Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:02 WIB | Jumat, 13 Januari 2017

Bunga Matahari Berkhasiat Antialergi

Bunga matahari (Helianthus annuus, L). (Foto: naturalmedicinalherbs.net)

SATUHARAPAN.COM - Bunga matahari adalah tumbuhan semusim dari suku kenikir (Asteraceae), ditanam baik sebagai tanaman hias maupun tanaman penghasil minyak. Mengutip dari Wikipedia, tanaman ini mudah ditemui, dan disebut sebagai tanaman bunga matahari karena bunganya ketika merekah berukuran besar dengan berwarna kuning cerah seperti matahari.

Pada siang hari, bunga tersebut selalu menghadap ke arah matahari bergulir. Pada malam hari, bunga ini tertunduk ke bawah. Bunga ini sebetulnya adalah bunga majemuk, tersusun dari ratusan hingga ribuan bunga kecil pada satu bongkol. Bunga matahari juga memiliki perilaku khas, bunganya selalu menghadap atau condong ke arah matahari atau heliotropisme. Orang Prancis menyebutnya tournesol atau "pengelana matahari".

Bunga matahari banyak dibudidayakan untuk diambil bijinya sebagai makanan, diolah menjadi minyak, digunakan sebagai tanaman hias juga banyak di manfaatkan sebagai herba.  Biji bunga matahari berisi hingga 58 persen minyak pada bijinya. Minyak ini digunakan untuk memasak dan untuk menghasilkan biodiesel. Minyak biji bunga matahari kualitasnya dinilai hampir setara dengan minyak zaitun, kualitas terbaik dari minyak  bunga matahari ini didapat dari varietas biji hitam dengan kandungan minyak sekitar 50 hingga 60 persen.

Selain itu biji bunga matahari menjadi camilan yang dinamakan kuaci, yang dapat dinikmati ketika bersantai. 

Menurut Leland Harrison Hartwell (1967–1971), mantan presiden dan direktur Pusat Riset kanker  Fred Hutchinson Cancer di Seattle, Washington, bunga dan biji bunga matahari telah lama digunakan sebagai obat tradisional oleh warga Venezuela, dengan cara mencampurnya dengan anggur.

Tim peneliti dari Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi, meneliti uji efektivitas ekstrak bunga matahari sebagai obat analgesik (sejenis obat yang dibuat untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa harus menghilangkan kesadaran) secara in vitro pada  mencit putih jantan. Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan mekanik, kimia atau jaringan, menyebabkan kerusakan fisik. Bunga matahari mengandung flavonoid berpotensi untuk mengurangi rasa sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bunga matahari memiliki efek analgesik.

Menurut Setiawan Dalimarta (alm), dokter dan penulis Atlas Tumbuhan Obat Indonesia dan Pendiri Himpunan Pengobatan Tradisional dan Akupunktur Indonesia, yang dikutip dari kompas.com , 6 Agustus 2008, seluruh bagian bunga matahari ternyata memiliki khasiat obat. Bunga matahari mengandung zat quercimeritrin yang berperan sebagai antihistamin (antialergi) dan antiradang. Sedangkan bijinya bersifat mengencerkan dahak (ekspektoran) sehingga sangat bermanfaat untuk mengobati penyakit saluran napas.

Pemerian Botani Bunga Matahari

Tanaman matahari, dikutip dari usu.ac.id, mempunyai sistem akar tunggang, berwarna putih kotor. Diameter akar tanaman ini tidak terlalu besar. Batang bunga matahari kuat, bulat, biasanya berdiameter 3 cm, tetapi kadang-kadang mencapai 10 cm, menghasilkan rambut-rambut kasar dan memiliki punggung longitudinal yang ramping. Kayu bagian luar terisi kaku oleh kambium dan semakin lama menjadi cekung oleh waktu.

Daun biasanya berselang-seling, sempat berlawanan pada batang terbawah dan berselang di atas, kebanyakan berat dan ditopang oleh tangkai yang panjang. Daun tunggal berbentuk jantung, 15 sentimeter panjang dan 12 sentimeter lebar, dengan gagang daun yang panjang tersusun pada batang pokoknya yang keras dan berbulu.

Bunga dari capitulum memiliki 2 tipe: sebaris luar yang memiliki warna cerah, steril, bunga pita, yang biasanya berwarna kuning, tetapi bisa berubah dari kuning tua menjadi merah dan cokelat atau piringan bunga keunguan. Bunga tabung ini jumlahnya bisa mencapai 2.000 kuntum dalam satu tandan bunga. Penyerbukan terbuka (silang) dan dibantu oleh serangga. Pada hari yang cerah, tandan bunga majemuk mengikuti pergerakan harian matahari, yang gejalanya disebut heliotropisme. Tumbuhan mendapat keuntungan 10 persen lebih fotosintesis karena pergerakan ini.

Sedangkan morfologi biji (semen) bunga matahari memiliki ujung lancip, pipih, berbulu, bergaris putih, dan berwarna hitam. Biji bervariasi cukup besar pada ukuran dan berat, tetapi secara umum padat, berbujur rata, dengan potongan kerucut atas dan tempat dasar, potongan diamon yang kasar pada belahan total isi biji bergantung pada perhitungan susunan sel kotiledon.

Buahnya bertipe buah kurung (achene). Buah kering berdinding agak keras dan tak terlalu tebal ini sering disangka “biji” bunga matahari, karena memang tidak dapat dengan mudah dibedakan. Biji yang sesungguhnya terletak di dalam, terlindung oleh buah yang serupa tempurung.

Bunga matahari atau disebut juga dengan nama latin Helianthus annuus, L, dikutip dari Wikipedia, adalah tumbuhan asli dari Amerika Utara, daerah di sekitar Meksiko, Cile, dan Peru. Bunga matahari berasal dari familia Compositeae (Asteraceae), dan saat ini diperkirakan ada sekitar 67 spesies dalam genus Helianthus ini.

Bunga matahari menyukai tanah yang subur dan hangat. Tumbuhan ini menyukai suasana yang cerah. Mengingat asalnya, tumbuhan ini cocok tumbuh pada tempat dengan iklim subtropik. Di daerah tropika hasilnya tinggi jika ditanam pada dataran tinggi. Di daerah beriklim sedang seperti Eropa, tumbuhan ini hanya bisa ditanam pada musim semi hingga musim gugur dan harus dihindari terkena serangan beku (frost). Kerapatan tanam biasanya 60.000 hingga 70.000 tanaman per ha.

Di Tiongkok, bunga ini dikenal dengan nama xiang ri kui. Sementara di Indonesia tumbuhan ini memiliki banyak sebutan, di antaranya bunga panca matoari (Sumatera), tampong are (Madura), kembang srengenge (Jawa), bunga ledo mata (Maluku), purbanegara (Jawa Barat).

Budidaya bunga matahari dibedakan berdasarkan kegunaannya, yakni, kelompok penghasil minyak, dimanfaatkan minyak bijinya.  Kelompok pakan ternak, dipanen daunnya sebagai pakan atau pupuk hijau. Kelompok tanaman hias, yang memiliki warna kelopak yang bervariasi dan memiliki banyak cabang berbunga. Kelompok kuaci, untuk dipanen bijinya sebagai bahan pangan.

Tumbuhan ini telah dibudidayakan oleh orang-orang Indian Amerika Utara sejak ribuan tahun lalu. Selanjutnya tersebar ke Amerika Selatan dan menjadi salah satu sumber pangan bagi warga Inca. Setelah penaklukan oleh orang Eropa, bunga matahari diperkenalkan ke Eropa dan berbagai penjuru dunia lain pada abad ke-16. Semenjak abad ke-17, bijinya digunakan dalam campuran roti atau diolah sebagai pengganti kopi serta cokelat. Penggunaannya sebagai sumber minyak mulai dirintis pada abad ke-19.

Biji bunga matahari merupakan salah satu sumber minyak terbesar, khususnya  minyak yang bisa dimakan. Selain itu minyak bunga matahari biasanya juga digunakan sebagai bahan margarin, sabun, minyak pelumas, penerangan, serta  saus salad. Bila dicampur dengan minyak biji rami, minyak bunga matahari yang setengah jadi biasanya juga diajadikan bahan cat atau pernis.

Tak hanya itu. Daun bunga matahari ternyata juga biasa dimanfaatkan untuk makanan ternak. Sedang batangnya mengandung serat yang sering digunakan untuk bahan kertas. Saat ini, juga sedang dilakukan penelitian tentang kemungkinan penggunaan minyak bunga matahari untuk bahan bakar diesel.

Khasiat Herbal Tanaman Matahari

Berdasarkan data dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan, biji bunga matahari ternyata mengandung gizi yang cukup lengkap. Biji itu mengandung minyak nabati dengan kadar kolesterol rendah. Bunga matahari, dikutip dari pertanianku.com, bersifat rasa lembut dan netral. Bagian bunga mengandung bahan kimia seperti quercimeritrin, asam oleanolat, helianthoside A, B, dan C, serta asam echinocystat. Bagian biji bunga matahari mengandung bahan kimia seperti  beta sitosterol, prostaglandin E, asam klorogenik, asam quinat, phytin, dan 3,4- benzopyrene. Dalam 100 g minyak biji bunga matahari terdapat lemak jenuh 9,8 persen; lemak tak jenuh, seperti oleat 11,7 persen dan linoleat 72,9 persen.

Evaluasi aktivitas antimikroba dan in vitro antioksidan dari ekstrak biji bunga matahari, dilakukan oleh tim peneliti Departemen Biomedical SSN College of Engineering Tamil Nadu, India. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi antioksidan dan aktivitas antimikroba dari metanol ekstrak biji dari bunga matahari. Hasil penelitian menyebutkan ekstrak biji bunga matahari memiliki potensi sumber antioksidan yang berasal dari alam dan memiliki potensi yang kuat untuk digunakan sebagai antimikroba alami, memiliki suatu spektrum yang luas dari aktivitas terhadap bakteri dan jamur strain yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi. Karena sifat-sifat antioksidan, tanaman di atas dapat dianggap sebagai sumber alami antioksidan.

Tim peneliti dari Universitas Guru Jambheshwar Fakultas Sains dan Teknologi Hisar India, yang meneliti pengaruh antidiabetes pada biji bunga matahari pada jenis diabetes melitus tipe 2, menyebutkan hasil  ekstrak etanol biji bunga matahari memiliki potensi  antidiabetes pada diabetes mellitus tipe 2. Asam klorogenat dalam biji dilaporkan memiliki efek antidiabetes.

Tim peneliti dari Departemen Farmakologi dan Terapi, Universitas Delta State Abraka, Nigeria, meneliti kegiatan analgesik dan antiinflamasi ekstrak etanol daun bunga matahari pada tikus Wistar. Hasilnya menunjukkan pengobatan dengan dosis diuji ekstrak secara efektif menghambat edema kaki yang disebabkan oleh albumin telur. Observasi ini mengkonfirmasi kehadiran aktivitas antiinflamasi dan anti-noiciceptive kuat dalam ekstrak etanol daun bunga matahari.  

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home