Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 16:43 WIB | Minggu, 30 Juni 2019

Ciao Lucifer Bawakan Lagu “Bojoku Galak”

Kolaborasi Ciao Lucifer dan Rubah Di Selatan pada konser di Tembi Rumah Budaya, Kamis (27/6) malam. (Foto: Moh. Jauhar al-Hakiki)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Duo musisi asal Belanda yang tergabung dalam Ciao Lucifer, pada Kamis (27/6) malam menampilkan komposisi lagu ciptaan di Tembi Rumah Budaya, Jalan Parangtritis No Km 8.4, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Konser tersebut merupakan rangkaian tur Ciao Lucifer di tiga kota di Indonesia, yakni di Yogyakarta di Tembi Rumah Budaya, Kamis (27/6), di Solo di Studio Lokananta, Rabu (3/7), dan di Jakarta di Erasmus Huis, Sabtu (6/7).

Lebih dari sepuluh komposisi sederhana dalam warna musik rock dibawakan oleh Marnix Dorrestein (gitar, vokal) dan Willem Wits (drum, vokal) selama satu jam pementasan. Komposisi lagu tersebut di antaranya In While I Out, Too Fast!, For Real, Will it Ever Disappear, Framed.

Sebelum duo Marnix-Willem tampil, grup musik Rubah di Selatan (RDS) membuka panggung dengan dua repertoar dari album terbaru RDS berjudul Anthera.

Pementasan duo musisi Belanda yang difasilitasi Erasmus Huis dan Warta Jazz merupakan kelanjutan dari perjumpaan Marnix dan Willem dengan grup musik asal Yogyakarta Rubah di Selatan yang tahun lalu melakukan tur ke Eropa. Saat RDS tampil di A Day in the Forest, sebuah festival di tengah hutan di Desa Landgoed de Paltz, Soest, yang terletak sekitar satu jam dari Amsterdam itulah, kedua grup musik bertemu.

Pemain perkusi RDS Ronie Udara kepada satuharapan.com di sela-sela konser Ciao Lucifer menjelaskan bahwa musik yang ditampilkan RDS dengan warna folk saat tampil pada A Day in the Forest mendapat respons yang bagus salah satunya dari Ciao Lucifer.

“Saat mereka (Ciao Lucifer) akan tampil dalam turnya ke Indonesia, salah satunya di Yogyakarta, RDS diajak terlibat. Tiga hari kami berproses membuat dua komposisi baru dengan menggabungkan dua warna musik dan latar belakang budaya yang berbeda. Tadinya kedua komposisi tersebut hendak direkam di Lokananta (Solo). Namun, karena keterbatasan waktu, hanya ditampilkan di Tembi. Rekamannya (saat tampil di Tembi) nanti rencananya dijadikan master untuk proses berikutnya,” jelas Ronie kepada satuharapan.com, Kamis (27/6) malam.

Dua komposisi kolaborasi antara Ciao Lucifer dan Rubah di Selatan dimainkan menutup penampilan konser Ciao Lucifer dengan warna musik yang beragam rock dan unsur folk, salah satunya mengambil potongan lagu Sinanggar Tullo dari Tapanuli.

Ada satu sesi menarik dari konser Ciao Lucifer dimana duo Belanda tersebut mengaransemen ulang lagu Bojo Galak yang dipopulerkan penyanyi dangdut Via Vallen maupun Nella Kharisma dalam warna musik rock yang sederhana yang mampu menembus batas psikologis musik, bahkan latar belakang budaya yang berbeda.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home