembelian di gudang serta kantor Bulog terdekat.

"Kami menjual beras tersebut baik untuk kebutuhan ritel maupun grosir," katanya.

Sebelumnya, berdasarkan pantauan di pasaran harga beras medium jenis IR 64 dijual dengan harga Rp10.800/kg, beras premium Rp11.000/kg, beras mentik wangi Rp12.000/kg, dan beras naga delanggu dijual dengan harga Rp12.000/kg.

Menekan Lonjakan Harga

Perum Bulog Divre Sumut sudah menggelontorkan 13.622 ton beras dalam program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) untuk menekan
lonjakan harga bahan pokok itu.

"Penggelontoran beras untuk KPSH semakin digencarkan sejak September karena ada kekhawatiran terjadi gejolak harga dampak masuknya masa paceklik," ujar Kepala Perum Bulog Divre I Sumut Basirun di Medan, Selasa (8/10).

Basirun mengatakan dalam beberapa bulan ke depan, produksi beras menurun karena belum masa panen padi secara nasional maupun Sumut.

Oleh karena itu, katanya, Bulog Sumut berupaya membanjiri pasar dengan beras miliknya.

"Kalau ketersediaan beras mencukupi diharapkan gejolak harga beras bisa ditahan meski lagi masuk paceklik," ujarnya.

Basirun menegaskan untuk tetap bisa menggelontorkan beras di pasar, Bulog Sumut, selain meminta pasokan dari pusat juga melakukan pembelian ke petani.

Pembelian ke petani dilakukan sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) dan komersial.

"KPSH juga sebagai implementasi dari Surat Menteri Perdagangan RI Nomor 718/M/DAG/SD/7/2019 tertanggal 8 Juli 2019 kepada Perum Bulog untuk melaksanakan KPSH," ujarnya.

KPSH bukan hanya dilakukan di pasar tradisional, tetapi juga melalui jaringan Sahabat Rumah Pangan Kita (RPK), sinergi BUMN serta mitra distributor. (ANTARA)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home