Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 13:39 WIB | Jumat, 18 Oktober 2019

Chamomile, Teh Herbal Populer

Chamomile atau kamomila (Matricaria recutita, L.). (Foto: Wikifarmer)

SATUHARAPAN.COM – Chamomile tea tentu tidak asing lagi bagi penyuka minuman teh. Soal rasa dan selera, tinggal pilih brand yang memproduksinya.

Begitu populernya chamomile tea hingga penulis cerita Beatrix Potter dalam The Tale of Peter Rabbit (pada 1902), menyisipkannya dalam buku ceritanya ketika tokoh Peter mendapatkan teh chamomile setelah dikejar oleh Mr McGregor.

Chamomile tea adalah teh herbal. Walaupun disebut “teh”, ramuan atau minuman ini tidak mengandung daun dari tanaman teh yang biasa kita minum, Camellia sinensis, yang hamparan pohonnya dapat kita saksikan di kawasan Puncak, Jawa Barat.

Teh herbal, yang dalam bahasa Inggris disebut tisane atau herbal tea, adalah sebutan bagi ramuan bunga, daun, biji, akar, atau buah kering untuk membuat minuman yang juga disebut teh herbal. Selain chamomile, atau kamomila, bahan-bahan yang dikumpulkan dari kebun, seperti bunga kembang sepatu, bunga seruni, atau juga daun-daun beraroma harum seperti pepermin dan rosemary, setelah dikeringkan, bisa diramu menjadi teh herbal.

Teh herbal ini, dikutip dari Wikipedia, biasanya diseduh dengan air panas untuk mendapatkan minuman yang beraroma harum. Teh herbal dari bahan biji tumbuhan atau akar, sering tak cukup dikeringkan, namun perlu direbus terlebih dulu sebelum disaring dan siap disajikan.

Sebaliknya, walaupun mengandung ramuan bunga atau buah kering, teh yang berasal dari daun the, seperti teh melati atau teh Earl Grey, tidak disebut sebagai teh herbal. Campuran jeruk bergamot dalam teh Earl Grey, atau bunga melati ke dalam teh melati, itu dimaksudkan sebagai pengharum untuk membuat variasi aroma teh.

Teh herbal tersedia dalam kemasan kaleng, kantong teh, atau teh herbal siap minum dalam kemasan kotak. Teh herbal juga sering diiklankan sebagai minuman kesehatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Teh chamomile, misalnya, sejak lama masyarakat  memanfaatkannya sebagai obat herbal. Mengutip dari Wikipedia, chamomile dapat digunakan untuk menyembuhkan sakit perut, radang pada usus, dan sebagai obat tidur (penenang). Chamomile juga digunakan untuk pembersih mulut, untuk menyembuhkan mukositis, suatu penyakit pada membran mukosa.

Chamomile juga dijuluki sebagai “tanaman dokter” karena bisa membantu pertumbuhan tanaman lain di dekatnya, terutama yang menghasilkan sari minyak (essential oil) seperti jenis tanaman mint (spearmint, sage, oregano).

Penelitian terakhir yang dilakukan terhadap tikus percobaan yang menderita diabetes oleh para peneliti dari Inggris dan Jepang menunjukkan tikus yang diberikan ekstrak chamomile selama 21 hari, kadar glukosa dalam darahnya menurun drastis dibandingkan tikus yang tidak diberi chamomile.

Pemerian Botani Tanaman Chamomile

Chamomile atau german chamomile adalah tumbuhan semusim dari keluarga bunga matahari, Asteraceae. Tanaman ini tumbuh di seluruh wilayah Eropa dan wilayah Asia yang memiliki empat musim. Chamomile juga tersebar luas di Amerika Utara dan Australia.

Chamomile, mengutip dari Wikipedia, memiliki nama binomial Matricaria recutita, L., dengan sinonim Matricaria chamomilla. Chamomile adalah penulisan nama berdasarkan American English, sementara dalam ejaan British English tumbuhan ini dituliskan camomile, dan keduanya memiliki pengucapan berbeda.

Wikipedia juga menyebutkan, ada dua tipe chamomile yang biasa dimanfaatkan, yakni German chamomile atau chamomile jerman (Matricaria recutita) dan Roman chamomile atau chamomile romawi (Chamaemelum nobile).

Chamomile memerlukan tanah yang terbuka untuk pertumbuhannya. Biasanya tanaman ini tumbuh liar di pinggir jalan, atau di ladang-ladang. Tanaman chamomile dapat tumbuh setinggi 15 sampai 60 cm. Daunnya yang panjang dan kecil, berkelompok dua atau tiga daun dalam satu tangkai.

Tanaman chamomile diketahui rentan terhadap banyak jamur, serangga, dan virus. Jamur seperti Albugo tragopogonis (karat putih), Cylindrosporium matricariae, Erysiphe cichoracearum (embun tepung), dan Sphaerotheca macularis (embun tepung) dikenal sebagai patogen tanaman chamomile. Kutu daun telah diamati juga memakan tanaman chamomile dan ngengat Autographa chryson menyebabkan defoliasi.

Penelitian Lebih Lanjut

Wikipedia menyebutkan, manfaat kesehatan dari minyak esensial chamomile dapat dikaitkan dengan sifat-sifatnya sebagai antispasmodik, antiseptik, antibiotik, antidepresan, antineuralgik, antiphlogistic, karminatif, dan zat kolagogik. Selain itu, tercatat juga sifatnya sebagai penyembuh luka, analgesik, penurun panas, hati, obat penenang, saraf, pencernaan, tonik, antispasmodik, bakterisida, sudorific, lambung, anti-inflamasi, anti-infeksi, vermifuge.

Minyak chamomile adalah minyak yang diekstrak dari bunga chamomile, yang sangat populer sebagai tanaman berbunga. Dari dua jenis chamomile, chamomile romawi, dan chamomile jerman, meskipun minyak atsiri yang diekstraksi dari kedua varietas sangat mirip dalam beberapa sifat obat, komposisinya berbeda dan keduanya memang memiliki kualitas spesifik tertentu yang patut diperhatikan.

Minyak chamomile romawi terdiri atas alfa pinene, beta pinene, camphene, caryophyllene, sabinene, myrcene, gamma-terpinene, pinocarvone, farsenol, cineole, propyl angelate, dan butyl angelate. Minyak chamomile jerman, di sisi lain, terdiri atas azulene (juga disebut chamazulene), alpha bisabolol, bisabolol oxide-A & B, dan bisabolene oxide-A.

Sementara minyak chamomile romawi lebih menenangkan dan berfungsi sebagai emmenagog yang lebih baik, minyak chamomile jerman adalah agen anti-inflamasi yang sangat kuat karena adanya senyawa yang disebut azulene. Azulene adalah senyawa nitrogen yang bertanggung jawab untuk memberikan minyaknya warna biru tua.

Patut disayangkan sampai saat ini masih sedikit penelitian ilmiah yang menunjukkan chamomile efektif mengatasi insomnia, kram perut, atau penyakit eksim pada kulit.

Bahkan seperti dikutip dari ABC Australia, penggunaan chamomile memiliki efek samping dan dampak yang tidak terlalu baik. Lazimnya keluarga dari bunga aster, serbuk dari chamomile berpotensi menyebabkan reaksi alergi seperti merah-merah pada kulit, muntah, atau memperburuk kondisi orang yang menderita asma.

Konsumsi chamomile sekadar sebagai minuman teh herbal, tidak menjadi masalah. Namun, chamomile sangat tidak disarankan dikonsumsi berlebihan, termasuk bagi pemakai obat medis penyakit jantung. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home