Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 21:12 WIB | Senin, 17 Desember 2018

Cendana, Minyaknya Berkhasiat Menenangkan

Cendana (Santalum album, Linn.). (Foto: tropical.theferns.info)

Cendana (Santalum album, Linn.). (Foto: tropical.theferns.info)

 SATUHARAPAN.COM – Cendana, mengutip dari Wikipedia, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya biasa digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka).

Cendana, yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama   Indian Sandalwood, dikutip dari academia.edu, merupakan komoditas legendaris dari kepulauan Nusa Tenggara, yang kini dikenal sebagai Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebarannya di Indonesia meliputi Timor, Sumba, Flores, Alor, Kepulauan Nusa Tenggara Timur, Gunung Kidul, Bondowoso, bahkan Aceh. Sedangkan sebarannya di dunia meliputi India bagian selatan, Sri Lanka, Malaysia, Australia, dan Kepulauan Pasifik, selain Indonesia.

Cendana dari Nusa Tenggara Timur, dikutip dari researchgate.net, mempunyai keunggulan, di antaranya memiliki kadar minyak dan produksi kayu teras yang tinggi. Kayu cendana menghasilkan minyak atsiri dengan aroma yang harum dan banyak digemari, sehingga mempunyai nilai pasar yang cukup baik.  

Kandungan senyawa  santalol pada batang dan akar cendana membuat batang kayu cendana menjadi harum. Senyawa santalol ini digunakan untuk bahan dasar dalam industri farmasi dan kosmetika. Minyak cendana merupakan minyak yang sangat harum, oleh karena itu minyak ini digunakan sebagai pengikat bahan pewangi lain (fiksasi) yang digunakan dalam industri parfum, dan hasilnya sebagian besar diekspor.

Rahayu dan kawan-kawan, dalam buku yang berjudul Cendana; Deregulasi dan Strategi Pengembangannya (Bogor: World Agroforestry Centre - ICRAF tahun 2002), mengungkapkan minyak cendana dapat digunakan untuk menyembuhkan sakit perut,asma, sakit kulit, infeksi ginjal, berbagai peradangan, obat penenang, obat mengurangi rasa nyeri, antikanker, antibakteri, dan aromaterapi. Ampas serbuk sisa hasil penyulingan kayu cendana masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku wangi-wangian, campuran dupa, dan hio yang digunakan untuk acara-acara kegiatan ritual atau keagamaan.

Andria Agusta dan Yuliasri Jamal dari Laboratorium Fitokimia Balitbang Botani Puslitbang Biologi LIPI Bogor, dalam penelitian yang berjudul “Fitokimia dan Farmakologi Cendana (Santalum album L )”, menyebutkan aromaterapi minyak cendana dikenal sebagai salah satu bahan alami yang berkhasiat sebagai sedatif, relaksasi, dan mengatasi kasus insomnia serta serangan asma.

Selain itu minyak cendana bersifat menghalangi efek karsinogenik dari zat kimia alfa-santalol sebagai komponen utama minyak cendana dapat mengurangi kasus papiloma (tumor kulit) sebesar 32 persen.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal internasional Planta Medica, seperti dikutip dari draxe.com, menyebutkan para peneliti menemukan bahwa senyawa utama cendana, alfa-santalol, dalam minyak cendana yang digunakan dalam aromaterapi dapat membuat relaks dan menenangkan hati , mengurangi kecemasan, mengurangi stress, dan depresi .

Pemerian Botani Cendana

Secara morfologis,dikutip dari unpad.ac.id, cendana memiliki karakteristik, di antaranya pohon kecil sampai sedang, tingginya bisa mencapai 20 m dan diameter 40 cm, bertajuk ramping atau melebar, batang bulat agak berlekuk-lekuk, akar tidak berbanir.

Daun cendana merupakan daun tunggal, berwarna hijau, berukuran kecil-kecil dan relatif jarang. Bentuk daun bulat memanjang, ujung daun lancip, dasar daun lancip sampai seperti bentuk pasak, pinggiran daunnya bergelombang dan tangkai daun kekuning-kuningan.

Pohon cendana mempunyai ciri-ciri arsitektur tanaman berupa batang monopodial, mengarah ke atas, pertumbuhan kontinu. Bunga tumbuh di ujung dan atau di ketiak daun. Bentuk bunga seperti payung menggarpu atau malai, dengan hiasan bunga seperti tabung, berbentuk lonceng, yang pada awalnya berwarna kuning, kemudian berubah menjadi merah gelap kecokelatan.

Inti kayu (empulur) cendana keras, serat- seratnya rapat, berwarna cokelat kekuningkuningan. Gubalnya berwarna putih dan tidak berbau. Pembentukan kayu teras dimulai pada umur 4 – 6 tahun dan terbentuk sempurna pada umur setelah 30 – 80 tahun.

Teras kayu cendana, ada yang berwarna gelap dan ada pula yang berwarna terang. Teras cendana yang berwarna terang mengandung minyak lebih banyak daripada yang berwarna gelap. Pertumbuhan  lingkar batang agak lambat,  yaitu sekitar 1 cm per tahun dan pembentukan teras mencapai 1-2 kg per tahun.  

Bentuk buah cendana merupakan buah batu (drupe), jorong, kecil, berwarna merah kehitam-hitaman. Pada waktu masak daging kulit buah berwarna hitam, mempunyai lapisan eksocarp, mesocarp berdaging, endocarp keras.

Buah terletak di ujung ranting berjumlah 4 – 10 buah. Pohon cendana mulai berbunga dan berbuah pada umur 5 tahun serta dalam 1 tahun berbuah dua kali.

Tanaman cendana, dikutip dari unud.ac.id, memiliki nama ilmiah Santalum album, Linn. Cendana  juga memiliki beberapa nama daerah, di antaranya candana (Minangkabau), tindana, sindana (Dayak), candana (Sunda), candani (Jawa), candhana, candhana lakek (Madura), candana (BeIitung), ai nitu, dana (Sumbawa), kayu ata (FIores), sundana (Sangir), sondana (Sulawesi Utara), ayu luhi (Gorontalo), candana (Makasar), ai nituk (Roti), hau meni ai kamelin (Timor), kamenir (Wetar), maoni (Kisar).

Cendana, mengutip dari researchgate.net , merupakan salah satu marga dari 25 suku Santalaceae yang penyebarannya mulai dari Malaysia bagian Timur, Australia sampai di sebelah timur Kepulauan Polynesia.

Santalum album Linn., merupakan jenis yang tumbuh alami di kawasan Asia. Beberapa pakar meyakini bahwa Santalum album Linn., berasal dari kepulauan Indonesia di sebelah tenggara, terutama di antaranya Pulau Timor dan Pulau Sumba. Dalam dunia perdagangan, cendana dikenal dengan nama sandalwood.

Di luar Indonesia, kayu cendana antara lain dikenal dengan nama east Indian sandalwood, white sandalwood dan yellow sandalwood (Inggris, Amerika Serikat), bois santal (Spanyol, Italia), echte sandal (Belanda), echtes sandelholtz (Jerman), chendana (Malaysia), santaku (Burma), chantana (Thailand), bach (Vietnam), sandal, chandal, chandam, gundala dan suket (India).

Kayu cendana wangi, menurut Wikipedia, kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.

Cendana, dikutip dari unpad.ac.id, sudah sulit ditemukan di pulau-pulau yang dahulu dikenal mempunyai banyak pohon cendana. Di Nusa Tenggara Timur, dalam kurun waktu 10 tahun (1987 sampai dengan 1997) jumlah pohon cendana mengalami penurunan hingga 53,95 persen yaitu dari 554.942 pohon menjadi 250.940 pohon.

Cendana merupakan sumber penghasil minyak atsiri dan merupakan komoditi hasil hutan bukan kayu yang potensial di Provinsi NTT dan tergolong mewah karena sifat kayu terasnya yang khas, dan mengandung minyak dengan aroma yang spesifik.

Saat ini, cendana, dikutip dari ugm.ac.id, telah menjadi tumbuhan langka yang perlu dilindungi dalam kategori rentan (vulnerable), sesuai dengan status cendana yang dikeluarkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada tahun 1998. Kegiatan konservasi cendana telah dilakukan sejak tahun 1968 dengan mengintroduksi cendana ke Pulau Jawa menggunakan materi yang berasal dari permudaan alam di Pulau Timor. Pada akhir tahun 1993 dibangun pertanaman uji genetik berupa kombinasi uji keturunan dan provenan di Petak 17 Hutan Pendidikan Wanagama I.

Saat ini selain di Hutan Pendidikan Wanagama I Gunungkidul, dijumpai permudaan alam cendana dengan berbagai tingkatan umur di beberapa lokasiyang tersebar di Gunungkidul, salah satunya di Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.

Manfaat  Herbal Cendana

Dalam peradaban Timur, dikutip dari plantamor.com, cendana telah digunakan secara tradisional semenjak 4000 tahun yang Ialu. Minyak atsiri yang diperoleh dari kayu cendana digunakan dalam upacara keagamaan dan sebagai obat-obatan.

Dalam kebudayaan Barat, cendana hanya digunakan sebagai bahan parfum kelas utama. Setelah tahun 1920-an, sejalan dengan perkembangan aromaterapi, bangsa Barat mulai memanfaatkan cendana sebagai bahan obat-obatan.

Minyak cendana mengandung tiga komponen utama, yaitu santalol, santalil asetat, dan santalene. Komponen utama terbesar yang terkandung dalam minyak cendana adalah senyawa santalol, yang merupakan senyawa alkohol.

Kandungan santalol dalam minyak cendana dapat mencapai hingga 90 persen atau lebih. Standar perdagangan internasional minyak cendana menunjukkanbahwa minyak cendana dengan kandungan santalol minimal 90 persen merupakan kualitas utama.

Santalol, dikutip dari researchgate.net, merupakan komponen utama minyak cendana dan telah digunakan sebagai indicator dalam menentukan kualitas minyak cendana. Minyak atsiri yang berasal dari tanaman cendana diperoleh melalui penyulingan uap secara langsung dan steam dari batang kayu,ranting, cabang ranting, dan akar pohon cendana.  

Cendana, dikutip dari unud.ac.id, merupakan kayu mewah  yang diperdagangkan berdasarkan berat dalam kilogram, tidak seperti jenis-jenis kayu lain misalnya jati, mahoni, meranti, ramin, dan lain-lain, yang dijual dalam volume meter kubik. Kemewahan kayu cendana terletak pada aroma kayunya yang wangi dan khas, sehingga harga jualnya pun sangat tinggi.

Daun cendana dapat juga digunakan untuk mengobati demam, dan dalam bidang keagamaan kayu cendana ada hubungannya dengan pengaruh agama Hindu dan Buddha, sebab digunakan untuk membangun candi dan kuil, serta dipakai untuk membakar mayat menurut agama Hindu .

Partomuan Simanjuntak dari Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, Cibinong, Jawa Barat, meneliti uji antibakteri ekstrak metanol kayu cendana. Ia melakukan identifikasi senyawa bioaktif antibakteri dari ekstrak kayu cendana, melalui uji antibakteri dengan melihat pengaruh pemberian ekstrak terhadap pembentukan zona hambat pada bakteri Salmonella typhimurium, Escherichia coli, Klebsiella sp., dan Staphylococcus aureus.

Hasil penelitiannya menunjukkan terdapat tiga senyawa kimia yang mempunyai aktivitas pembentukan zona hambat pada bakteri bakteri S. typhimurium dan S. aureus.

Kesimpulannya, senyawa kimia dan santalol berpengaruh terhadap pembentukan zona hambat bakteri S. typhimurium dan S. aureus pada konsentrasi 50 persen, sedangkan fraksi SAFR-4 yang mengandung senyawa epi- santalen berpengaruh terhadap pembentukan zona hambat bakteri S. typhimurium pada konsentrasi 50 persen.

Simrandeep Singh dan kawan-kawan di M Pharm (Pharmacology) Parexel International Corp, Chandigarh, India, meneliti ekstrak kayu cendana yang digunakan untuk evaluasi aktivitas antiinflamasi menggunakan model edema cakar karagenan yang diinduksi dan model granuloma pellet yang diinduksi kapas.

Hasil yang dilaporkan mendukung dan membenarkan penggunaan tradisional ekstrak kayu batang dari cendana untuk pengobatan peradangan dan ulkus.

Tim peneliti dari Departemen Farmakologi, Nargund College of Pharmacy, Dattatreyanagar, Bangalore Karnataka, India, dan Laboratorium Penelitian Produk Alami, Anwarul Uloom College of Pharmacy, New Mallepally, Hyderabad, Andhra Pradesh, India, serta Bagian Ilmu Biomedis dan Departemen Patologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Putra Malaysia, Departemen Radiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, meneliti aktivitas anti-ulkus dari kayu cendana. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan proteksi lambung sebagai penurunan yang signifikan pada rata-rata jumlah ulkus, keparahan ulkus dan indeks ulkus kumulatif diamati pada kelompok uji. Bukti histopatologi mendukung temuan di atas.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Complementary Therapies in Clinical Practice, dikutip dari  draxe.com, menemukan bahwa pasien yang menerima perawatan paliatif merasa jauh lebih santai dan kurang cemas,  ketika mereka menerima aromaterapi dengan cendana sebelum menerima perawatan, dibandingkan dengan pasien yang tidak menerima cendana.

Cendana juga merupakan agen antiinflamasi yang dapat memberikan bantuan dari peradangan ringan seperti gigitan serangga, iritasi kontak, atau kondisi kulit lainnya.

Sebuah studi 2014 menemukan bahwa senyawa aktif dalam cendana dapat menurunkan penanda peradangan dalam tubuh yang disebut sitokin.

Menurut sebuah ulasan ilmiah berjudul “Minyak Album Sandalwood sebagai Terapi Botani dalam Dermatologi” yang diterbitkan pada tahun 2017, uji klinis mengungkapkan kemampuan minyak cendana membantu secara alami memperbaiki jerawat, eksim, psoriasis, kutil umum, dan kontagiosum moluskum.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home